Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Tanna Tuwa", Nama Melayu di Wilayah Paling Terpencil di Jantung Asia

28 Februari 2020   01:19 Diperbarui: 28 Februari 2020   12:02 1949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dikutip dari halaman world-archaeology.com; Pada tahun 1971, Mikhail Gryaznov, seorang profesor arkeologi Siberia yang terkenal, dan arkeolog Tuvan, Mongush Mannai-ool, menghabiskan empat musim untuk menggali salah satu gundukan ini - sekarang dikenal sebagai Arzhan I - dan menghasilkan penemuan-penemuan yang sensasional.

Pertama, adalah temuan pemakaman 160 kuda yang dikubur secara keseluruhan. Mikhail Gryaznov menyimpulkan bahwa kuda-kuda itu adalah pengorbanan yang dilakukan oleh suku-suku yang berbeda, beberapa di antaranya tinggal jauh dari Lembah Para Raja.

Kedua, dan yang paling penting, adalah tanggalnya, karena radiokarbon secara konsisten menempatkan penguburan pada pergantian abad ke-9 dan ke-8 SM, beberapa abad lebih awal dari yang diperkirakan dan jauh sebelum penyebutan pertama Scythians nomaden dalam sumber tertulis. Karena itu perlu untuk merevisi banyak ide dan hipotesis yang telah dikembangkan.

Selanjutnya, dua dekade kemudian, pada gundukan makam besar lainnya yang sekarang disebut sebagai Arshan II, dilakukan proyek penggalian yang berlangsung dari tahun 1998 hingga 2002. Penggalian tersebut merupakan proyek kerjasama Rusia-Jerman di bawah arahan Konstantin Chugunov dari Museum Hermitage dan Hermann Parzinger dan Anatoli Nagler dari German Archaeological Institute.

Pada tahun 2001, di kedalaman lebih dari 4 meter, berhasil ditemukan ruang penguburan berisi seorang pria dan seorang wanita yang dimakamkan dengan 9.300 benda, yang 5.700 diantaranya terbuat dari emas. (sumber di sini)

Lansekap Siberia selatan (sumber: www.world-archaeology.com)
Lansekap Siberia selatan (sumber: www.world-archaeology.com)
Sekian uraian ini, semoga bermanfaat. Salam.

Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini: kompasiana.com/fadlyandipa
Fadly Bahari, Pare - Kediri, 28 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun