Dengan mengetahui bentuk bumi yang mereka tinggali, dengan mudah mereka mengasumsikan bahwa jalur gerak matahari (dari mulai terbit, tenggelam, lalu kembali terbit) tentulah membentuk lingkaran. Asumsi tersebut pada hari ini, dalam ilmu fisika dikenal sebagai "gerak semu harian matahari".Â
Dari mengetahui hal ini, juga timbul pemahaman mereka bahwa ketika matahari sedang menyinari wilayah mereka (siang hari), dalam waktu bersamaan, di bagian bumi yang lain mengalami gelap (malam hari).
Dari pemahaman-pemahaman inilah timbul gagasan orang di masa kuno untuk merekam capaian berpikir itu dalam bentuk simbol Sun Cross atau Wheel Cross (Lintas Surya).
Sebagai bahan perbandingan, silahkan mencermati teori evolusi Swastika yang disajikan James Churchward dalam bukunya The Sacred Symbols of Mu, yang terbit pada tahun 1933, berikut ini....
Sebagaimana setiap hasil capaian berpikir yang senantiasa dihargai penemunya, demikian pulalah simbol Sun Cross juga mendapatkan penghargaan yang tinggi dari orang-orang di masa kuno. Ekspresi penghargaan semacam ini setidaknya hingga hari ini tetap dapat kita temukan dalam prilaku manusia.
Dengan menempati status penghargaan yang tinggi, dengan sendirinya Sun Cross menjadi objek yang terjaga keberadaannya. Hingga dalam perkembangan selanjutnya, pada titik di mana orang di masa kuno jenuh dengan tampilan Sun Cross yang berbentuk lingkaran, mendorong mereka untuk memodifikasinya ke bentuk kotak atau Square.
Lalu, ketika tiba pada masa dimana daya imajinasi mereka telah jauh lebih berkembang, akhirnya tercetus ide mereka untuk lebih mengembangkan simbol Sun Cross Square dengan memodifikasi bentuk tanpa menghilangkan bagian-bagiannya. Solusinya, yaitu dengan membuka sisi luar Sun Cross Square sekitar 45 derajat dengan titik sumbu putar berada di ujung garis vertikal dan horisontal. Hasilnya, lahirlah simbol Swastika. (lihat gambar di bawah)
Swastika sebagai simbolisasi kosmologi  empat unsur
Ada juga kemungkinan jika motivasi orang di masa kuno untuk memodifikasi Sun Cross ke bentuk Kotak lalu kemudian membentuknya menjadi Swastika, didorong oleh kebutuhan membuat simbolisasi kosmologi  empat unsur. Dengan kata lain, bisa jadi orang-orang di masa kuno telah paham betul makna penting dari kontinuitas.