Mohon tunggu...
Fadil Ahmad Muzakir
Fadil Ahmad Muzakir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Warga sipil

Sedang mencari jalan untuk pergi ke Tulehu

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Resmi! Liga 1 Musim Depan Tanpa Suporter Tamu: Alasan, Kejanggalan, dan Kambing Hitam

8 Juni 2023   19:08 Diperbarui: 17 Juni 2023   08:36 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
People watching football at stadium during daytime photo – Free Barcelona Image on Unsplash 

Duduk Perkara

PT. LIB sudah merilis draft jadwal pertandingan Liga 1 musim 2023/2024 kepada para klub peserta. Bersamaan dengan rilisnya draft jadwal tersebut, dirilis juga informasi bahwa pada musim depan supporter dilarang untuk datang ke laga tandang. 

Yap, dengan kata lain supporter dilarang untuk melakukan tradisi away day. Pihak PT. LIB menjelaskan bahwa keputusan larangan away day ini dikarenakan pada musim depan Liga 1 akan bertepatan dengan tahun politik. Jadi, demi memuluskan perizinan pertandingan, maka diambillah keputusan tersebut. 

Selain itu, PT. LIB menegaskan keputusan tersebut diambil karena sepak bola nasional saat ini sedang berada dalam masa transisi. Entah transisi macam apa yang sedang dilakukan. Dan keputusan larangan away day ini merupakan kesepakatan bersama dengan para pemilik klub yang berlaga di Liga 1 musim 2023/2024.

Gagasan pendukung tentang larangan away day datang dari Stadion Manahan, Erick Thohir, saat meninjau stadion tersebut untuk dijadikan venue Kualifikasi Piala Asia U-23, mempertegaskan larangan ini. 

ET membenarkan apa yang disampaikan oleh pihak PT. LIB sekaligus menambahkan bahwa keputusan tersebut berhubungan dengan Tragedi Kanjuruhan dan sanksi FIFA. Beliau menjelaskan bahwa larangan away day ini merupakan bagian evaluasi dari Tragedi Kanjuruhan. 

Dari Stadion Manahan, ET mengingatkan kita untuk tidak menjadi bangsa pelupa. “Jangan jadi bangsa pelupa, seakan-akan tidak terjadi apa-apa kemarin, 135 orang meninggal dunia. Jangan jadi bangsa pelupa, FIFA tidak lupa”, kata ET.

Tidak cukup pada Tragedi Kanjuruhan, ET juga menyinggung tentang kerusuhan yang terjadi di beberapa tempat. Pada sisa akhir musim Liga 1 2022/2023—setelah Tragedi Kanjuruhan—memang ada beberapa kerusuhan yang terjadi di stadion. 

Yang pertama, kerusuhan supporter PSIS yang berkonfrontasi dengan pihak Kepolisian di depan pintu masuk Stadion Jatidiri. Yang kedua, kerusuhan antara supporter PSIS dengan supporter PSS di tribun Stadion Jatidiri. Dan yang ketiga, kerusuhan antara supporter Persib dan supporter Persis di tribun Stadion Pakansari. 

Tiga kejadian itulah yang menjadi salah satu penguat argumen untuk larangan away day ini. Kendati demikian, ET menyatakan bahwa peraturan ini akan bertahap, tapi entah bertahap seperti apa yang dimaksud oleh ET.

Keputusan larangan away day ini jelas minumbulkan kritik dari berbagai pihak, khususnya supporter. Mengutip dari panditfootball.com, Presiden Pasoepati, menyakatan bahwa ini adalah keputusan konyol. Sebab, laga tandang bisa menjadi suatu sarana untuk mendamaikan kelompok supporter yang tidak akur. 

Senada dengan Presiden Pasoepati, Ketua Viking Persib Club menyatakan bahwa away day bisa dimanfaatkan sebagai ajang silaturahmi antar supporter. 

Larangan away day malah berpotensi menghilangkan momentum bagi para supporter yang sedang munuju jalur perdamaian. Sama seperti dua pentolan sebelumnya, Ketua Umum The Jakmania juga mempertanyakan tentang larangan ini.

Kritik oleh supporter ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, setelah Tragedi Kanjuruhan, beberapa kelompok supporter yang memiliki sejarah panjang tentang permusuhan akhirnya memutuskan untuk berdamai dengan rivalnya. 

Dimulai dari supporter PSIM, PSS, dan Persis yang bersepakat untuk menyudahi permusuhan dan membangun perdamaian di wilayah peninggalan Kerajaan Mataram itu, yang kemudian diberi tagline #MataramIsLove.

Perdamaian tersebut membuahkan manifestasi yang cukup nyata, bisa dilihat ketika para Pasoepati yang melakukan away day kemudian disambut dengan baik oleh para Brajamusti ketika melewat wilayah mereka.

Perdamaian selanjutnya disusul oleh dua kubu terpanas di sepak bola Indonesia. Kabar baik itu datang dari kubu Bandung dan kubu Jakarta ketika mereka bernyanyi menyuarakan “di sini Viking, di sana The Jak, di mana-mana kita sodara”. Sungguh indah momen itu. 

Sama seperti perdamaian yang terjadi di Mataram, perdamaian antara supporter Persib dan supporter Persija pun membuahkan hasil nyata. Bisa dilihat dari tidak adanya tindakan agresif oleh supporter Persib kepada tim Persija saat bertamu ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), justru tim Persija mendapatkan sambutan hangat oleh Bobotoh di Bandung. Hal itu dikonfirmasi oleh kapten Persija, Andritany, melalui unggahan akun Instagram-nya. Malah Andritany mengajak The Jakmania untuk menyambut tim Persib dengan baik juga jika bertamu ke Jakarta.

Tak sampai di situ, hubungan antara Surabaya dan Jakarta pun membaik ketika Bonek Mania dan The Jakmania saling bergantian mengawal bus tim tamu yang sedang bertandang. The Jakmania mengawal bus yang berisikan pemain Persebaya saat bertamu ke Jakarta, juga sebaliknya, Bonek Mania mengawal bus yang berisikan pemain Persija saat bertamu ke Surabaya—walaupun pertandingannya di stadion Gresik.

Kejanggalan 

Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam larangan ini yaitu penyataan bahwa keputusan untuk melarang away day merupakan kesepakatan bersama oleh para pemilik klub peserta Liga 1 musim 2023/2024. 

Pertanyaan adalah pemilik klub mana saja yang setuju? Pasalnya, salah satu koordinator Bonek Green Nord telah mengonfirmasi kepada pihak klub Persebaya untuk mempertanyakan apakah memang ada kesepakatan seperti itu atau tidak, dan pihak klub menyatakan bahwa tidak ada kesepakatan seperti itu. Hal tersebut menunjukkan adanya kejanggalan dari pernyataan PT. LIB tentang kesepakatan bersama.

Supporter Dikambinghitamkan

Pernyataan ET tentang larangan away day ini cenderung menyudutkan supporter (bisa dibaca di sini). ET menyatakan bahwa larangan ini berhubugan dengan Tragedi Kanjuruhan dan larangan ini merupakan bagian dari evaluasi tragedi tersebut. Padahal saat Tragedi Kanjuruhan tidak ada supporter tamu yang datang ke stadion, tapi kenapa yang menjadi bahan evaluasinya itu pihak supporter? 

Memang, tragedi ini melibatkan supporter, tapi supporter tidak menjadi penyebab tunggal, ada pihak keamanan yang abai dalam melakukan tugas, ada pelanggaran SOP yang dilakukan oleh aparat keamanan, ada panpel yang tidak sigap melakukan mitigasi dalam partai big match. Lalu kenapa—sejauh ini—hanya supporter yang dijadikan bahan evaluasi? Mana evaluasi untuk pihak keamanan? Mana evaluasi untuk panpel?

Tak cukup hanya mengambinghitamkan supporter di Tragedi Kanjuruhan. Untuk memperkuat argument dalam larangan away day ini, ET juga menyinggung soal tiga kerusuhan yang terjadi di sisa akhir musim lalu. 

Memang, sih, kerusuhan tersebut cukup masuk akal untuk dijadikan alasan dalam larangan away day, tapi yang luput dari ET dkk yaitu proses perdamaian dan sinegritas yang sedang dibangun oleh beberapa supporter di Indonesia. Dengan dilarangnya away day berpotensi memutus kontak komunikasi positif atau silaturahmi di antara mereka.

Cari Aman

Keputusan untuk melarang supporter datang ke laga tandang tampaknya merupakan “peraturan cari aman” yang diambil oleh operator liga dan federasi. 

Dari keputusan tersebut bisa dilihat bahwa supporter masih dijadikan “biang kerok” oleh para petinggi sepak bola di setiap ada kejadian buruk yang menimpa sepak bola Indonesia, padahal banyak faktor lain di luar sana; operator liga yang abai dengan regulasi stadium safety and security, panpel yang tidak becus mengurus perizinan keamanan, pemilik klub yang hanya peduli cuan, pihak keamanan yang tidak paham regulasi FIFA, dan masih banyak banyak banyak lagi.

***

Namun, setuju atau tidak setuju, keputusan tetaplah keputusan. Peraturan sudah ditetapkan dan harus dijalankan. Semoga menjelang bergulirnya Liga 1 musim 2023/2024 akan ada kabar baik tentang larangan away day ini.

Sumber:

https://ligaindonesiabaru.com/press/detail/soal-persyaratan-suporter-tamu-dilarang-hadir--ini-penjelasan-lib 

https://www.indosport.com/sepakbola/20230604/liga-1-tanpa-suporter-tamu-erick-thohir-ingatkan-tragedi-kanjuruhan

https://jateng.tribunnews.com/2023/04/05/kronologi-kerusuhan-suporter-di-laga-persib-bandung-vs-persis-solo-saling-lempar-kursi-stadion

https://jogja.tribunnews.com/2023/04/02/kronologi-rusuh-suporter-di-laga-psis-vs-pss-sleman

https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/18/112800965/kronologi-kerusuhan-suporter-dan-polisi-saat-laga-psis-vs-persis-solo

https://www.panditfootball.com/nasional/215262//230606/protes-suporter-terhadap-larangan-datang-ke-laga-tandang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun