Pertanyaan adalah pemilik klub mana saja yang setuju? Pasalnya, salah satu koordinator Bonek Green Nord telah mengonfirmasi kepada pihak klub Persebaya untuk mempertanyakan apakah memang ada kesepakatan seperti itu atau tidak, dan pihak klub menyatakan bahwa tidak ada kesepakatan seperti itu. Hal tersebut menunjukkan adanya kejanggalan dari pernyataan PT. LIB tentang kesepakatan bersama.
Supporter Dikambinghitamkan
Pernyataan ET tentang larangan away day ini cenderung menyudutkan supporter (bisa dibaca di sini). ET menyatakan bahwa larangan ini berhubugan dengan Tragedi Kanjuruhan dan larangan ini merupakan bagian dari evaluasi tragedi tersebut. Padahal saat Tragedi Kanjuruhan tidak ada supporter tamu yang datang ke stadion, tapi kenapa yang menjadi bahan evaluasinya itu pihak supporter?
Memang, tragedi ini melibatkan supporter, tapi supporter tidak menjadi penyebab tunggal, ada pihak keamanan yang abai dalam melakukan tugas, ada pelanggaran SOP yang dilakukan oleh aparat keamanan, ada panpel yang tidak sigap melakukan mitigasi dalam partai big match. Lalu kenapa—sejauh ini—hanya supporter yang dijadikan bahan evaluasi? Mana evaluasi untuk pihak keamanan? Mana evaluasi untuk panpel?
Tak cukup hanya mengambinghitamkan supporter di Tragedi Kanjuruhan. Untuk memperkuat argument dalam larangan away day ini, ET juga menyinggung soal tiga kerusuhan yang terjadi di sisa akhir musim lalu.
Memang, sih, kerusuhan tersebut cukup masuk akal untuk dijadikan alasan dalam larangan away day, tapi yang luput dari ET dkk yaitu proses perdamaian dan sinegritas yang sedang dibangun oleh beberapa supporter di Indonesia. Dengan dilarangnya away day berpotensi memutus kontak komunikasi positif atau silaturahmi di antara mereka.
Cari Aman
Keputusan untuk melarang supporter datang ke laga tandang tampaknya merupakan “peraturan cari aman” yang diambil oleh operator liga dan federasi.
Dari keputusan tersebut bisa dilihat bahwa supporter masih dijadikan “biang kerok” oleh para petinggi sepak bola di setiap ada kejadian buruk yang menimpa sepak bola Indonesia, padahal banyak faktor lain di luar sana; operator liga yang abai dengan regulasi stadium safety and security, panpel yang tidak becus mengurus perizinan keamanan, pemilik klub yang hanya peduli cuan, pihak keamanan yang tidak paham regulasi FIFA, dan masih banyak banyak banyak lagi.
***
Namun, setuju atau tidak setuju, keputusan tetaplah keputusan. Peraturan sudah ditetapkan dan harus dijalankan. Semoga menjelang bergulirnya Liga 1 musim 2023/2024 akan ada kabar baik tentang larangan away day ini.