Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Makna yang Terselubung dari Nama Nabi Syuaib

16 April 2020   05:27 Diperbarui: 17 April 2020   01:24 4314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: momentmag.com/jethros-legacy)

Melalui studi perbandingan agama, kita dapat mengetahui jika yang dikenal sebagai nabi Shu'ayb dalam tradisi Islam adalah sama dengan seseorang yang bernama Yitro (Jethro) yang disebut di dalam Alkitab.

Hal ini dapat dikuatkan terutama dengan mencermati pernyataan dalam Al-Quran (surat Al Qasas ayat 23-28), yang membahas perjumpaan nabi Musa dengan seorang sheikh atau pemimpin kaum Madyan (yang oleh para ahli tafsir mengidentifikasinya sebagai nabi Shu'ayb), yang kemudian menikahkannya dengan salah seorang anak perempuannya. 

Lalu, dengan kisah senada yang diriwayatkan dalam Alkitab (Keluaran 18), yang menyebutkan Yitro, seorang gembala Keni dan pendeta kaum Midian, sebagai mertua Nabi Musa.

Hal yang perlu mendapat perhatian di sini adalah penyebutan Yitro sebagai seorang gembala suku Keni. 

Banyak kalangan menyebutkan bahwa 'Keni' adalah terjemahan bahasa Ibrani "Qeyniy". Yang oleh Heinrich Friedrich Wilhelm Gesenius (1786-1842), seorang orientalis Jerman, dan kritikus Alkitab, dijelaskan bahwa nama tersebut berasal dari nama Kain (Qayin), putra pertama Nabi Adam.

Penjelasan nama suku Keni sebagai bentuk derivasi dari nama Cain putra Adam (sumber: www.blueletterbible.org)
Penjelasan nama suku Keni sebagai bentuk derivasi dari nama Cain putra Adam (sumber: www.blueletterbible.org)

Pemahaman bahwa suku Keni merupakan keturunan dari Cain inilah yang mendasari sebagian kalangan ada yang berpendapat jika suku Keni (suku nomaden yang mendiami wilayah kuno Levant) konon berasal atau bermigrasi dari Asia selatan. Dikarenakan, dalam tradisi agama Samawi (Yahudi, Kristen, maupun Islam) dipercaya bahwa Nabi Adam diturunkan di India.

Di sisi lain, data studi genetik mutakhir pun pada dasarnya telah menyiratkan adanya gelombang migrasi pada masa prasejarah yang berasal dari Asia selatan dan Asia Tenggara, yang menyebar ke Eurasia, Timur Tengah, hingga Eropa. (Lebih jauh mengenai hal ini Insya Allah akan saya bahas di lain waktu)

Selain Nama Shu'ayb dan Yitro, ada pula disebut nama "Reuel" disebut sebagai mertua Musa Dalam Alkitab Keluaran 2: 18, tetapi kemudian kembali disebut sebagai "Yitro" pada Keluaran 3: 1.

Fakta bahwa ada tiga nama (Shu'ayb, Yitro, dan Reuel) untuk satu orang yang sama, tidak perlu membuat kita memunculkan pertanyaan "mana nama yang asli?" karena bisa dikatakan semua asli dan memiliki nilai pemaknaan tersendiri. Berikut ini makna nama-nama tersebut...

Makna nama Shu'ayb, Yitro, dan Reuel

beberapa kalangan menyebutkan jika makna nama Shu'ayb adalah: "yang menunjukkan jalan yang benar", seperti yang disebutkan dalam buku "Roads to Paradise: Eschatology and Concepts of the Here after in Islam"(sumber di sini) 

Dalam buku "The Making of the Last Prophet: A Reconstruction of the Earliest Biography of Muhammad" oleh: Muammad Ibn Isq, Gordon Darnell Newby (1989) disebutkan makna "Shu-ayb" adalah: cabang / ranting.

Makna nama Shu-ayb di buku The Making of the Last Prophet: A Reconstruction of the Earliest Biography of Muhammad (dokpri)
Makna nama Shu-ayb di buku The Making of the Last Prophet: A Reconstruction of the Earliest Biography of Muhammad (dokpri)

Dalam buku "Ismail Hakki Bursevi's Translation of and Commentary on Fus Al-ikam by Muhyiddin Ibn Arabi, Volume 1" (1986), disebutkan makna "Shu-ayb" adalah: percabangan.

Makna nama Shu'ayb di buku Ismail Hakki Bursevi's Translation of and Commentary on Fus Al-ikam by Muhyiddin Ibn Arabi, Volume 1 (1986) (dokpri)
Makna nama Shu'ayb di buku Ismail Hakki Bursevi's Translation of and Commentary on Fus Al-ikam by Muhyiddin Ibn Arabi, Volume 1 (1986) (dokpri)

Adapun etimologi nama Shu'ayb saya temukan dalam bahasa Urdu, yang kurang lebih menunjukkan kesamaan makna yang disebutkan di atas, yaitu: 'Shu' artinya: pertunjukkan / menunjukkan; 'Ayb' artinya: adil / jujur / sedang / menengah / pertengahan. (sumber di sini)

Demikianlah, keseluruhan makna nama 'shu-ayb' ini pada dasarnya menunjukkan hubungan yang sangat erat dengan makna 'madyan' atau 'midian' sebagai "negeri tengah" atau "negeri pertengahan" yang menjadi "percabangan" antara wilayah timur dan barat, sebagaimana yang telah dibahas dalam tulisan sebelumnya "Temuan Jejak Orang Madyan, Aikah, dan Rass yang Disebut dalam Al-Quran".

Hal ini pada gilirannya juga menguatkan hipotesis saya sebelumnya bahwa nama Madyan berasal dari kata Sanskerta 'madya' yang berarti 'tengah', dan bentuknya dalam literatur Eropa 'Midian' berasal dari kata 'mid' yang juga berarti 'tengah' atau 'pertengahan'. 

Jadi, sekali lagi, nama Madyan bukanlah berasal dari nama anak Nabi Ibrahim, Madyan bin Ibrahim, seperti yang selama ini diamini oleh banyak kalangan.

Adapun makna 'Yitro' adalah: keunggulan (preeminence), sementara 'Reuel' adalah: Tuhan adalah teman, sebagaimana yang dijelaskan R. J. Rushdoony (1916-2001), seorang filsuf, sejarawan, dan teolog, dalam bukunya "Exodus: Volume II of Commentaries on the Pentateuch".

Penjelasn makna nama Yitro dan Reuel dalam buku
Penjelasn makna nama Yitro dan Reuel dalam buku "Exodus: Volume II of Commentaries on the Pentateuch" (dokpri)

Hikmah yang perlu dipahami dari fakta ini, adalah bahwa seorang tokoh besar setingkat seorang nabi adalah wajar memiliki banyak nama. Yang mana nama-nama tersebut merepresentasi rekaman aspek khusus atau nilai-nilai esensial yang melekat pada takdir tokoh atau nabi tersebut.

Jadi, misalnya, ketika Imam Mahdi dalam literatur Buddhis disebut dengan nama 'Maitreya' yang berasal dari kata sanskerta 'mitra' yang artinya: teman, sahabat, atau kawan, maka, bisa jadi hal itu mengisyaratkan bahwa di masa depan nanti, aspek watak atau pribadi seorang Mahdi mungkin lebih senang dengan panggilan akrab 'kawan' dari pada 'imam' - yang berarti bisa jadi doi basic-nya adalah seorang anak gaul. 

...hmm, let's see later...

Sekian. Semoga bermanfaat. Salam. 

Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini: kompasiana.com/fadlyandipa
Fadly Bahari, Pare-Kediri, 16 April 2020 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun