Mohon tunggu...
Reza aka Fadli Zontor
Reza aka Fadli Zontor Mohon Tunggu... -

Bukan Siapa-siapa, Hanya seorang Pemerhati Masalah Politik dan Sosial Zonk.Fadli@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pencatutan Nama Presiden dan Perang Antar Geng di Kontrak Freeport

19 November 2015   15:08 Diperbarui: 19 November 2015   15:58 4973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga,Yang jelas Transkrip pembicaraan SN dengan MS menjadi sangat “Berharga” karena memuat nama-nama Setya Novanto, Darmo (anak buah Luhut) dan Luhut Panjaitan. Transkrip ini sudah membuktikan Setya Novanto dan Luhut Panjaitan bisa berperan banyak dalam keputusan-keputusan Presiden. Siapa yang menginginkan nama-nama ini diketahui Publik? Yang aneh juga Said Didu (anak buah Sudirman) bilang sengaja rekaman itu ditahan 2 hari sebagai strategi kementrian ESDM. Hadehh ini mau buka kasus saja pakai strategi segala. Ckckcck.

Keempat,Pintarnya Sudirman Said yang didukung JK dan sepertinya juga didukung Direksi Freeport kemudian memblow-up Transkrip ini dengan menghembuskan isu bahwa SN telah mencatut nama Presiden dan Wapres. Kehebohan public dalam 3 hari ini substansinya adalah SN yang sudah dikenal punya banyak Dosa ternyata melakukan lagi dosa besar lagi yaitu mencatut nama Presiden. Publikpun tidak bisa menahan kendali lagi. SN harus diberangus.

Kelima,Gw nggak tau persis tentang rekaman yang ada sekarang di MKD tetapi kalau berdasarkan Transkrip yang beredar kemarin –kemarin ada kalimat dari Riza Chalid : Gw udah bilang Pak Luhut ambil 11 dan tolong kasih pak JK 9 agar tidak ribut nanti. Sepertinya kalimat inilah yang dipakai Sudirman Said untuk menghembuskan isu bahwa Presiden meminta saham Freeport sebesar 11% dan Wapres sebesar 9%. Ini benar-benar licik. Kalau kita teliti sebenarnya maksud Riza kurang lebih, untuk Divestasi Saham bagusnya saham itu dibeli pak Luhut sebanyak 11% dan untuk Grup Bisnis JK disisakan 9% lagi. Itulah konotasi yang seharusnya diartikan Sudirman. Tetapi ya politik memang politik.

Dan akhirnya kesimpulannya, mungkin benar yang dikatakan Rizal Ramli. Saat ini sedang ada Perang antar Geng dan masyarakat disuruh nonton aja. Ya udahlah kita nonton aja yukkk.. Heheheeee.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun