Aneka cinderemata MQK (Dokumentasi pribadi)
Pasar murah (Dokumentasi Pribadi)
Waktu sepertinya sudah harus menyuruh kami untuk kembali ke titik awal, yaitu media center. Di akhir acara sebelum kami meninggalkan pondok pesantren raudlotul mubtadiin, bapak muhtadin mengajak salah seorang dewan hakim marhalah ulya bidang fiqih " Dr. Abdul Moqsit Ghazali" untuk bergabung bersama dan memberikan wejangan yang bermanfaat kepada kami.
Beliau menjelaskan bahwa pada zaman sekarang, santri setidaknya harus mempunyai dua kecakapan. Yaitu kecakapan memiliki pengetahuan keislaman klasik dan kecakapan dalam menerapkan keislaman dalam konteks keindonesiaan. Selain itu, cukup banyak hal yang diungkapkan oleh Bapak Moqsit kepada kami, dari mulai keberadaan kitab kuning saat ini yang bisa menjadi secercah harapan bagi umat islam di masa yang akan datang hingga membahas kader-kader ulama perempuan potensial yang lahir dari penyelenggaraan MQK kali ini.
Dr. Abdul Moqsit Ghazali (Dokumentasi Pribadi)
Samar-samar senja sudah mulai mendekat, itu artinya petualangan saya merajut kembali memori tentang santri dan kitab kuning di MQK 2017 sepertinya sudah harus berakhir. Bertemu dengan para santri dan mengenali kembali kitab-kitab kuning adalah sebuah pengalaman berharga yang banyak memberikan hikmah dan pelajaran kepada diri saya agar bisa menjadi pribadi santun dan berakhlak mulia.
Syukron katsiro untuk semua pihak yang telah mensukseskan acara ini, semoga semuanya diberkahi Allah. Amiin..
WASSALAM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya