Strategi merupakan suatu seni ataupun cara untuk mencapai tujuan yang dalam Bahasa Yunani disebut sebagai Strategos yakni sesuatu yang selalu dikerjakan oleh setiap jenderal dalam merancang suatu rencana untuk menangkan suatu pertempuran. Strategi juga merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan. Strategi terdiri atas aktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Militer merupakan angkatan bersenjata yang berasal dari negara manapun dan segala hal yang memiliki koneksi yang berhubungan dengan angkatan bersenjata. Dalam kata lain ialah tentara ataupun juga angkatan bersenjata. Militer biasanya terdiri dari prajurit maupun serdadu. Kata lain yang sangat berhubungan dengan militer yakni adalah militerisme,
Strategi militer merupakan salah satu hal terpenting di militer dalam keamanan dan juga pertahanan. Dalam strategi militer, strategi bisa diaplikasikan secara menyeluruh dalam setiap pertempuran.
Sedangkan menurut ahli strategi perang yang bernama Clausewitz, dia berkata bahwa strategi militer ialah tujuan yang telah ditentukan oleh politik, sedangkan taktik militer merupakan suatu kesinambungan politik secara militeriasasi.
Oleh karena itu, dalam setiap penerapan suatu strategi militer, harus memperhatikan kondisi dari politik, ideologi, ekonomi, sosial ataupun budaya, serta militer nya. Penerapan dari suatu strategi militer biasanya terliput dari jumlah pasukan, cara menyerang dan bertahan, dan juga mempertimbangkan dari dampak setelah pertempuran.
Marsekal Helmuth von Moltke melihat suatu inti strategi militer dari berbagai macam persiapan yang diperlukan untuk mengirim pasukan ke medan perang secara simultan.
Di tempat lain, Moltke berkata bahwasanya strategi ialah sistem kelayakan yang sejatinya menentang suatu prinsip umum yang bisa diajarkan. Dalam pandangan lain, Mikhail Ivanovich Dragomirov ,menghilangkan konsep science atau pun disebut juga ilmu perang , dan mendukung konsep theory of war atau teori perang. (Kusumawardani, 2017)
Strategi dan Militer merupakan 2 hal yang sangat berkesinambungan yang dimana jikalau ingin memenangkan suatu peperangan maka diperlukannya strategi yang hebat.
Di era modern saat ini banyak sekali Jenderal-Jenderal besar yang menguasai banyak sekali strategi militer demi keamanan wilayah mereka masing-masing. Kembali ke masa perang dunia ke 2, banyak sekali strategi militer yang digunakan selama perang terjadi, sebut saja strategi Blitzkrieg.
Blitzkrieg merupakan strategi yang diciptakan oleh seseorang yang bernama Heinz Guderian yang dimana strategi ini merupakan sebuah metode pertempuran secara cepat yang dimana para infanteri dan juga kendaraan baja menjadi ujung tombaknya serta mendapatkan serangan dukungan dari udara dan juga artileri.
Selain dari Heinz Guderian terdapat juga nama nama lain seperti Erwin Rommel yang mendapat julukan “rubah gurun” karena ketangguhannya selama PD 2 di wilayah afrika utara, lalu ada Napoleon Bonaparte dengan Pasukan Prancis yang berhasil menaklukan hamper seluruh wilayah yang ada di eropa, serta ada juga Genghis Khan beserta Pasukan mongolnya yang berhasil menguasai seluruh wilayah china, asia, afrika, hingga eroppa tengah.
Namun sebelum nama-nama tersebut mulai tenar, terdapat seorang jenderal besar yang berasal dari tiongkok kuno yang dimana strateginya masih dipakai sampai sekarang yakni Sun-Tzu.
Sun-Tzu yang nama aslinya Sun Wu merupakan seorang ahli militer serta Jenderal Besar dari Kerajaan Wu pada era musim semi gugur China “春秋”. Karyanya yang Bernama “Seni Perang Sun Tzu” memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sejarah dan kebudayaan di kemiliteran Negara China itu sendiri serta terhadap dunia kemiliteran di seluruh dunia.
Buku Militernya yang berjudul “Sun Zi Bing Fa” telah banyak terjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dipakai sebagai pedoman strategi dalam dunia militer serta bisnis pada zaman sekarang ini. Buku “Sun Zi Bing Fa” yang telah diterjemahkan bahasa Inggris dikenal dengan sebutan“The Art of War”.
Sun-Tzu hidup sekitar tahun (544 SM – 470 SM) yang dimana sejak kecil dia sangat senang meneliti tentang strategi ke militeran. Dia Berasal dari wilayah kerajaan Qi yang terletak di sekitar provinsi Shandong. Dia merupakan keturunan dari keluarga yang mempunyai bakat tinggi di dunia kemiliteran serta Kakek nya merupakan jenderal dari kerajaan Qi.
Saat berumur 18 tahun, terjadi konflik saudara yang Panjang di kerajaan Qi sehingga membuat Sun-Tzu kecewa dan menganggap bahwa kemampuannya tidak akan berguna bagi kerajaan Qi sehingga dia membelot ke kerajaan Wu. (Dinaviriya, 2021)
Menurut sejarah, Sun-Tzu memiliki suatu hal identik yang disebut 36 strategi ataupun 36 taktik dalam militer yang dimana, istilah ini memuat banyak skenario selama sejarah wilayah Tiongkok pada era Negara-negara Berperang dan juga era 3 Kerajaan. 36 strategi ini biasanya lebih banyak disampaikan sebagai cerita secara lisan daripada diabadikan secara tertulis.
Walau seperti itu, banyak penulis dari Tiongkok yang berusahauntuk mengompilasikan “36 Strategi” ini dari berbagai cerita secara turun-temurun. Secara umum, masyarakat Tiongkok kuno mengatakan bahwa “hanya ada 36 strategi di bawah langit”. (Feng, 2007)
Perjalanan karier militer yang dijalani oleh Sun-Tzu tidaklah semudah yang banyak orang kira. Ia menjalani masa yang berat sampai bisa berada di posisi puncak. Sebelum dipercaya oleh Kerajaan Wu, ia disuruh untuk mempraktik-kan segala macam taktik yang telah ada. Raja Helu ingin sekali Sun Tzu memperlihatkan strategi perangnya agar sesuai dengan ekspektasinya.
Menurut dari sejarawan Sima Qian, Sun Tzu berhasil membuktikan semua taktik dan juga teori perangnya yang sangat hebat. Ia berhasil memenangkan Perang Boju yang awalnya hanya dianggap sangatlah mustahil. Berkat dari kepemimpinannya di perang ini, perjalanan kariernya semakin meningkat, sampai ia diangkat menjadi jendral perang tertinggi yang pernah ada di wilayah Tiongkok.
Kemahiran dari Sun Tzu itu sendiri ternyata telah membuat banyak sekali pemimpin ataupun jenderal di era modern ini terinspirasi. Padahal buku yang ditulis oleh sang ahli strategi ini telah berusia lebih dari ribuan tahun.
Untuk ukuran buku yang berisi strategi tempur, The Art of War merupakan buku terbaik sepanjang sejarah peradaban umat manusia terutama di bidang strategi dan militer.
Apa yang telah ditulis oleh Sun Tzu di bukunya telah menginspirasi banyak sekali pemimpin-pemimpin besar di dunia sepert Mao Zedong yang merupakan seorang diktator besar dari wilayah Tiongkok itu sendiri.
Dan yang terakhir ada Jendral Douglas MacArthur yang merupakan jendral besar dari USA yang terlibat dalam perang Pasifik serta perang saudara korea, dan beberapa petinggi militer dari Jepang baik itu dari masa Sengoku Jidai maupun di era sekarang. Semua orang-orang ini di menggunakan konsep peperangan dari Sun Tzu untuk memperoleh banyaknya kemenangan dalam pertempuran.
Banyak Sekali strategi-strategi yang dikemukakan oleh Sun-Tzu dalam bukunya yang berjudul The Art of War tetapi terdapat 4 macam strategi yang benar benar berguna dalam kemiliteran era sekarang ini yakni antara lain :
- Penilaian
Menurut Sun-Tzu hal dasar yang harus dimiliki untuk memenangkan sebuah perang adalah harus bisa mengukur hasil dari peperangan itu sendiri. Caranya yang dilakukan yakni dengan menilai situasi yang terjadi di medan pertempuran tersebut (Clavell, 1983)
- Tentang melancarkan suatu pertempuran
Dalam pertempuran, gapailah sebuah kemenangan yang sngat cepat. Sebab, pertempuran yang berkepanjangan tidak akan membawa suatu keuntungan. Karena, Perang berkepanjangan akan menguras biaya tinggi, membuat moral dari setiap pasukan merosot, dan memberi kesempatan terhadap musuh untuk melakukan serangan balik. (Clavell, 1983)
Kebutuhan untuk pasukan di pertempuran harus didapat dari wilayahnya musuh. Sebab, jika biaya untuk perang hanya mengandalkan dari harta suatu negara, maka negara Anda akan mengalami kebangkrutan. (Clavell, 1983)
- Merencanakan serangan
Menurut Sun-Tzu seni berperang yang paling baik ialah dengan menjaga negara sendiri, sementara menghancurkan negara musuh adalah yang kedua. dikarenakan memenangkan serratus lebiih pertempuran bukanlah suatu kesempurnaan yang tertinggi. Sebab, kesempurnaan tertinggi adalah dengan berhasil meredam dan mengalahkan pasukan musuh tanpa harus bertempur. (Clavell, 1983)
- Menggunakan mata-mata
Sangatlah tidak masuk akal jikalau seorang komandan tidakk mengetahui kondisi maupun juga situasi dari musuhnya. Orang seperti itu bukanlah komandan yang baik dan tidak pantas disebut sebagai peraih kemenangan. (Clavell, 1983)
Pengetahuan awal merupakan suatu syarat bagi seorang komandan/jenderal untuk menaklukan musuhnya. Nah, diar sinilah peran dari mata-mata sangat diperlukan. (Clavell, 1983)
Sun-Tzu mungkin telah wafat kurang lebih selama ribuan tahun yang lalu tetapi, manfaat dari bukunya masih dipergunakan sampai sekarang bahkan telah berhasil dikembangkan ke berbagai ranah yang tidak ada hubungannya perang. Dulu The Art of War memang digunakan oleh Mao Zedong untuk menyusun perang gerilya yang menakutkan di wilayah Tiongkok selama perang dunia.
Lalu para petinggi-petingi militer di Jepang menggunakan strategi ini untuk perang menggunakan senapan api serta para Daimyo ataupun jenderal pada masa Sengoku Jidai di wilayah Jepang itu sendiri.
Di era modern saat ini, perang yang diartikan jadi lebih meluas. Tidak hanya yang menggunakan senjata api saja. Bahkan dalam dunia bisnis pun juga menggunakan strategi-strategi dari Sun Tzu sendiri. Banyak sekali manajemen bisnis di dunia yang telah memakai cara kerja dari The Art of War untuk mampu bersaing dengan pesaing lain. Yang paling baru, teknik ini bahkan diadaptasi untuk olahraga.
Sun-Tzu merupakan nama yang sudah sangat terkenal dikalangan permiliteran dan juga strategi. Sun-Tzu yang lahir saat negara bagian di Tiongkok saling berperang itu mulai dikenal sebagai seorang ahli strategi perang yang sangat memukau.
Bahkan strategi perang dari Sun-Tzu sendiri yang dibukukan dalam 13 Bab “Art of War Sun-Tzu” hingga kini masih menjadi salah satu bacaan wajib bagi setiap perwira dan jenderal militer yang ada di seluruh penjuru dunia.
Pemikiran bijak dan juga cemerlang dari tokoh ini pun juga bisa kita lihat dari kata bijak nya Sun-Tzu seperti “Tampaklah lemah saat Anda kuat, dan kuat saat Anda lemah”.
Meski berlatar belakang tentang peperangan, kata-kata bijak dari Sun-Tzu juga cocok apabila kita terapkan dalam kehidupan kita seperti saat ini. perkataan bijak yang dirangkainya memang dapat menjadi inspirasi bagi kita dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup.
Bibliography
Clavell, J. (1983). The Art of War Sun-Tzu. New York: A Delta Book.
Dinaviriya. (2021). Sejarah Sun Tzu, Ahli Militer Penulis “Seni Perang Sun Tzu”. Retrieved from dinaviriya: dinaviriya.com
Feng, T. T. (2007). SENI PERANG SUN TZU DAN 36 STRATEGI. Jakarta: VISMEDIA.
Kusumawardani, D. (2017, March 10). Strategi Militer: Esensi hingga Pendekatan yang Dikembangkan. Retrieved from Unair website: damar-kusumawardani-fisip15.web.unair.ac.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H