Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembagian Zona Waktu di Masa Kuno

15 Mei 2019   07:56 Diperbarui: 15 Mei 2019   08:20 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Letak Madyanagar Bazar di Bangladesh (Dokpri)

Menurut William G. Dever dalam bukunya Who Were the Early Israelites and Where Did They Come From? (2003, hlm. 34), Tanah alkitabiah Midian terletak di Semenanjung Arabia barat laut, di pantai timur Teluk Aqaba di Laut Merah ("Hejaz"). Beberapa ahli berpendapat bahwa "Midian" tidak merujuk ke tempat geografis atau suku tertentu, tetapi merupakan konfederasi atau "liga" suku yang disatukan secara kolektif untuk tujuan ibadah. 

Paul Haupt yang pertama kali mengajukan saran ini pada 1909, menggambarkan Midian sebagai "kolektif kultus" (Kultgenossenschaft) atau "amphictyony" yang berarti "asosiasi (Bund) dari berbagai suku di sekitar tempat perlindungan atau tempat suci." Elath, di ujung utara Teluk Aqaba diusulkan sebagai lokasi kuil pertama, dengan tempat perlindungan kedua yang terletak di Kadesh. 

Berikut ini pernyataan William J. Dumbrell terkait pendapat ini...

Catatan alkitabiah tentang aktifitas orang Midian atau kelompok terkait pada akhir Zaman Perunggu Akhir menunjukkan mereka sebagai orang-orang yang tampak di mana-mana ditemukan tidak hanya di wilayah Horeb/ Sinai dan juga di Mesir, tetapi juga mengangkangi rute perdagangan utara-selatan, di dataran Moab, dan tampaknya, jika habitat Bileam harus ditempatkan di atau dekat Pitru kuno, ... setidaknya dalam pengaruh mereka, sejauh Sungai Efrat itu sendiri. 

Jelas bahwa, bahkan bagi para penulis Alkitab, mereka adalah entitas yang sukar dimengerti dan membingungkan, yang hanya sedikit diketahui secara langsung, dimana mereka banyak dikaitkan dalam hubungannya dengan banyak kaum.

Apa yang dikatakan tentang mereka dikatakan dalam kaitannya dengan kelompok-kelompok lain dan kepada Israel itu sendiri, di mana para penulis Alkitab secara alami jauh lebih tertarik. Dalam kaitannya dengan Israel dalam periode pembentukan bangsa setelah Eksodus dan pengembaraan di padang gurun, orang-orang Midian terbukti telah meninggalkan stempel sosiologis mereka pada banyak lembaga awal Israel, sementara pada saat yang sama mereka menyusup ke tingkat tertentu tetangga Israel yang berdekatan di Palestina selatan dan daerah Transyordania.

Tetapi mereka juga terkait dengan orang Edom, orang Keni, orang Ismael, Hagar, dan Kenizz, sementara setidaknya ada hubungan dengan orang Amalek dan Moab, dan mungkin dengan Amon.(...)

Untuk menjelaskan kompleksitas penyajian alkitabiah ini, lebih dari enam puluh tahun yang lalu Paul HAUPT berpendapat, "Midian ist nicht der Name eines arabischen Stammes sondern ... ein Kollektivum mit der Bedeutung Kultgenossenschaft ...Es (Midian) bezeichnete die edomitische Sinai-Amphiktyonie, deren Hauptstadt Elath um Golf von 'Akaba war'."

selanjutnya, HAUPT mendefinisikan sebuah amphictyony sebagai asosiasi dari berbagai suku di sekitar tempat perlindungan, dan dia menilai bahwa kuil konfederasi umum dari Liga Midianite adalah Sinai di Elath, sedangkan utara dan barat Elath adalah tempat perlindungan Midianite kedua di Kadesh di mana kontroversi diselesaikan dan kesalahan dihukum. Dalam perjalanan peristiwa sejarah kemudian, Midian menjadi terbatas pada distrik Madian (c. 1200 SM), dan nama tempat ini harus berasal dari orang Midian secara kolektif dan bukan sebaliknya.

Mencermati uraian William J. Dumbrell di atas, yang menggambarkan orang Midian sebagai orang yang tidak jelas, membingungkan, dikarenakan banyak terkait dengan banyak kelompok masyarakat pada masa itu, menyiratkan suatu pemikiran bagi saya bahwa kondisi semacam itu pada umumnya hanya terjadi pada orang-orang pendatang, semacam kaum pengungsi.

Hal ini dengan sendirinya mengarahkan ingatan saya pada kisah Nabi Shu'ayb bersama pengikutnya yang terpaksa pergi meninggalkan negeri Madyan.

Kisah Nabi Shu'ayb dan orang-orang Madyan dikisahkan dalam Al Quran, pada surat Al-A'raf, ayat 85:

Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Shu'ayb. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman"

Kalimat "Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya" ...dalam surat ini, tentunya dapat kita lihat memiliki keterkaitan dengan nama Madhyanagar Bazar yang berarti "Pasar Negeri Tengah".

Saya membayangkan, di masa kuno Madhyanagar Bazar sebagai kota yang berada di pertengahan antara barat dan timur adalah merupakan pusat perdagangan. Banyaknya kecurangan transaksi yang terjadi, membuat Allah mengutus Nabi Shu'ayb untuk menyampaikan peringatan.

Dalam Al Quran pada surat Asy Syu'araa ayat 176-189, dimana dikisahkan Nabi Shu'ayb berada pada kaum Aikah (mungkin terjadi setelah ia meninggalkan Madyan), peringatan yang sama tentang perihal jual beli pun disampaikan...

(26:176) Penduduk Aikah telah mendustakan rasul-rasul;

(26:177) ketika Shu'ayb berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?,

(26:178) Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.

(26:179) maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku;

(26:180) dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.

(26:181) Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan;

(26:182) dan timbanglah dengan timbangan yang lurus.

(26:183) Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan;

(26:184) dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu".

(26:185) Mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir,

(26:186) dan kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami, dan sesungguhnya kami yakin bahwa kamu benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta.

(26:187) Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.

(26:188) Shu'ayb berkata: "Tuhanku lebih mengetahui apa yang kamu kerjakan".

(26:189) Kemudian mereka mendustakan Shu'ayb, lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang besar.

Jadi dapat kita lihat bahwa Nabi Shu'ayb diutus Allah kepada dua kaum yaitu Madyan dan Aikah, yang pada intinya memberi peringatan kepada kaum tersebut perihal kecurangan yang mereka lakukan dalam transaksi jual beli. 

Saya memperkirakan Madyan dan Aikah adalah dua wilayah yang berdekatan dan berada di sekitar teluk Benggala, dalam zona garis bujur 90 , yang merupakan titik tengah antara timur dan barat. Dapat dibayangkan bahwa pada masa tersebut "Negeri Tengah" atau "Negeri Siang" ini nampaknya memang benar-benar menjadi pusat perdagangan dunia -- yang melayani timur dan barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun