Mohon tunggu...
Reza aka Fadli Zontor
Reza aka Fadli Zontor Mohon Tunggu... -

Bukan Siapa-siapa, Hanya seorang Pemerhati Masalah Politik dan Sosial Zonk.Fadli@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Megawati dan PDIP Kembali Ingin Menantang Rakyat

7 Oktober 2015   08:10 Diperbarui: 7 Oktober 2015   08:10 2434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini artikel yang sangat panjang. Tulisan ini membahas tentang Siapa Megawati dan Rencana Buruk sejumlah Pihak yang ingin merevisi UU KPK. Artikel terdiri dari 4 Poin berisi 6 Halaman. Silahkan baca Poin 1 dan Poin 4 saja supaya menghemat waktu pembaca.

POIN PERTAMA

Semakin lama semakin yakin gw dengan kesimpulan bahwa Megawati dan PDIP adalah pihak-pihak yang zalim. Ketika mereka berkuasa maka dengan seenak jidatnya mereka merubah peraturan-peraturan (UU) yang sudah ada maupun mengganggu ketenteraman yang ada di republik ini demi kepentingan mereka.

Megawati adalah Putri Proklamator. Tidak pintar tetapi merasa dirinya genius. Tidak bijak tetapi merasa dirinya seorang negarawan. Berjiwa Feodal tetapi merasa dirinya Republiken. Sayangnya saat ini dia kembali berkuasa (memimpin Partai yang sedang berkuasa) sehingga negeri ini terancam berubah menjadi buruk karena semua peraturan ingin disesuaikan dengan keinginan Megawati dan PDIP.

Menurut gw, Megawati itu Hanya Omong Kosong. Slogan-slogan besarnya Nol Besar. Jas Merah adalah Kebohongan Terbesar dari Megawati. Kebohongan besar kedua adalah menyebut partainya sebagai Partai Wong Licik eh salah Partai Wong Cilik. Cilik opone? Cilik pikirane yo bener kuwi. PDIP adalah Partai yang berpikiran kecil.

Slogan yang paling digadang-gadangkanya yaitu Jas Merah : Jangan sesekali Melupakan Sejarah sebenarnya merupakan Slogan Kamuflase. Slogan Omong Besar. Karena makna sebenarnya dari Slogan itu adalah (Catet): Jangan sesekali Melupakan Nama Soekarno. Mengapa demikian? Karena bila sampai rakyat melupakan Soekarno maka Megawati sudah tidak punya nama lagi dan bila itu terjadi maka rakyat mana yang akan memilih PDIP?

Megawati sebenarnya adalah orang yang selalu tidak perduli dengan sejarah. Kasus 27 Juli, Kasus Penembakan Trisakti, Kasus Kejahatan Kroni Soeharto, Kasus G.30S/PKI dan kasus lain-lainnya yang merupakan sejarah kelam bangsa ini tidak pernah mau diingat/dipedulikan oleh Megawati.

Tahun 2000-2004 Megawati menjadi Presiden RI ke 5. Kasus 27 Juli yang menewaskan puluhan orang pendukungnya sendiri tidak disentuhnya sama sekali selama masa pemerintahannya. Juga Kasus yang menyangkut Soekarno ayahnya (G.30S/PKI) yang mengakibatkan jutaan nyawa melayang dibantai, mana mau Megawati mengurusnya, apalagi hanya kasus kecil yang menewaskan 5 Mahasiswa (Kasus Penembakan Trisakti/ Pahlawan Reformasi)?

Itulah fakta Kelicikan Megawati. Menyuruh rakyat mengingat sejarah (nama Soekarno) tetapi dirinya sendiri boro-boro mau mengurus sejarah. Yang penting bagi Megawati adalah selama orang masih mengingat nama Soekarno (Jas Merah) maka selama itu pula dirinya punya kekuatan politik . Target utamanya adalah Kekuasan ataupun Kursi Presiden. Hanya inilah yang diinginkan Megawati. Persetan amat dengan sejarah, persetan amat dengan Marhaen dan lain-lainnya.

Gw berani bertaruh, Potong kuping gw (dikit aja) bahwa di dalam hati kecil Megawati dirinya sangat menginginkan anaknya Puan Maharani suatu saat akan menjadi Presiden. Begitu juga dengan cucu-cucunya. Ingat Jas Merah maka selama itu anak-cucu Megawati punya peluang untuk menjadi Presiden. Preett.

POIN KEDUA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun