Mohon tunggu...
GoneGone
GoneGone Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tukang Ketik

Menulis, Membaca, Berpetualang dan Bercinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suami Saya Bilang

31 Januari 2023   21:08 Diperbarui: 31 Januari 2023   21:10 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa kita baik-baik saja?"

"Sayang ...."

"Jawab! Apa kita baik-baik saja?"

Suami saya tidak memberikan jawaban, dia membungkam mulut saya dengan sebuah ciuman. Ciuman yang membawa kami kembali pada permainan panas di atas ranjang. Saya tidak menikmatinya, saya tidak lagi menikmatinya. Tapi suami saya pernah bilang, sex adalah jalan keluar segala permasalahan antara suami dan isteri. Baiklah.

*

Semakin hari saya semakin merasa ada yang salah dengan kami, dengan Ernest, dengan rumah kami, dan dengan diri saya sendiri. Saya baru sadar jika saya tidak memiliki teman satu pun kecuali teman-teman Ernest yang hampir setiap hari mampir ke rumah. Seperti Suster Nadia dan Dr. Dave.

Kebetulan sekali hari ini Dr. Dave datang berkunjung. Dia pria baik, begitu kata Ernest ketika pertama kali dia mengenalkan saya pada Dr. Dave. Umurnya tidak jauh beda dengan saya, punya satu isteri dan tiga orang anak yang semuanya laki-laki. Dave juga tidak kalah tampan dari Ernest. Dia tinggi, putih dan atletis. Ya, tapi tetap saja, setampan atau sebaik apa pun Dr. Dave, di mataku cuma Ernest yang paling sempurna.

"Sepertinya ada hal yang sedang kamu pikirkan?" Dr. Dave membuka dialog. Dia juga membantu memeriksa tekanan darah saya, karena akhir-akhir ini kesehatan saya memang sedikit bermasalah. Misalnya, pandangan saya sering kabur dan badan terasa lemas. Sesekali perut pun ikut mual ingin muntah. Apa saya hamil? Apa saya akan menjadi gendut dan jelek?

"Kami tidak pernah bertengkar. Suami saya sama sekali tidak pernah marah. Pernikahan kami terlalu baik-baik saja. Apa ini aneh?"

Dr. Dave tertawa mendengar pernyataan saya. Lalu di sela tawanya itu, dia berusaha mengatakan satu pertanyaan yang kerap ditanyakan juga oleh suami saya, "Apa ... kamu sudah minum obat?" kemudian dokter sialan itu kembali menyelesaikan tawanya.

Saya tidak menjawab.  Suami saya bilang, saya tidak boleh telat minum obat. Ya, saya ingat, saya tidak akan pernah melupakan kalimat-kalimat yang dia ucapkan. Tapi saya tidak sakit, kenapa saya harus minum obat? Tapi suami saya bilang, saya tidak boleh bertanya. Baiklah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun