“Fir, aku udah di lobby ya?”, sms Anto pada Fira.
Selang beberapa menit kemudian, nampak Fira berjalan mengarah ke lokasi dimana Anto berada. Atasan cream dipadu dengan kalung-kalung etnik warna-warni yang dipakai Fira, menampakan kesan cerah dan semangat. Anto selalu saja menyukai Fira.
Anto pun senyum-senyum melihat Fira. Senang sekali hatinya bisa bertemu Fira setelah sekian lama tak pernah jumpa. Terakhir kali Anto berada di kantor Fira ialah tiga tahun yang lalu. Saat itu dia memberi kursus privat untuk seorang mahasiswa S2 yang akan mengikuti test masuk ke bank ini. Anto menyempatkan diri mampir untuk melihat perkembangan hasil mahasiswa ini saat menjalani test. Saat itu nama orang itu tercantum sebagai yang lolos masuk ke test ke-4.
Saat Fira mulai mendekat, Anto buru-buru menyodorkan tangannya untuk menyalami Fira.
“Apa kabar Fir?”, tanya Anto yang masih bungah hatinya, gerakannya sedikit agak kikuk.
Fira pun menyambut tangan Anto dan menyalaminya sambil tersenyum.
Anto yang masih kikuk, teringat senyum itu saat mereka pernah sangat dekat.
“Well mau kemana kita?”, tanya Anto masih sambil senyum salah tingkah.
“Café sekitar sini ada, gimana?”, jawab Fira.
“Ya boleh, boleh, jawab Anto”.
Mereka pun berjalan beriringan menuju café di sekitar kantor Fira. Mereka tak banyak bicara. Tidak sampai 10 menit mereka sudah sampai di café yang dimaksud. Banyak orang yang sudah duduk di meja-meja pesanan. Nampaknya mereka juga sedang menunggu. Mereka saling berbincang dan bersenda gurau.