Mohon tunggu...
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto
Fadjar PENA MANFAAT Setyanto Mohon Tunggu... Freelancer - PENA MANFAAT semoga pena ini selalu membawa manfaat.

Al Ghazali : kalau kamu bukan anak raja atau bukan anak ulama besar, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bekal Perjalanan

19 Februari 2023   23:41 Diperbarui: 20 Februari 2023   05:11 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nina dan Nana sepasang kakak adik kembar yang sangat akrab sedang bersiap-siap menyiapkan perlengkapan dan perbekalan untuk dibawa ke liburan di luar negeri. Perlengkapan yang diperlukan sedang dipersiapkan. Koper baru, jaket tebal karena sedang salju di negara tujuan, sepatu, kaos kaki, sendal, dan banyak lagi. Bahkan laptop dan kamera adalah barang wajib bagi mereka berdua.

Menurut rencana mereka akan berlibur selama 10 hari, oleh sebab itu perlengkapan dan perbekalan  yang dibawa pun lumayan banyak. Uang dan vitamin adalah menu wajib yang harus dibawa selain dokumen keimigrasian yang diperlukan.

"Kak, lumayan banyak yang kita bawa, ya,? Kata Nana kepada kakaknya.

"Iya, dik, hehehehe kakak sendiri tidak menduga akan banyak barang yang akan kita bawa, semoga tidak melebihi kapasitas maksimum bagasi."

"Memangnya kalau kelebihan bagaimana, kak?", tanya Nana pada kakaknya.

"Kita harus bayar kelebihan muatan, dan itu tidak murah biayanya," jawab Nina.

"Ya, mengerti, kak," jawab Nana sambil meneruskan pekerjaannya mempersiapkan perlengkapan.

Tanpa disadari oleh kedua gadis itu, ternyata adik mereka yang bungsu, Adi memperhatikan apa yang dilakukan kedua kakaknya.

Adi, yang masih berusia 10 tahun belum mengerti mengapa kedua kakaknya bersibuk-sibuk sejak beberapa hari yang lalu. Dia hanya mengerti bahwa kedua kakaknya akan ke luar negeri.

Pada saat Adi sedang mengamati kakaknya, ibunya datang memanggilnya untuk minum susu kesukaannya.

Adi bertanya pada ibunya,"Ma, kenapa kakak pada sibuk, ya?".

"Iya, karena kakak akan pergi 10 hari ke luar negeri, jadi harus punya persiapan yang matang supaya tidak ada masalah di perjalanan."


"Oh begitu ya, Ma?", tanya Adi meminta persetujuan dari ibunya.

"Iya betul, kan kakak tidak bersama mama, makanya harus benar-benar rapi persiapannya supaya tidak bermasalah atau kerepotan di sana."

"Sama seperti kamu menghadapi ujian pelajaran," lanjut ibunya,"Kalau kamu tidak punya persiapan dengan cara belajar yang baik, maka kamu tidak akan bisa mengerjakan soal ujian, dan hasilnya nilai kamu jadi jelek."

"Oh baik, ma," Adi menyahut sambil meneruskan,"Guru agama Adi mengatakan bahwa hidup itu adalah perjalanan menuju alam akhirat yang kekal abadi dan selamanya, jadi kalau begitu kita harus punya persiapan yang baik ya, Ma."

Sang ibu terkejut Adi bicara seperti itu. "Ini sih bukan suara hati dari Adi semata, tapi ada campur tangan Allah buat mengingatkanku."

"Astaghfirlohalazhim, subhanallah, maa sya Allah, Adi telah memberikan sesuatu yang sangat di luar dugaan."

"Ma, ma, kenapa bengong?", tanya Adi yang memperhatikan ibunya.

"Eh, iya, enggak, mmmm, mama gak bengong kok," sang ibu menjadi salah tingkah.

Setelah berhasil menenangkan diri dia pun menjawab pertanyaan Adi.

"Tadi kamu bilang bahwa hidup itu perjalanan menuju alam yang kekal abadi?" ibunya bertanya pada Adi.

"Ya, ma," jawab Adi.

"Perkataan kamu tadi adalah sangat benar, oleh sebab itu sudah semestinya kita memiliki bekal yang banyak."

"Lihat kakak-kakak, untuk 10 hari saja perlengkapan yang harus dibawa sebegitu banyak apalagi untuk kehidupan yang kekal abadi, kehidupan yang tak akan berakhir, tentu bekalnya harus banyaaaaak sekali."

"Untuk itu bekal yang perlu kita bawa adalah :
-menjaga sholat,
-puasa di bulan Ramadhan,
-membaca qur'an,
-menjauhkan diri perbuatan dan perkataan tak guna,
-membayar zakat, infaq, dan shadaqah,
-menjaga kehormatan diri dari pergaulan lain jenis,
-menjaga kepercayaan,
-hormat pada orang tua.

"Masih banyak lagi yang perlu dilakukan untuk bekal kita, nanti kamu harus sering ikut pengajian, ya?"

"Ya, ma," jawab Adi.

"In sya Allah, Adi akan lakukan," tambah Adi.

Sang ibu kembali terkejut dengan ucapan Adi. Mengucapkan,"In sya Allah", sebelum melakukan suatu kegiatan yang akan datang.

"Apakah ini efek dari menonton pengajian di TVRI setiap pagi?", sang ibu terharu.

Sang ibu segera memanggil si kembar, "Nak, kalian bersiap-siap seperti begitu hebat namun ada satu bekal yang harus kalian harus selalu bawa."

"Apa itu, ma?", tanya si kembar.

"Jangan lupa sholat kalian, ya?", jawab ibunya.

"Ya ma, in sya Allah kami tak lupa, perlengkapan sholat sudah masuk ke koper, ma."

"Alhamdulillah."

=============

Gonilan, 19 Feb 2023

Fadjar Setyanto

--------------

Ikatlah ilmu dengan menulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun