Mohon tunggu...
Fadlun Duifa
Fadlun Duifa Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMA Negeri 1 Torjun

Seoarang Teacherprenuer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model Pembelajaran Stasiun B-MART Tingkatkan Literasi Kewirausahaan dan Literasi Digital Peserta Didik

2 Oktober 2024   13:29 Diperbarui: 2 Oktober 2024   13:40 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

I. PENDAHULUAN

a.Situasi  dan  Kondisi

SMA Negeri 1 Torjun sebagai sekolah yang berada dipinggiran kota mempunyai tantangan serius terkait dengan angka melanjutkan keperguruan tinggi yang rendah, hal ini ditunjukan dengan hasil survei, berdasarkan survei tersebut 63,1 % penghasilan orang tua peserta didik dibawah satu juta rupiah perbulan, 53,8% sumber penghasilan orang tua bersal dari pertanian, 50,8% orang tua peserta didik menginkan anaknya kuliah sambil bekerja untuk membantu biaya kuliah. Informasi lain dari guru Bimbingan Konseling tentang jumlah peserta didik yang melanjukan 10 % ( 21 peserta didik dari jumlah total 222 ), tahun pelajaran 2023/2024 : 10 % ( 22 peserta didik dari jumlah total 228).

Hal lain yang menjadi tantangan SMA Negeri 1 Torjun adalah rendahnya literasi berdasarkan raport pendidikan SMA Negeri 1 Torjun, terlihat kemampuan literasi capaiannya belum memadai, partisipasi satdik mengikuti Asesmen Nasional dalam rentang 40% hingga kurang dari 85 %, yang lebih mengkawatirkan lagi adalah literasi digital peserta didik, dimana pengetahuan dan kecapakan peserta didik, sangat rendah hal ini telihat dari penggunaan telpon pintar dalam mengakses informasi belum sehat, bijak, cerdas,cermat,

b. Tujuan 

  Meningkatkan literasi kewirausahaan peserta didik yang bisa dijadikan motivasi untuk dipraktikan saat diperguruan tinggi, sehingga bisa membatu biaya di perguruan tinggi.

 Meningkatkan Literasi Digital peserta didik dapat memanfaatkan teknologi untuk mengakses, menganalisis dan mempresentasikan informasi dengan bijak, sehat, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum

 Memberikan Alternatif  Model Pembelajaran Inovatif sehingga dapat menginspirasi pendidik lain  di sekolah penulis juga untuk di implementasikan di sekolah lain dengan kontek dan kearifan lokal sekolah masing -- masing. 

II. PEMBAHASAN

a. Tantangan 

  • Rendahnya Literasi Kewirausahaan Peserta Didik
  • Kurangnya Keterampilan Literasi Digital
  • Kemampuan & Keberagaman Profil Belajar Peserta Didik
  • Integrasi materi sejarah dengan kewirausahaan dan teknologi
  • Kurangnya Fasilitas dan Dukungan Teknologi di Sekolah

b. Aksi

Tanggal 23 Juli 2024 melakukan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik pada awal pertemuan tatap muka dengan menggunakan asesmen diagnostisk, dengan melakukan asesmen kesiapan belajar, minat dan profil belajar ( fokus pada gaya belajar ) dengan memberikan link padlet(https://padlet.com/fadlunduifa75/xi_asesmendiagnostik\penerapan-budaya-positif-pembuatankey2kgb2wdgry1dp6xz)kepada

Tanggal 30 Agustus 2024 implementasi model pembelajaran Stasiun B-Mart berfokus pada penggunaan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL), pendekatan pembelajarn berdiferensiasi, strategi stasiun pembelajaran, berbasis teknoligi informasi dan marketplace. Dengan langkah -- langkah sebagai berikut :

Sintak 1: Guru sudah mengelompokkan peserta didik berdasarkan hasil asesmen diagnostik kesiapan, minat dan profil belajar peserta didik. Peserta didik di bagi menjadi 3 kelompok dengan masing -- masing anggota  kelompok  :

  • Kelompok kesiapan belajar tinggi membahas topik bagaimana jalur perdagangan rempah mempengaruhi ekonomi nusantara ?
  •  Kelompok kesiapan belajar sedang membahas topik apa saja keterampilan kewirausahaan yang dapat diambil dari sejarah perdagangan rempah ?
  •  Kelompok kesiapan belajar rendah membahas topik bagaimana teknologi modern dapat digunakan untuk mengembangkan usaha yang terinspirasi dari sejarah? , ( Diferensiasi Konten )

Kemudian Guru menayangkan alamat Google classroom: https://classroom.google.com/w/NzAyMDg4NDA3Nzgx/t/all, Bersama kelompoknya menonton video documenter, berdasarkan topik pertanyaan yang dibuat guru, setelah menonton video documenter tentang perjalanan jalur rempah peserta didik diharapkan bisa memecahkan masalah  dari topik yang sudah ada.

Sintak 2: Guru memastikan setiap peserta terbagi dalam kelompok dan mengetahui prosedur pembuatan proyek. Peserta didik berdiskusi dan mulai Menyusun rencana pembuatan proyek. Ada pembagian peran dalam kelompok dan mencatat hal -- hal yang perlu dipersiapkan untuk proyek. Bentuk implementasinya sebagai berikut : Guru membagi 7 kelompok berdasarkan profil belajar (gaya belajar) untuk merencanakan proyek mengembangkan ide usaha yang terinspirasi dari sejarah jalur rempah, yakni memilih rempah -- rempah yang menjadi komoditi perdagangan di masa itu, kemudian peserta didik mengolahnya dan merencanakan pemasarannya di marketplace.  

Guru membagi kelompok sebagai berikut : ( Diferensiasi Produk )

  • Kelompok visual membuat video promosi produk olahan rempah yang siap menjadi bahan promosi
  • Kelompok auditory membuat poster/ flayer promosi produk olahan rempah yang siap menjadi bahan promosi
  • Kelompok kinestetik membuat membuat akun penjualan di platform marketplace seperti shopiee, lazada, buka lapak, atau Tokopedia serta membuat perancanaan dan strategi promosi.

Guru meminta peserta didik untuk memanfaatkan google classroom, kemudian mengunjungi tiga stasiun ( Diferensiasi Proses ) : Dimulai Stasiun Penelitian, Kemudian Stasiun Kewirausahaan, Dan terkahir Stasiun Kreatif. Disetiap stasiun peserta didik mencari referensi sesuai kebutuhan pribadi dan kelompoknya dalam menyelesaikan proyek, oleh karenanya untuk memantau keterlibatan aktif peserta didik dikelompoknya maka setiap peserta didik memilih referensi maka, wajib memberikan satu komentar dalam bentuk 1 kesimpulan pemahaman.

Sintak 3: Guru menyusun jadwal pembuatan proyek dan membaginya dalam tahapan-tahapan untuk memudahkan pelaksanaan. Peserta didik menyepakati jadwal dan mulai memperhatikan tenggat waktu pembuatan proyek.

Sintak 4): Guru memantau partisipasi dan keterlibatan peserta didik. Guru juga mengamati perkembangan proyek yang dirancang. Jika memiliki kendala, guru turun langsung membimbing. Peserta didik membuat proyek dan memastikan pelaksanaannya telah sesuai dengan jadwal. Peserta menulis tahapan dan mencatat perkembangan yang nantinya akan dituangkan dalam laporan.: Peserta didik bersama kelompoknya mengunggah hasil proyeknya mengklik "Bank data proyek untuk mengumpulkan proyeknya" didalamnya terdapat pilihan kelompoknya,

Tanggal 6 Sepetember 2024 implementasi model pembelajaran Stasiun B-Mart menggunakan modul pembelajaran stasiun b_mart,: https://classroom.google.com/c/NzAyMDg4NDA3Nzgx/m/NzAyMDg4NDA3Nzg4/details

Sintak 5: Guru mendiskusikan tentang proyek yang dijalankan peserta didik kemudian menilainya. Penilaian dibuat secara terukur berdasarkan standar yang telah ditentukan. Atifitas peserta didik membahas kelayakan proyek yang dijalankan dan mengajukan laporan akhir kepada guru. Kegiatannya diimplementasikan sebagai berikut: Guru memeriksan hasil proyek peserta didik yang dikumpulkan di bank data proyek , mulai dari video promosi, pamlet/ postes dan foto produk yang dibuat oleh peserta didik dan memberikan penilaian sesuai dengan rubrik penialian proyek yang sudah di siapkan guru.

Sintak 6: Guru melakukan evalusi dan memberikan masukan atau arahan tindak lanjut proyek yang dijalankan oleh peserta didik, kemudian peserta didik memaparkan hasil proyek dan menerima tanggapan serta arahan dari guru. Peserta didik juga mencatat hal -- hal yang sebaiknya dilakukan untuk perbaikan proyeknya. Bentuk implementasinya adalah sebagai berikut : Setiap kelompok melakukan presentasi secara bergantian, dengan pembagian tugas sebai moderator, narsum dan notulen. Materi yang di presentasikan adalah proyeknya, mulai dari alasana pemilihan produk, proses pengolahannya, proses pemasarannya dan hasil penjulannya Guru menilai di rubrik penilaian terkait jalannya diskusi dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik. Dan guru memberikan penguatan dan tambahan informasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik, kemudian menarik suatu Kesimpulan.

Melakukan evaluasi dan rencana tindak lanjut, untuk mengetahui hasil penerapan pembelajaran berdiferensiasi Stasiun B-MARTdengan membuat refleksi dan pengalaman belajar yang di tulis oleh peserta didikdigoogleclassroom:https://classroom.google.com/c/NzAyMDg4NDA3Nzgx/a/NzAyMDg4NDA3Nzky/details. Sedangkan untuk mengukur dampak pada peningkatan "Literasi Kewirausahaan dan Literasi Digital, guru melakukan survei Survei Efektivitas Pembelajaran Berdiferensiasi Stasiun B_MART, yang harusdiisiolehpesertadidik:https://docs.google.com/forms/d/1Ws84oaodicw_FKGE-Xw-D-nAgIk-oIeh49-8B2W_2Vk/edit

HASIL

Hasil Yang Dicapai :

Berdasarkan hasil survei Survei Efektivitas Model Pembelajaran Stasiun B_MART dalam meningkatkan literasi kewirausahaan dan literasi digital dengan melibatkan sebanyak 27 responden yakni berasal dari kelas XI-4, maka dapat ditemukan capaian setelah mengimplementasikan model pembelajaran Stasiun B-Mart adalah :

Capaian peningkatan literasi kewirausahaan : implementasi model pembelajaran Stasiun B-Mart telah berhasil meningkatkan literasi kewirausahaan. Data menunjukan bahwa sebanyak 19% sangat efektif, 56% efektif, cukup efektif 7%, total efektif 82%.

  Capaian peningkatan literasi digital : Data survei menujukan 44% sangat efektif, 33% efektif, total 77% implementasi pembelajaran berdiferensiasi Stasiun B-Mart, efektif dalam meningkatkan literasi digital peserta didik di kelas XI-4, hal ini terlihat dari kegiatan pembelajaran peserta didik dalam mengoperasikan dan memanfaatkan platform seperti google classroom, padlet, google form, canva, marketplace.

PENUTUP

Simpulan

Model pembelajaran Stasiun B-Mart yang diterapkan di SMAN 1 Torjun bertujan untuk meningkatkan literasi kewirausahaan dan literasi digital peserta didik melalui pendekatan pembelajarn berbasis teknologi dan marketplace. Pembelajaran ini menggunakan model stasiun pembelajaran dengan mengintegrasikan teknologi digital dan pratik kewirausahaan pada mata pelajaran sejarah. Metode pembelajaran ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dalam memperjalari sejarah, keeirausahaan dan literasi digital secara kontekyual, kreatif dan inovatif.

Saran

Untuk meningkatkan efektivitas dan dampak positif dari best practice "Model Pembelajaran Stasiun B-MART untuk Meningkatkan Literasi Kewirausahaan dan Literasi Digital", diperlukan rekomendasi untuk perbaikan lebih lanjut serta dalam penerapannya dengan situasi yang berbeda. Untuk mendukung keberhasilan pembelajaran berbasis TI, perlu adanya peningkatan infrastruktur teknologi di sekolah. Pengadaan perangkat teknologi seperti laptop atau tablet yang dapat dipinjam oleh peserta didik, serta akses wi-fi yang kuat, harus diperluas. Langkah kongkrit yang bisa dilakukan sekolah  dengan kemitraan dengan alumni yang bergersak di usaha teknologi atau pemerintah daerah untuk menyediakan perangkat yang memadai serta memperluas jangkauan akses internet, sehingga semua peserta didik dapat berpartisipasi secara merata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun