Mohon tunggu...
Reza aka Fadli Zontor
Reza aka Fadli Zontor Mohon Tunggu... -

Bukan Siapa-siapa, Hanya seorang Pemerhati Masalah Politik dan Sosial Zonk.Fadli@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sinyal Dukungan PDIP Pada Pasangan Ahok-Djarot Kembali Menguat

22 Agustus 2016   23:23 Diperbarui: 22 Agustus 2016   23:47 1995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya sih gw nggak ada urusan dengan Pilgub DKI 2017 karena gw bukan lagi warga Jekardah. Gw udah kegusur ke pinggiran Jekardah, masbro. Hehehehe. Tapi karena di Kompasiana rame melulu urusan Ahok ya jadi gw kepengaruh. Apalagi panggilan jiwa gw alias passion gw memang ngomongin politik dan gw udah dikenal digunung-gunung dan lembah-lembah sebagai Pengamat Politik dari gunung ya udah gw ikut-ikutan aja deh. Hohohoho.

Jadi begini masbro. Gw sih bukannya mau ngasih harapan sama pendukung Ahok ataupun ingin mengecilkan semangat pendukung pesaing ahok tetapi gw ini hanya ingin membuat opini berdasarkan apa yang gw amati sesuai kondisi terakhir.

Sebagai Pengamat Politik dari Gunung, Nenek gw sudah berpesan dan mewanti-wanti agar gw harus menjaga kenetralan gw dalam beropini. Setiap orang punya aspirasi politik. Itu yang sering membuat mereka beropini dengan tujuan mengajak orang lain agar memiliki opini yang sama. Gw pernah melakukan seperti itu pada Pilpres 2014 tapi untuk kedepan gw nggak tertarik lagi membuat opini dengan tujuan khusus. Kalau gw masih seperti itu maka gw bukan pengamat politik dari gunung lagi dong, alias tukang bikin opini. Ahahahahaa.

JANGAN PERNAH AMBIL KESIMPULAN DARI UCAPAN ELIT PARPOL KELAS DUA

Seperti yang sudah gw bilang pada artikel sebelumnya. Jangan pernah mengambil kesimpulan dari omongan elit parpol yang nggak penting. Ntar bingung melulu jadinya. Loh kemarin Marsinton bilang begini, loh kemarin Eva Sundari bilang begitu, terus Bambang DH bilang begonoh dan lain-lainnya.

Jangan dimasukin hati, bro n sis. Mereka memang elit parpol tapi tidak dalam posisi pemegang peran. Itu harusnya dianggap sebagai aspirasi pribadi mereka. Sama hal nya dengan Ruhut Sitompul. Ruhut mah mana bisa dipegang ucapan-ucapannya. Ruhut itu lebay karena sering mengatasnamakan partainya untuk melakukan sebuah penilaian pada suatu peristiwa. Dan Ruhut sudah kena batunya dipecat oleh SBY sebagai Koordinator Juru Bicara Partai.

Di Golkar dulu juga ada yang beginian namanya Nurul Arifin. Kalau sekarang penggantinya ya seperti Nusron Wahid. Pokoknya di semua partai pasti ada tuh politisi yang lebay-lebay dan ingin ngetop dengan menciptakan aspirasi pribadinya sebagai aspirasi partainya.

Jadi siapa dong yang bisa dipegang omongannya? Ya nggak sulit kok, bro. Yang paling bisa dipegang omongannya biasanya adalah kelas Sekjen, Ketua Fraksi , Waketum dan Ketum. Atau kalau mau ditambahin lagi ya kelasnya Bendahara dan Wasekjen. Yang penting jangan Ketua DPP atau Ketua DPW/DPD sajalah. Bukan apa-apa yang namanya Ketua DPP itu biasanya juga banyak orangnya sih. Jadi masing-masing punya aspirasi sendiri. Hehehehe.

Lalu siapa dari PDIP yang bisa dijadikan acuan omongannya? Ya yang saat ini terlihat dekat dengan Megawatilah. Pramono Anung bagaimana? Ya nggak lah. Dulu memang Pramono dekat sekali dengan Megawati. Tapi saat ini nggak. Begitu juga dengan Tjahyo Kumolo. Elit yang satu ini elit kelas satu tetapi komunikasinya dengan Megawati tidak seintens Hasto Kristianto maupun Hendrawan Supratikno.

Jadi dalam pengamatan gw, yang bisa dipegang ucapannya dari PDIP selain Megawati atau Puan adalah Hasto Kristanto (sekjen), Hendrawan Supratikno (Ketua Fraksi di DPR) dan (tadinya) Marsinton Pasaribu. (Komisi III) tapi Marsinton akhirnya nggak kepake lagi oleh Megawati gara-gara nabokin cewek. Mega ngamuk soal itu. Wakakakakaaa.

SINYAL HARI INI DARI PDIP MEMANG MENGUAT UNTUK DUKUNGAN PADA AHOK-DJAROT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun