Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembagian Zona Waktu di Masa Kuno

15 Mei 2019   07:56 Diperbarui: 15 Mei 2019   08:20 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Letak Madyanagar Bazar di Bangladesh (Dokpri)

Zona Sore saya perkirakan berada di kota Samawah (Irak). Kota ini tepat berada titik 45 derajat (sesuai dengan pembagian garis bujur) - sehingga Samawah berinterval waktu sekitar 9 jam dengan Tuvalu, yang berarti saat terbit fajar di wilayah Samawah pada pukul 06:00, dalam waktu yang bersamaan di tuvalu telah menunjukkan pukul 15:00 sore. Etimologi Samawah saya perkirakan berasal dari kata Sanskirt "samApana" yang berarti: akhir / mengakhiri / akan segera berakhir. Dengan makna ini, Samawah merepresentasi posisi matahari di langit yang akan segera menuju titik akhir perjalanan hariannya.

Kota Samawah sebagai tempat reruntuhan kota kuno Sumeria, Uruk - yang diperkirakan berasal dari 4000 tahun sebelum masehi, jelas memiliki catatan sejarah yang sangat penting. Jika kita melihat nama Uruk sebagai bentuk perubahan dari kata "hulu" maka pada dasarnya ia pun memiliki makna "ujung" atau "akhir". Jadi, nama Samawah dan Uruk pada dasarnya memiliki makna yang sama.

Seperti yang terjadi di negeri tengah hari, negeri Sore hari pun memiliki opsi kedua dengan kata lain, kemungkinan mengalami perpindahan. 

Pertimbangan ini jatuh pada wilayah Mesir yang identik dengan kata azhar, yang merupakan waktu shalat bagi umat Islam di sore hari - juga merupakan salah satu bentuk nama dari "Osiris" dewa maut Mesir Kuno, yang dalam beberapa literatur mesir kuno, ia disebut juga dengan: Asar, Asari, Aser, Ausar, Ausir, Wesir, Usir, Usire atau Ausare. 

Mesir berinterval waktu 10 jam dengan Tuvalu, yang berarti saat terbit fajar di wilayah Mesir pada pukul 06:00, dalam waktu yang bersamaan di tuvalu telah menunjukkan pukul 16:00 sore.

Zona Maghrib

Zona Maghrib saya perkirakan berada di maroko yang dikenal dalam Bahasa Arab sebagai "Al-Mamlakah Al-Maghribiyah," yang berarti kerajaan Barat. Maroko berinterval waktu sekitar 12 jam dengan Tuvalu, yang berarti saat terbit fajar di wilayah Maroko pada pukul jam 06:00, dalam waktu yang bersamaan di tuvalu telah menunjuk pukul 18:00 petang.

Hal yang menarik dari pembagian wilayah menurut zona waktu ini adalah karena dapat kita pastikan bahwa konsep ini telah ada sejak masa kuno, dikarenakan nama Saba, sebagaimana kita ketahui, telah ada setidaknya di masa Nabi Sulaiman berdasarkan keberadaannya dalam literatur-literatur kuno tradisi agama seperti Yahudi, Nasrani atau pun Islam.

Ketepatan pembagian waktu di masa kuno tersebut tentunya menjadi tanda tanya besar bagi kita; bahwa, teknologi seperti apakah yang mereka gunakan? sehingga dapat mengetahui interval waktu secara tepat antara Tuvalu dan maroko yang bisa dikatakan berjarak sekitar 20,000 km (dengan pertimbangan bahwa keduanya masing-masing merupakan ujung belahan bumi, sementara lingkar bumi di bagian khatulistiwa adalah sekitar 40.075 km).

Apakah mungkin orang-orang di Zaman itu telah mengetahui metode penentuan waktu dengan penentuan garis bujur?

Mengenai lokasi garis waktu internasional kuno ini, Prof. Arysio Santos membahasnya sebagai berikut:

"Lanka - Lokasi Selat Sunda, jalur timur - juga merupakan lokasi Garis Waktu Internasional kuno. Dan, ini adalah tempat ketika hari baru dimulai berdasarkan konvensi Internasional yang diadopsi oleh banyak orang di dunia ( Meridian 0 derajat ) sejak dulu kala. Sekarang, menarik untuk ditanyakan, mengapa sejak dulu ada orang yang merasa perlu menetapkan Garis Waktu Internasional kecuali mereka telah mempunyai alasan dan sumber daya yang bagus untuk melakukan itu?

...Hanya kekaisaran internasional tingkat dunialah - suatu Negara dengan navigator hebat yang mampu menjelajahi seluruh dunia - yang benar-benar memerlukan Garis Waktu Internasional. Fakta bahwa Lanka adalah kekaisaran besar semacam itu sudah tidak diragukan lagi, seperti ditegaskan dalam kitab suci kuno umat Hindu. Dan, juga merupakan fakta bahwa Lanka dianggap sebagai lokasi awal Meridian 0. (Prof. Arysio Santos. Atlantis: The Lost Continent Finally Found. UFUKPRESS, 2010, Hlm. 189-190)

Dalam penjelasannya ini, Santos mengatakan lokasi selat Sunda sebagai titik meridian 0 derajat. Yang jika mengikuti pendapat ini, bahwa selat Sunda sebagai titik bujur 0 derajat maka berarti titik terbenamnya matahari berada di wilayah Peru (Benua Amerika). Ini tentu saja tidak sejalan dengan informasi dari berbagai literature kuno mengenai titik ujung barat bumi, yang pada umumnya mengatakan berada di wilayah Maroko dengan menyebutnya; Al-Mamlakah Al-Maghribiyah, yang berarti kerajaan barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun