Sekolah harus menjadi tempat di mana remaja belajar tentang nilai-nilai moral, empati, dan tanggung jawab. Kurikulum yang berfokus pada pendidikan karakter dapat membantu membentuk kepribadian yang lebih baik. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat menjadi sarana bagi siswa untuk mengembangkan bakat dan minat mereka secara positif. (Abas,2021)
3. Penegakan Hukum yang Tegas
Aparat keamanan perlu bertindak tegas terhadap pelaku klitih untuk memberikan efek jera. Namun, penting untuk diingat bahwa pendekatan ini harus diimbangi dengan rehabilitasi bagi pelaku yang masih di bawah umur agar mereka dapat kembali ke masyarakat dengan sikap yang lebih baik.
4. Penyediaan Fasilitas dan Kegiatan Positif
Pemerintah daerah dapat menyediakan fasilitas olahraga, seni, atau pelatihan keterampilan untuk remaja. Hal ini dapat membantu mereka mengalihkan energi ke aktivitas yang lebih bermanfaat.
5. Kampanye Anti-Klitih
Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kampanye anti-klitih dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman. Kampanye ini dapat dilakukan melalui media sosial, seminar, atau kegiatan komunitas.
6. Pengawasan Media Sosial
Orang tua dan pihak berwenang perlu lebih aktif dalam memantau aktivitas remaja di media sosial. Memberikan edukasi tentang bahaya konten negatif dan cara menggunakan media sosial secara bijak adalah langkah penting untuk mencegah pengaruh buruk.
Kesimpulan
Klitih di Klaten bukan hanya sekadar masalah kriminal, tetapi juga mencerminkan tantangan sosial yang lebih besar. Fenomena ini menunjukkan pentingnya peran keluarga, pendidikan, dan masyarakat dalam membentuk karakter generasi muda.