KEBURUKAN DAN KELICIKAN MEGAWATI YANG AMBISIUS DI MATA GW
Diatas tadi gw udah bahas liciknya Megawati yang menyuruh rakyat untuk selalu mengingat-ingat Sejarah khususnya nama Soekarno tetapi Megawati sendiri tidak perduli (tidak mau mengusut) sejarah buruk bangsa ini. Megawati tidak perduli pengusutan sejarah karena buat dirinya yang penting adalah Kursi Presiden atau menjadi Penguasa negeri ini.
Salah satu bukti Megawati selalu dan selalu berambisi ingin menjadi Penguasa negeri ini terlihat dari sikapnya pada SBY. Dendam Kesumatnya terhadap SBY adalah bukti kesirikannya pada SBY yang telah merebut kursi Presiden dari dirinya. SBY adalah nama yang menghalanginya untuk menjadi Penguasa negeri ini selama 10 tahun sehingga dendamnya Naudzubillah.
Di sisi lain dengan mengamati dan mengingat sepak terjang Megawati akhirnya gw jadi bisa paham dengan Fadli Zon. Pertanyaan selama setahun terakhir tentang Mengapa Fadli Zon sepertinya sangat mendendam pada Jokowi, terjawab sudah. Fadli Zon ternyata sebenarnya bukan mendendam pada Jokowi. FZ dan sebagian pendukung KMP sebenarnya sangat dendam pada Megawati dan PDIP.
Tahun 2013 lalu Megawati yang ambisius sudah berancang-ancang ingin menjadi Presiden lagi untuk Periode 2014-2019. SBY sudah kena finalti (2 Priode berkuasa) sehingga SBY tidak akan menjadi saingan Megawati lagi. Tetapi ada satu nama yang bakal menyalipnya untuk berkuasa. Nama itu adalah Prabowo Subianto. Diatas kertas pada tahun 2013 Megawati kalah elektabilitas dari Prabowo. Dan ini harus disiasati.
Sebenarnya Megawati punya Perjanjian Rahasia dengan Prabowo (Perjanjian Batu Tulis) dimana Prabowo berjanji mendukung Megawati bertarung di Pilpres 2009 (sudah ditepati) dan Megawati berjanji untuk mendukung Prabowo di Pilpres 2014. Tetapi karena Megawati selalu melupakan sejarah dan hanya berambisi untuk menjadi Penguasa maka Perjanjian Batu Tulis itu dilemparnya ke laut.
Selanjutnya setelah pura-pura Pikun dengan Perjanjian Batu Tulis, Megawati mengukur-ukur kekuatan untuk melawan Prabowo di Pertarungan Pilpres ternyata Megawati ciut nyalinya. Diatas kertas dia pasti kalah. Tapi ternyata ada jalan lain yaitu menyorong Jokowi gubernur DKI yang lagi naik daun dan yang lagi disayang rakyat untuk bersaing melawan Prabowo.
Strategi Jitu tentunya. Di pikiran Megawati saat itu (tahun 2013) biarlah Jokowi saja yang menjadi Presiden. Toh PDIP bakal menang besar di Pileg karena ada nama besar Jokowi. Begitu juga dengan Jabatan Kepresidenan yang mana nama Presidennya memang Jokowi tetapi yang mengatur Pemerintahan adalah dirinya. Jokowi itu apalah, hanya petugas partai saja kok.
Selanjutnya terjadilah Pilpres 2014. Megawati berkomplot dengan JK, Surya Paloh, Budi Gunawan dan lain-lainnya untuk mendorong Jokowi maju ke arena Pilpres. Bravo, Berhasil dan sukses. Prabowo dan koalisinya digulung dengan mudah. Jokowi berhasil jadi Presiden dan saatnya Bancakan bagi-bagi kursi direalisasikan. Wuiiihh.. hebatnya mereka mengakal-akali semua orang.
Dan setahun ini kita semua menjadi saksi Pesta Pora dari Megawati, JK, Surya Paloh, KIH dan para pendukung dana nya (bukan rakyat). Inilah jawaban dari Mengapa Fadli Zon sangat mendendam.
Selanjutnya kita lihat dengan mata kepala kita sendiri dimana separuh dari menteri Jokowi dan pejabat setingkat menteri adalah orang-orang KIH. 6 Menteri/ setara menteri berasal dari PDIP, 5 Menteri/ setara Menteri dari Nasdem, 3 Menteri pilihan JK, 3 menteri untuk PKB, 2 untuk Hanura dan 2 untuk PKPI.