Mohon tunggu...
Franklin Towoliu
Franklin Towoliu Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pemerhati masalah kehidupan

Penulis,fiksi,komik,freejournalist,perupa dan aktifis teater

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hilang Keperawanan? Nilai atau Harga

14 Mei 2020   04:14 Diperbarui: 14 Mei 2020   09:38 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duta itu bernama Nur Hadi, seorang wakil rakyat yang harusnya pasti -dalam perencanaan SG-  bakal mampu mempengaruhi  IS dan keuarga MD (korban) yang lain. Bukankah anggota dewan itu terhormat dan memiliki wibawa? Mungkin seperti itu pikir SG.

Apalagi utusan damai ini tak pergi dengan tangan kosong. Ia membawa sangu sebesar 1atau SATU  Miliar rupiah (saya ulangi lagi biar lebih jelas). Satu Miliar Rupiah, Rp. 1.000.000.000,- itukah harga keperawanan MD? 

 Manusia miskin mana yang tahan dengan uang Sembilan angka nol itu. Itu harga keperawanan gadis MD yang sudah dibobolnya. Kali ini pasti berhasil. Bagi orang berduit, segala sesuatunya pasti dapat dirupiahkan. Bisa jadi itu pikiran yang ada di benak SG.

 Tapi lagi-lagi SG hanya bisa merutuk dalam hati sambil menahan rasa was-was. Pasalnya IS tak bergeming. Bagi ibu yang prinsip hidupnya berkiblat  pada kebenaran ini 'sekali perawan tetap perawan.' Maksudnya; sekali perawan, tetap kesucian dan itu kebenaran hakiki. Tidak bisa ditukar dengan apapun. Nama baik keluarga serta masa depan dan nama baik korban MD, terikat kuat dengan milik pusaka anak gadisnya yang dijaga oleh semua ibu dan bapak sejak dulu, dari generasi ke generasi. Lucu dan mirisnya, tembok tebal kebenaran yang ada dihati Bunda IS ini lebih kokoh dari pertahanan benar setebal selembar duit yang dimiliki Nur Hadi, sang wakil rakyat. 

 Sayangnya tidak semua ibu dan bapak sekokoh Ibu IS selaku orang tua MD, sang korban pemerkosaan ini. Pada beberapa kasus (Tak bisa disalahkan) kebanyakan dikalangan muda-mudi, setelah setelah lobi-lobi panjang serta kesepakatan harga damai (bukan nilai) sebagai jaminan perasaan, serta juga perhitungan kurang-lebihnya secara bijaksana maka pihak keluarga korban memahami bahwa tak mungkin mengembalikan keperawanan yang telah hilang, maka 'akhirnya' mereka terpaksa mengawinkan anak gadis mereka dengan para penjahat kelamin yang nantinya jadi menantu. Tua atau muda asal bisa menjamin masa depan korban yang bahkan ada yang sangat dibawah umur.  

Kisah Keperawan vs  Kekuasaan Kim Jong Un

Foto: GenPI/ Anggota Brigade Kenikmatan
Foto: GenPI/ Anggota Brigade Kenikmatan
Lho, kok? Nama Penguasa otoriter Korea Utara ini terbawa-bawa? Nanti, sebentar. Satu-satu, ya? Hubungan nya tetap ada dan mungkin sudah berkelebat di benak anda apalagi para bapak dan pemuda lajang (jomblo). 

 Mengenai Kim Jong Un, bukan rahasia umum bagi kita yang sama-sama tahu dan mengerti arti keperawanan dimata penguasa Korea Utara ini.

Bagaimana ia membangun sebuah tim bernama Brigade Kenikmatan yang anggotanya terisi oleh para perawan cantik yang di rekrut khusus di sekoah-sekolah.

Para gadis ini dibayar sekitar 25 juta rupiah, untuk melayani Kim Jong Un dan para petinggi Negara di dalam kereta mewahnya termasuk urusan begituan, seperti dicatat oleh GenPI.co yang juga dilansir dari The Sun (30 April 2020).

Jika disbanding-bandingkan, maka 25 juta untuk membayar keperawanan  para gadis Korut ini adalah harga yang terlalu sedikit yang diberikan seorang penguasa dibandingkan dengan harga 1 Miliar yang di tawarkan SG  kepada  IS dan putrinya MD. 

 Setidaknya di Negara kita banyak para penguasa (dengan uang) yang terbukti dan tidak, melakukan hal 'membeli' keperawanan seorang gadis baik oleh pribadi si gadis jika dia sudah akil baliq atau masih dibawah umur dengan sepengetahuan orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun