Mohon tunggu...
Fadhel Fikri
Fadhel Fikri Mohon Tunggu... Penulis - Co-Founder Sophia Institute dan Pembisnis Sabda Literasi Palu

Co-Founder Sophia Institute Palu, serta pegiat filsafat dan sains. Selain itu, sedang menghasilkan bisnis online di https://sabdaliterasi.xyz

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Istilah Pacaran Islami Tidak Ada, tapi Kenapa "Jomblo Fisabilillah" Ada?

10 Juli 2019   01:40 Diperbarui: 29 Juni 2021   23:19 2651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Istilah Pacaran Islami Tidak Ada, tapi Kenapa

Banyak orang zaman sekarang yang mengaku dirinya hijrah, kalau saya pribadi yah menyebut mereka dengan istilah "HIJRAH CLUB" haha. 

Mereka yang mengaku dirinya hijrah karena mereka telah termakan doktrin doktrin ustadz dan ustadzha zaman now yang lagi ngetren di youtube. 

Yang mana mereka (HIJRAH CLUB) ini kebanyakan dari kalangan orang orang yang dari sejak kecil sampe besar tidak mempunyai pengetahuan dasar agama seperti layaknya orang orang dari kalangan sekolah umum yang bukan berbasis agama. 

Dikarenakan landasan agama mereka tidak ada atau belum ada maka menyebabkan mereka cepat terpengaruhi atau terdoktrin oleh hal hal yang sebenarnya mengutamakan kepentingan cuman saja dibungkus dan dikemas dalam kulit keagamaan. 

Jadi apapun yang panutan mereka katakan maka itulah yang paling benar dari segalah yang benar. Hmm kalau boleh dikata panutan mereka itu seperti tuhan. Niatnya mau hijrah agar menjadi islam yang lebih baik tapi implementasi mereka itu miris banget. 

Oke itulah sedikit kata pengantar saya. Selanjutnya saya mau masuk ke pembahasan utama.

Mereka para hijrah club meyakini bahwa pacaran itu adalah status yang larang dalam agama islam. Mereka kali ini mengambil dalil cocoklogi LAGI. Yaitu Allah swt berfirman

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS.Al-Israa.32)

Itulah pegangan mereka tapi kalo saya peribadi merasa dalil ini tidak ada kaitanya sama sekali dengan status yang disebut pacaran. Coba kalian sendiri telusurih asbabun nuzul ayat itu kemudian cari juga dalil Aqli yang berkaitan dengan ayat diatas. 

Sama sekali gak bakalan connect kawan. Okelah kalau kalian tidak mempercayai kepala saya, saya hanya mengambil alasan paling mendasar. 

Baca Juga Artikel Menarik Lainnya dari PikiranKita | Media Penulisan dan Edukasi Pemikiran:

1. Puisi Cinta: Awal Tanpa Akhir

2. Pacaran: Hubungan untuk Ditindas Secara Pasrah?

3. Filsafat untuk Kehidupan yang Bahagia

Sebelum saya kasih tau alasannya, pertama tama saya mau menjelaskan dulu sedikit. Apa kah kalian percaya bahawa ulama yang di akui oleh indonesia itu adalah ulama yang ilmunya hebat ? Saya pribadi percaya itu kawan. 

Jadi begini jika memang pacaram itu haram dengan landasan dalil yang saya sebutkan diatas, Pasti MUI (Mejelis Ulama Indonesia)lah yang pertama kali menfatwakan bahwa pacaran itu haram. 

Dan lanjut lagi, apakah ada majelis ulama yang jelas jelas berbasis islam mengeluarkan fatwah pacaran haram ? Sejauh yang saya tau itu tidak ada kawan. 

Mendengat alasan itu, para HIJRAH CLUB berkata "kita tidak perlu mengikuti MUI". Mendengar perkataan itu, kok saya merasa miris yah. Mereka itu Ulama loh, dan ke Ulama an mreka itu di akui negara loh. 

Lantas kalian berkata tidak perlu mengikuti mereka ? . Kaliaj harus paham defenisi "Ulama" itu dalam hadits Nabi Muhammad Saw :

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Ulama adalah pewaris para nabi." (HR At-Tirmidzi dari Abu Ad-Darda radhiallahu 'anhu),

Baca hadits itu kawan. Jadi secara tidak langsung kalian itu telah berkata bahwa "kita tidak perlu mengikuti pewaris para nabi yanh di akui negara". 

Itu semua karena para HIJRAH CLUB ini telah terdoktrin dogma dogma Agama yang mana pembawanya itu tidak jelas ilmunya bagaimana, dan mereka sendiri banyak dari kalangan yang belum punya dasar agama sperti yang saya katakan di bagian atas tadi.

Alhasil mereka cuman asal terima doktrin yang penting di bungkus dengan kalomat kalimat arab maka doktrin itu akan di anggap suci. Ayolah, baca ayat ayat di bawah ini supaya kalian bisa tau bagaimana cara beragama yang baik.

Baca juga : Kami Engga Ngapa-ngapain, Kami Pacaran Islami Kok!

5a88c6bf2e698-5d24de1c097f36544029e8d5.jpg
5a88c6bf2e698-5d24de1c097f36544029e8d5.jpg
Mereka para HIJRAH CLUB jika dibisikan ketelingah mereka tentang kata, PACARAN ISLAMI. Mereka akan dengan cepat ngerespont (sperti gerakan spontan gitu hahaha) dan berkata, "istilah pacaran islami itu gak ada dalam islam". 

Sebenarnya ini cuman masalah istilah yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dalam agama. Tapi disisi lain juga mereka dengan bangga mengakui dirinya mereka berstatus JOMBLO FISABILILLAH . Hellowww sejak kapan juga ada istilah jomblo fisabilillah ?.

Mereka kadang menjawab "yah sejak ini". Disitu saya mulai berfikir, berarti apa salahnya juga kalo istilah Pacaran Islami itu ada ? Gak salahkan. Lagian landasan pacaran haram juga gak kuat kawan. 

Saya berfikirnya begini, sebenarnya yang namanya status itu tidak bisa di jatuhi hukum, tapi yang pantas di jatuhi hukum adalah yang menjalankan status itu, apakah implementasinya keluar dari syariat islam yang jelas atau tidak. Analoginya gini,

Ibaratnya ada sebuah sepeda motor dan seorang pengendara, dimana sepeda motor ini merupakan sebuah status, sedangkan pengendaranya adalah yang menjalankannya. Jika motor itu dikendarai dengan sempurnah maka tidak akan terjadi masalah apa apa. 

Tapi jika motor itu mengalamo kecelakaan, kira kira menurut kalian siapa yang berhak disalahkan ? 

Kalo orang berfikir sehat pasti yang disalahkan yah orang yang mengendarai motor itu, tapi bagi orang yang berfikiran ***** seperti para HIJRAH CLUB.

Mungkin yang mereka salahkan adalah motornya lalu mereka membuat gerakan INDONESIA TANPA MOTOR dimana gerakan ini muncul karena motor itu mebuat orang kecelakaan dan hanya negara +62 saja yang punya gerakan itu. Hahaha kan konyol. Seperti itulah analoginya bagaimana saya menilai pacaran itu.

Baca juga : Nggak Ada Pacaran Islami

Contoh singkat yang serupa adalah.

Politik dan politkus. Jika politik itu kotor, maka yang berhak di salahkan adalah politikusnya, bukan politiknya.

Software dan brainware, Hardware dan brainware, pakaian dan pemakainya, sekolah dan siswanya, dsb. 

Saya menilai hijrahnya orang zaman dulu dan hijrahnya orang zaman sekarang itu sangatlah jauh berbeda, semua itu dikarenkan terlalu seringnya nonton ustadz dan ustadzha yutub, aigi, fesbuk, dan media lainya yang lagi ntren sekarang ini. Kalo saya peribadi merasa, tidak masalah jika kalian menonton hal seperti itu, malah itu merupakn hal yang bagus. 

Hanya saja kalau nonton itu, otaknya harus di bawah dong biar bisa dipakai menganalisa ucapan seseorng. Bukan hanya main asal dengar terus langsung diyakini. Jikalau seperti itu, itu sama saja dengan halnya kalian melanggar ayat yang saya sebutkan melalui gambar di atas tadi. 

Yang mana ayat itu telah tertulisa berulang kali didalam Alqur'an. Dan ditambah lagi kalian gak menggunakan alat indektik manusia kalian yang mana alat itu membedakan antara kalian dengan hewan. Seharusnya jika kalian manusia, gunakan dong alat kemanusiaan kalian yang sudah Allah Swt berikan.

 Jadi konsepnya itu begini Mendengar>menganalisa>(jika sesuai dengan konteks yang ada maka)menerapkan. Bukan hanya sekedar mendengar > menerapkan. Haha hewan ternak dan hewan peliharan juga bisa gitu bro.

Ada pepatah mengatakan

"Jika hidup hanya sekedar hidup, babi dihutan juga hidup"

Tapi kalau kata kata dari saya

"Jika hijrah hanya mengikuti guru tanpa berfikir.

Binatang peliharaan dan binatang ternak juga mengikuti majikannya tanpa berfikri"

Itulah sedikit singgungan dari jari nakal saya ini bagi para HIJRAH CLUB yang bisa disebut sebagai the mind killers.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun