"Apa Daniel ketiduran atau gimana mang? Apa ada suara atau jawaban dari kamarnya?"
Kali ini Rainy menimpali sambil bergerak mendekati Raiva dan mang Didin setelah terlebih dahulu mengusir Bleki, anjing pak Hapri  yang tadi di ajaknya main.  Dengan santainya ia menyunggingkan senyum agar mang Didin tidak merasa tegang dan kikuk. "Santai aja mang." Lanjutnya
Tadi waktu pertama kali mamang manggil, memang  ada suara seperti  sebuah percakapan. Dan setelah mamang menempelkan telinga ke pintu kamar, suara  itu memang terdengar persis suara Mister Daniel dan kedengarannya sedang berbicara dengan seseorang sambil berbisik-bisik. Hanya sesekali bisikan itu terdengar tegas dan seperti membentak-bentak seseorang. Anehnya tak ada suara orang lain terdengar dari sana," jelas Didin panjang lebar.
Ravia mengeryitkan dahinya dengan kuat pertanda ia juga merasa aneh dengan apa yang barusan diutarakan oleh Didin. Â Perasaan serupa juga dirasakan oleh Rainy.Â
Bedanya  ekspresi wajahnya Rainy terlihat datar, hanya bola matanya terlihat sedikit mendelik ke atas.  Sekilas, bibirnya yang penuh terlihat bergerak seperti hendak mengatakan sesuatu kepada Didin.  Tapi, belum sempat ia bicara sesuatu tiba- tiba mereka di usik suara Baim yang mendadak sudah adaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H