Lihatlah apa yang terjadi dengan negeri ini setahun terakhir. Faktanya ekonomi kita morat-marit. Menteri-menteri berkelas abal-abal memang tidak bisa bekerja. Selain itu pula Kerakusan PDIP dan KIH membuat KMP mengambil sikap membentuk Kekuatan besar di Parlemen sehingga situasi Politik dalam negeri selalu panas dan berdampak banyak pada sendi-sendi kehidupan bernegara. Belum lagi Polemik Budi Gunawan yang menyita perhatian public selama 6 bulan.
Setahun terakhir Ekonomi Indonesia morat-marit. Para Menteri tidak bisa bekerja. Situasi politik panas berlarut-larut akibat Dendam KMP atas Kerakusan KIH. Situasi Politik juga makin panas karena Polemik BG. Bisa disimpulkan kacaunya Indonesia setahun terakhir karena efek dari kelicikan Megawati.
POIN KETIGA
SULIT DIBANTAH MEGAWATI DIKENDALIKAN PARA KORUPTOR DAN DIPENGARUHI OKNUM POLRI
Megawati adalah PemimpiBn yang tidak pintar. Megawati mudah dipengaruhi orang lain apalagi mereka-mereka bersedia memuji-muji (menjilat-jilat) Megawati. Faktanya banyak kebijaksanaan yang salah dilakukan Megawati sewaktu menjadi Presiden seperti menjual BUMN dan lain-lainnya.
Faktanya juga Megawati berhasil “disuap” oleh JK agar memberi restu JK untuk menjadi Cawapres Jokowi. JK juga mengumbar janji palsu pada Megawati bahwa dia tidak akan berusaha menyalip Presiden seperti yang dilakukannya zaman dirinya menjadi Wapres SBY. Tetapi faktanya apa?
Setahun Pemerintahan Jokowi-JK berjalan sudah tidak bisa terhitung banyaknya berapa kali JK mengambil posisi berseberangan dengan Jokowi. Sejak awal dari hal-hal sepele saja sudah terlihat JK berseberangan dengan Jokowi. Contoh kecil Pengumuman Menteri Kabinet, Jokowi maunya di Pelabuhan, JK maunya di Istana Negara. Akhirnya Jokowi ngalah.
Contoh kecil lainnya, JK mendukung PSSI bentukan kaki tangan Nirwan Bakri/Nurdin Halid, sementara Jokowi melalui Menpora ingin merenovasi total PSSI. Jelas-jelas berseberangan. Belum lagi kasus besar seperti Perseteruan Polri dengan KPK. Semua orang jadi saksi bahwa JK memusuhi seluruh pendukung KPK. JK mendukung oknum Polri yang ingin mengkriminalisasi KPK dan Pendukung KPK. Bahkan JK sampai tega memplintir ucapan Yunus Husen mantan Ketua PPATK. Dan yang terakhir yang membuka borok JK adalah Kasus Pelindo II aka RJ Lino yang membuat semua orang yakin bahwa JK memang menjadi Wapres dengan penuh Hidden Agenda terutama demi kejayaan Kerajaan Bisnisnya.
Kembali lagi ke Megawati dimana dirinya pernah mengatakan beberapa kali berikut yang pernah dikatakan Puan Maharani bahwa Jokowi hanyalah Petugas Partai. Oleh karena itu yang mengatur siapa yang harus menjadi Kapolri adalah Megawati. Dan kita semua menjadi saksi situasi politik yang panas selama 6 bulan gara-gara Megawati dan koalisinya memaksakan kehendak kepada Jokowi agar mengangkat Budi Gunawan menjadi Kapolri.
Dan satu lagi yang harus diingat adalah Megawati adalah Seorang Pendendam. Kalau mendendamnya hanya pada Soeharto dan krooni-kroninya yang merampok kekayaan Negara sih tidak masalah. Bagus sekali kalau Megawati mendorong pemerintah mengusut tuntas kasus-kasus Soeharto. Tetapi ternyata Sifat Pendendamnya hanya untuk hal-hal yang sepele.
Megawati mendendam pada SBY yang menghalanginya selama 10 tahun untuk menjadi Presiden. Yo opo rek, dendam koyok ngene. Ini sih bukan Negarawan tetapi ibu-ibu rumah tangga yang sirik. Begitu juga dendamnya pada Abraham Samad dan KPK. Gara-gara KPK seolah-olah menghalangi niat Megawati untuk mengangkat BG menjadi Kapolri dan karena AS pernah mengeluarkan pernyataan akan mengusut kasus Presiden-presiden terdahulu (termasuk dirinya) maka Megawati mendendam pada AS dan KPK.