Mohon tunggu...
Fachruly Trigustiwan
Fachruly Trigustiwan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hallo semua Perkenalkan Nama saya Fachruly Trigustiwan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkat Penipuan di Media Sosial Meningkat, Waspada terhadap Penipuan Online!

14 Februari 2024   21:34 Diperbarui: 14 Februari 2024   21:42 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam era digital yang semakin berkembang pesat, media sosial telah menjadi sarana utama bagi masyarakat untuk berkomunikasi, berbagi informasi, dan terhubung dengan orang lain di seluruh dunia. Namun, di balik kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan oleh media sosial, muncul pula ancaman yang tidak terlihat: penipuan online. Fenomena ini semakin meresahkan karena semakin banyaknya kasus penipuan yang dilakukan melalui platform-platform media sosial.

Belakangan ini, penipuan di media sosial semakin menjadi sorotan utama karena dampaknya yang merugikan banyak pihak. Berbagai modus operandi digunakan oleh para penipu untuk mengecoh korban, mulai dari memalsukan identitas, penawaran investasi palsu, hingga penipuan lewat konten palsu atau hoaks.

Salah satu modus penipuan yang paling umum adalah dengan memanfaatkan identitas palsu. Para penipu sering kali mencuri identitas seseorang, termasuk foto dan informasi pribadi, lalu menggunakan akun palsu tersebut untuk melakukan penipuan.

Dalam beberapa tahun terakhir, platform media sosial seperti Facebook telah menjadi tempat populer bagi pengguna untuk melakukan jual beli secara online. Namun, di tengah kemudahan bertransaksi melalui platform ini, muncul pula ancaman yang tidak terduga yaitu penipuan jual beli.

Penipuan jual beli di Facebook semakin menjadi perhatian serius karena dampaknya yang merugikan banyak pihak. Selain itu, penipuan pembayaran juga sering terjadi di Facebook. Para penipu dapat menggunakan berbagai trik untuk meminta pembayaran di muka tanpa memberikan barang yang dijanjikan, atau malah menghilang setelah pembayaran dilakukan. Beberapa kasus melibatkan penipuan melalui transfer bank palsu atau pembayaran melalui layanan pembayaran online yang tidak terjamin keamanannya.

Salah satu modus penipuan yang dialami oleh seorang pria yang berinisial AC (28) sama hal nya dengan yang diatas, AC (28) terkena penipuan saat membeli suatu kandang kucing di forum jual beli di facebook.

Saat itu AC sedang mencari sebuah kandang kucing lalu AC tertarik pada suatu postingan, dan tak lama AC pun langsung menghubungi penjual kandang kucing tersebut, setelah berdiskusi dan sudah bernegosiasi  dengan penjual kandang kucing tersebut AC meminta untuk ketemuan langsung kepada si penjual kandang kucing tersebut atau biasa di sebut COD.

Tetapi saat AC meminta untuk ketemuan langsung si penjual kandang kucing tersebut selalu menjawab tidak bisa dan menyarankan untuk mengirim kandang kucing tersebut lewat ojek online. Setelah berbicang lama dengan si penjual kandang kucing tersebut AC langsung mempercayain pengiriman kandang kucing tersebut melalui ojek online.

Tak lama dari itu AC langsung melakukan transaksinya melalui mobile banking atau meng transfer kepada si penjual kandang kucing ini, setelah itu si penjual kandang kucing ini atau disebut penipu ini langsung memberi informasi bahwa uang nya sudah masuk ke rekening penipu tersebut dan dia akan meng order ojek online untuk mengirimkan kandang kucing tersebut.

Setelah itu si penipu ini memberi kabar kepada AC bahwa dia sudah meng order ojol dan kandang kucing nya sudah berangkat menuju lokasi yg sebelum nya AC sudah berikan kepada si penipu tersebut.

Tetapi setelah menunggu hingga tiga jam kandang kucing itu pun tak kunjung datang. Setelah di telusuri ojol itu tidak mengantarkan barang tersebut ke lokasi AC melainkan mengantarkan ke suatu mini market.

Disitu AC langsung menghubungi si penipu tersebut tetapi Ketika di tanya dan di telfon ternyata nomor telefon AC ini sudah di blokir oleh si penipu tersebut, karena AC tidak mau menyerah AC menelurusi keberadaan ojol tersebut hingga AC mendapatkan nomor si ojol nya itu.

Beberapa saat AC menemukan nomor ojol tersebut hingga menelefon ojol tersebut, tetapi yang dikatakan ojol tersebut adalah dia hanya mengantarkan sebuah kresek hitam ke sebuah minimarket oleh penipu tersebut dan ojol tersebut pun tidak tahu muka si penipu tersebut karena dia memakai masker pada saat itu dan itu posisi nya di sebuah lapangang.

Pada akhirnya AC mengingklas kan kejadian tersebut walaupun harga kandang kucing itu ta seberapa tetapi AC sangat kecewa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penipuan jual beli online. Hindari melakukan pembayaran di muka atau menggunakan metode pembayaran yang tidak terjamin keamanannya. Selalu gunakan metode pembayaran yang dapat dipercaya.

ika penawaran terlihat terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, maka kemungkinan besar itu adalah penipuan. Berhati-hatilah terhadap penawaran barang dengan harga sangat murah atau janji keuntungan besar dengan investasi yang minim risiko.

Dengan meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian dalam bertransaksi online, diharapkan kita dapat mengurangi risiko menjadi korban penipuan jual beli. Penting untuk selalu waspada dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, serta memprioritaskan keamanan dan kesejahteraan kita sendiri dalam bertransaksi secara online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun