Mohon tunggu...
Fadhel Izanul Akbar
Fadhel Izanul Akbar Mohon Tunggu... Guru - Magister Interdisiplinary Islamic Studies UIN Sunan Kalijaga

menjaga kesehatan jiwa dengan membaca dan menulis menjaga kesehatan fisik dengan olahraga menjaga keimanan dengan Ibadah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perjuangan Guru dalam Mencari Keseimbangan antara Profesi dan Kesejahteraan Pribadi

5 Juni 2024   20:14 Diperbarui: 5 Juni 2024   20:40 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apabila kita survey tentang tingkat kesejahteraan guru, makan kita akan mendapati masih banyak guru yang masih belum sejahtera. Hal ini terbukti dari hasil riset Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) mengungkapkan sekitar 74 persen dari guru honorer dibayar di bawah Upah Minimum Kabupaten-Kota 2024. Dari 74 persen guru honorer yang berpenghasilan di bawa Rp 2 juta perbulan, 20,5 persen diantaranya masih berpenghasilan di bawah Rp 500 ribu.

Apabila kita lihat dari data tersebut, guru masih belum mendekati sejahtera. Padahal, salah satu faktor yang memadai dalam kegiatan pembelajaran adalah kesejahteraan bagi tenaga pendidik. Kesejahteraan yang terjamin adalah salah satu penghargaan yang berhak diterima oleh guru. Dalam hal kesejahteraan guru inilah, penghargaan yang diterima masih belum sebanding denga napa yang mereka lakukan, mulai dari tugas, fungsi, dan perannya sebagai guru. Sebagaimana yang sudah disebutkan di atas.

Fakta yang tidak bisa kita bantah lagi, bahwa banyak guru yang mengambil pekerjaan tambahan selain mengajar, seperti berdagang di lingkungan sekolah, mengambil jadwal mengajar di sekolah lain, beternak dan sebagainya. Jika hal ini terjadi secara berkelanjutan, fokus guru akan terpecah, menyebabkan tidak profesional sebagai guru, dan efek dominonya adalah berdampak buruk pada siswa.

Dari pemaparan data dan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa tingat kesejahteraan guru yang rendah menghasilkan dampak buruk untuk kualitas Pendidikan di Indonesia. Maka, beban tanggung jawab mengurus dan membangun Pendidikan di Indonesia harus ditanggung oleh semua pihak. Terutama pemerintah sebagai pemangku kebijakan, mereka harus menyadari bahwa pentingnya menjaga kesejahteraan para guru dan memberikan penghargaan yang layak sesuai dengan peran dan kontribusi guru dalam mencerdaskan generasi bangsa. Jadi, yakin masih mau jadi guru? Coba dipertimbangkan lagi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun