Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Jasa Pengiriman Barang, Masa Kuno hingga Era Industri 4,0

30 November 2019   10:31 Diperbarui: 30 November 2019   10:36 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: strategic-culture.org)

Jasa pengiriman barang bisa dikatakan merupakan salah satu aktifitas budaya tertua yang dimiliki manusia. Walaupun sangat sulit menentukan waktu kapan pertama kali kegiatan pengiriman barang mulai dilakukan, namun setidaknya kita dapat menemukan hal ini tersirat dibahas dalam berbagai catatan kuno.

Misalnya yang terdapat dalam Kitab Ibrani, Raja-raja Pertama (Pasal 9 ayat 26-27), yang menceritakan upaya Nabi Sulaiman membangun armada dagang agar dapat mendatangkan barang-barang yang dibutuhkan bangsa Ibrani. Dalam Kitab ini diceritakan bahwa untuk mewujudkan harapan tersebut, Nabi Sulaiman meminta bantuan pada Hiram, Raja Shur, agar menjalankan armadanya sekaligus melatih bangsa Ibrani mengarungi lautan.

Hiram yang membantu Sulaiman membuat armada laut, adalah Raja Phoenicia dari Tirus (nama lain dari Sour atau Shur) menurut Kitab Ibrani. Hiram (huram atau horam) adalah juga bersekutu dengan Daud. Hiram banyak membantu Daud dalam pembangunan Istananya dengan mengirimkannya pekerja-pekerja yang terampil. Setelah kematian Daud, Hiram masuk ke dalam aliansi Sulaiman, yang sangat membantunya dalam membangun bait suci.

Sejarah banyak mencatat Phoenicia sebagai bangsa maritim ulung yang melakukan pelayaran lintas benua dalam mengorkestrai perdagangan antar bangsa di masa kuno. 

Berbagai temuan arkeologi membuktikan bahwa orang Fenesia tidak hanya menavigasi kawasan Timur Tengah hingga Mediterania, tetapi juga hingga ke wilayah Britania. 

Hal ini, sebagaimana yang diungkap oleh L. A. Waddell (1925), dalam bukunya "The Phoenician Origin of Britons, Scots & Anglo-Saxons" sebagai berikut : "...sekarang ditemukan bahwa agama agung dari Aryan Phoenicians, yang disebut 'penyembahan-matahari,' dengan etika dan keyakinannya yang luhur tentang adanya kehidupan selanjutnya, yakni kebangkitan dari kematian, secara luas lazim di awal Inggris hingga era Kristen."

Marsha E. Ackermann, dkk. dalam buku Encyclopedia Of World History mengatakan: "...bangsa yang sangat mempengaruhi peradaban lain melalui perjalanan mereka adalah orang-orang Fenisia, orang-orang pelaut dan petualang dari Lebanon modern yang menetap hingga sejauh Inggris dan bahkan menjelajahi sekitar Tanduk Afrika. Orang-orang Fenisia diyakini berlayar dari Lebanon (...) ke Inggris untuk timah, dan dicatat oleh orang-orang Romawi."

Catatan tentang Bangsa Tirus yang oleh para ahli diidentifikasi sebagai bangsa Fenesia atau Phoenicia, dapat pula ditemukan disebutkan dalam Alkitab Yehezkiel. Antara lain, sebagai berikut:

  • Yehezkiel 27:12 -- Tarsis  berdagang dengan engkau dalam segala macam harta yang banyak; mereka menukarkan perak, besi, timah putih dan timah hitam ganti barang-barangmu.
  • Yehezkiel 27:13 -- Yawan, Tubal dan Mesekh berdagang dengan engkau; mereka menukarkan budak-budak, barang-barang tembaga ganti barang-barang daganganmu.
  • Yehezkiel 27:14 -- Dari Bet-Togarma mereka menukarkan kuda kereta, kuda tunggang dan bagal ganti barang-barangmu.
  • Yehezkiel 27:15 -- Orang Rodos berdagang dengan engkau, banyak daerah pesisir menjadi daerah pasaranmu; mereka membawa kepadamu tulang gading dan kayu arang sebagai upeti.
  • Yehezkiel 27:16 -- Edom berdagang dengan engkau karena banyaknya hasil-hasilmu; mereka menukarkan permata batu darah, kain ungu muda, pakaian berwarna-warna, kain lenan halus, karang dan batu delima ganti barang-barangmu.
  • Yehezkiel 27:17 -- Yuda dan tanah Israel berdagang dengan engkau; mereka menukarkan gandum dari Minit, mur, madu, minyak dan balsam ganti barang-barang daganganmu.
  • Yehezkiel 27:18 -- Damsyik berdagang dengan engkau karena banyaknya hasil-hasilmu, karena segala macam barangmu yang banyak. Anggur dari Helbon, bulu domba dari Sakhar,
  • Yehezkiel 27:19 -- Dan anggur ditukarkan mereka ganti barang-barangmu; besi yang sudah dikerjakan dari Uzal, kayu teja dan tebu ada di antara barang-barang daganganmu.
  • Yehezkiel 27:20 -- Dedan berdagang dengan engkau dalam kulit pelana untuk menunggang kuda.
  • Yehezkiel 27:21 -- Arab dan semua pemuka Kedar berdagang dengan engkau dalam anak domba, domba jantan dan kambing jantan; dalam hal-hal itulah mereka berdagang dengan engkau.
  • Yehezkiel 27:22 -- Pedagang Syeba dan Raema berdagang dengan engkau; mereka menukarkan yang terbaik dari segala rempah-rempah dan segala batu permata yang mahal-mahal dan emas ganti barang-barangmu.
  • Yehezkiel 27:23 -- Haran, Kane, Eden, Asyur dan Kilmad berdagang dengan engkau.
  • Yehezkiel 27:24 -- Mereka berdagang di pasar-pasarmu dalam jubah-jubah yang maha indah, kain ungu tua, pakaian yang berwarna-warni, permadani yang beraneka warna dan tali berpilin yang teguh.
  • Yehezkiel 27:25 -- Kapal-kapal Tarsis membawa barang-barang dagangan ini bagimu. Penuh dengan muatan berat engkau di tengah lautan.

Mengenai waktu tempuh pelayaran, diungkap dalam Alkitab Ibrani,  Raja-raja pertama (10:22), sebagai berikut: "Sebab di laut raja mempunyai kapal-kapal Tarsis bergabung dengan kapal-kapal Hiram; dan sekali tiga tahun kapal-kapal Tarsis itu datang membawa emas dan perak serta gading; juga kera dan burung merak."

Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam pelayaran tersebut tentunya dikarenakan pada masa itu pelayaran kapal sangat bergantung pada tenaga angin.

Untuk mengetahui jarak tempuh perhari kapal-kapal kuno, saya ingin mengajak pembaca mencermati jarak dan waktu tempuh pelayaran yang diberitakan Fa Hsien (biksu Cina yang pelawat ke Asia Tenggara dan India pada abad ke-5) dalam catatannya, bahwa pelayaran dari Yeh-p'o-t'I (suatu tempat di Nusantara, para ahli biasa mengidentifikasinya dengan Jawadwipa) ke Kanton biasanya memerlukan waktu sekitar 50 hari pelayaran. 

Waktu tempuh Ini hampir mirip dengan waktu tempuh pelayaran Tome Pires dari Malaka ke Kanton. Berangkat pada bulan Juni dan tiba pada bulan Agustus 1517. Terhitung kurang lebih selama 45 hari. (O.W. Wolters. Kebangkitan dan Kejayaan Sriwijaya, hlm. 22)

Begitu pula pelayaran pada tahun 992 M oleh utusan dari Jawa yang tiba di Ningpo setelah berlayar selama 60 hari. (O.W. Wolters. Kebangkitan dan Kejayaan Sriwijaya, hlm. 37, pada catatan kaki no 24)

Hasilnya perhitungannya adalah; Jika dari Malaka menuju Kanton Tome Pires melalui laut Cina Selatan dan mampir di beberapa tempat untuk pengisian air minum dan perbekalan lainnya, maka hitungan kasar untuk jarak yang ia tempuh adalah sekitar 3260 Km (perhitungan menggunakan Ruler pada Google Earth). Jika ia menempuh jarak ini selama 45 hari maka jarak tempuh kapalnya dapat dirata-ratakan sekitar 72 Km/hari.

Sementara itu, untuk perjalanan utusan Jawa yang menuju ke Ningpo -- jika diasumsikan mereka berangkat dari pelabuhan kuno batang di Jawa tengah, kemudian menyusuri selat Makassar -- melintasi laut Sulu -- mampir di pelabuhan Manila -- untuk kemudian memotong laut Cina Selatan ke arah timur laut hingga tiba di Ningpo, maka hitungan kasar jarak tempuh tersebut adalah 4280 Km -- sehingga jika waktu tempuh mereka untuk itu adalah 60 hari, maka jarak tempuh perharinya sekitar 71 Km/hari.

Dari kedua pelayaran ini, dapat kita lihat bahwa rata-rata jarak tempuh kapal di masa itu adalah sekitar 70-an km/hari. Bisa dikatakan bahwa kapal yang digunakan utusan Jawa di tahun 992 M tidak jauh berbeda dengan kapal yang digunakan Tome Pires pada tahun 1517, sama-sama mengandalkan Angin dan tenaga dayung manusia.

Dari abad kuno, abad pertengahan, hingga abad renaisans, teknologi transportasi darat maupun laut bisa dikatakan tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan. 

Barulah setelah teknologi mesin uap ditemukan dan terus dikembangkan di sepanjang abad ke 18 hingga akhir abad ke 19, teknologi transportasi darat dan laut pun akhirnya mulai mengalami perkembangan yang signifikan. 

Perkembangan teknologi Transportasi tersebut, di sisi lain juga merubah lanskap bisnis jasa pengiriman barang. Di Inggris, tahun 1812, Middleton Railway untuk pertama kalinya memperkenalkan kereta api komersial yang menggunakan tenaga lokomotif uap, menggantikan peran yang sebelumnya diemban kereta kuda.

Di Amerika Serikat, Kereta api memainkan peran besar dalam pengembangan revolusi industri di timur laut (1810-1850) hingga wilayah barat (1850-1890). Terutama Setelah mulai dirintisnya pembangunan Jalur Kereta Api Transkontinental Pertama (yang awalnya dikenal sebagai "Pacific Railroad") sepanjang 1.912 mil (3.077 km), yang menghubungkan jaringan kereta api AS bagian timur yang ada di Council Bluffs, Iowa, dengan pantai Pasifik di Dermaga Long Oakland di Teluk San Francisco. (Vernon, Edward: "Travelers' Official Railway Guide of the United States and Canada".  June 1870).

Lanskap logistik di era industri 4,0

Memasuki abad 21, lanskap  bisnis jasa pengiriman barang kembali berubah drastis. Kali ini bukan saja didukung oleh pesatnya perkembangan teknologi transportasi, tapi terutama oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Perubahan signifikan yang terjadi pada bisnis jasa pengiriman barang di abad 21 tidak pada proses, karena jika dibandingkan dengan proses yang berlaku sebelum sebelumnya tidaklah menunjukkan perbedaan. 

Yakni bahwa setiap proses transaksi pengiriman barang senantiasa dibuatkan dokumen sebagai bukti realitas transaksi yang menjadi pegangan kedua belah pihak (agen pengiriman barang dan konsumen).

Perubahan signifikan  yang terjadi setidaknya dalam 2 atau 3 dekade terakhir lebih kepada mode operasi. Dari era pena dan kertas beralih ke penggunaan dokumen cetak, dan sekarang teknologi digital telah merevolusi hampir setiap operasional pengiriman. 

Salah satu yang paling menonjol dari penerapan teknologi digital dalam proses pengiriman barang adalah dimungkinkannya fasilitas "Sistem Tracking Real Time", yang memudahkan pihak-pihak yang terkait (seperti seller, reseller hingga konsumen dalam kegiatan e-commerce) dapat memantau keberadaan paket yang dikirim hingga mendapatkan estimasi waktu tiba ditujuan.

Kemudahan yang disajikan oleh revolusi bisnis pengiriman barang tentunya akan membuat transaksi dalam skala kecil dan besar mudah dipahami dan dilaksanakan.  

Hal ini tentunya akan meningkatkan optimisme pelaku usaha e-commerce dalam upaya pengembangan bisnisnya, merangsang tumbuhnya pelaku usaha e-commerce baru, sementara di sisi lain akan meningkatkan kepercayaan, ketenangan dan kenyamanan pihak konsumen dalam melakukan transaksi online.

Realita yang ditawarkan era industri 4,0 sepenuhnya telah diformulasi J&T Express (sebuah perusahaan pengiriman ekspres di Indonesia)  dengan menerapkan teknologi digital sebagai sistem dasar operasionalnya. Diantaranya adalah penerapan "detail tracking system" atau "Sistem Tracking Real Time" serta penggunaan mesin sortir otomatis dalam menunjang operasional di lapangan.

Komitmen J&T Express dalam mendukung kemajuan bisnis online di Indonesia dengan mengusung slogan "Express Your Online Business" dibuktikan dengan menyediakan layanan pengiriman dengan waktu operasional 365 hari (dalam artian layanan pengiriman mereka tidak mengenal hari libur atau tanggal merah), serta menghadirkan lebih dari 2000 Drop Point yang tersebar dan menjangkau hingga ke pelosok nusantara. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun