Waktu tempuh Ini hampir mirip dengan waktu tempuh pelayaran Tome Pires dari Malaka ke Kanton. Berangkat pada bulan Juni dan tiba pada bulan Agustus 1517. Terhitung kurang lebih selama 45 hari. (O.W. Wolters. Kebangkitan dan Kejayaan Sriwijaya, hlm. 22)
Begitu pula pelayaran pada tahun 992 M oleh utusan dari Jawa yang tiba di Ningpo setelah berlayar selama 60 hari. (O.W. Wolters. Kebangkitan dan Kejayaan Sriwijaya, hlm. 37, pada catatan kaki no 24)
Hasilnya perhitungannya adalah; Jika dari Malaka menuju Kanton Tome Pires melalui laut Cina Selatan dan mampir di beberapa tempat untuk pengisian air minum dan perbekalan lainnya, maka hitungan kasar untuk jarak yang ia tempuh adalah sekitar 3260 Km (perhitungan menggunakan Ruler pada Google Earth). Jika ia menempuh jarak ini selama 45 hari maka jarak tempuh kapalnya dapat dirata-ratakan sekitar 72 Km/hari.
Sementara itu, untuk perjalanan utusan Jawa yang menuju ke Ningpo -- jika diasumsikan mereka berangkat dari pelabuhan kuno batang di Jawa tengah, kemudian menyusuri selat Makassar -- melintasi laut Sulu -- mampir di pelabuhan Manila -- untuk kemudian memotong laut Cina Selatan ke arah timur laut hingga tiba di Ningpo, maka hitungan kasar jarak tempuh tersebut adalah 4280 Km -- sehingga jika waktu tempuh mereka untuk itu adalah 60 hari, maka jarak tempuh perharinya sekitar 71 Km/hari.
Dari kedua pelayaran ini, dapat kita lihat bahwa rata-rata jarak tempuh kapal di masa itu adalah sekitar 70-an km/hari. Bisa dikatakan bahwa kapal yang digunakan utusan Jawa di tahun 992 M tidak jauh berbeda dengan kapal yang digunakan Tome Pires pada tahun 1517, sama-sama mengandalkan Angin dan tenaga dayung manusia.
Dari abad kuno, abad pertengahan, hingga abad renaisans, teknologi transportasi darat maupun laut bisa dikatakan tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan.Â
Barulah setelah teknologi mesin uap ditemukan dan terus dikembangkan di sepanjang abad ke 18 hingga akhir abad ke 19, teknologi transportasi darat dan laut pun akhirnya mulai mengalami perkembangan yang signifikan.Â
Perkembangan teknologi Transportasi tersebut, di sisi lain juga merubah lanskap bisnis jasa pengiriman barang. Di Inggris, tahun 1812, Middleton Railway untuk pertama kalinya memperkenalkan kereta api komersial yang menggunakan tenaga lokomotif uap, menggantikan peran yang sebelumnya diemban kereta kuda.
Di Amerika Serikat, Kereta api memainkan peran besar dalam pengembangan revolusi industri di timur laut (1810-1850) hingga wilayah barat (1850-1890). Terutama Setelah mulai dirintisnya pembangunan Jalur Kereta Api Transkontinental Pertama (yang awalnya dikenal sebagai "Pacific Railroad") sepanjang 1.912 mil (3.077 km), yang menghubungkan jaringan kereta api AS bagian timur yang ada di Council Bluffs, Iowa, dengan pantai Pasifik di Dermaga Long Oakland di Teluk San Francisco. (Vernon, Edward: "Travelers' Official Railway Guide of the United States and Canada". Â June 1870).
Lanskap logistik di era industri 4,0
Memasuki abad 21, lanskap  bisnis jasa pengiriman barang kembali berubah drastis. Kali ini bukan saja didukung oleh pesatnya perkembangan teknologi transportasi, tapi terutama oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Perubahan signifikan yang terjadi pada bisnis jasa pengiriman barang di abad 21 tidak pada proses, karena jika dibandingkan dengan proses yang berlaku sebelum sebelumnya tidaklah menunjukkan perbedaan.Â