Tipe masokis ini sering disebut sebagai faham ideologi "yang nyakitin yang dipertahanin." kebanyakan yang sering menganut faham tersebut didominasi oleh para wanita.
Mungkin kamu pernah dengar seorang wanita yang curhat kepada sahabatnya bahwa sekarang pacarnya telah berubah tak seperti awal mereka menjalin kasih. Wanita itu bercerita kepada sahabatnya bahwa lelakinya sekarang sering main tangan, memaki dirinya kalau dia membuat kesalahan bahkan jika itu bukan salahnya wanita itu hanya bak samsak pelampiasan kekecewaan lelakinya akan dunia.Â
Sang sahabat pun mencoba melapangkan hatinya menjelaskan kalau lelakinya itu bukan orang yang pantss untuknya, sahabatnya memberi pengertian bahwa lelaki yg baik tak akan berbuat seperti itu. Sayangnya sedetik setelah sahabatnya berhenti bicara wanita itu langsung angkat bicara yang kalau kamu dengar kamu akan terngangga dibuatnya.
"Ini semua salah gue bukan salahnya, gue terlanjur sayang banget sama dia cuma dia yang paling ngerti gue kalau bukan dia sama siapa lagi"
Telek
Kalau bukan dia siapa lagi
kalau bukan sekarang kapan lagi
Anjir kek jargon bupati.
Menasehati orang yang tengah mengalami hubungan abusive ini sulitnya minta ampun seberusaha apapun kamu ia akan tetap pada pilihan yg ia buat sendiri bahkan sebelum curhat.
Dalam hubungan abusive sepasang kekasih kerap diidentikan dengan kepemilikan seseorang pasangam. Kalian pasti pernah dengar seseorang yg bilang "maukah kamu menjadi milik ku?". Ide kepemilikan ini kadang disalah artikan menjadi alasan seseorang melakukan hubungan abusive. Saat seseorang menganggap pasanganya seperti peralatan dapur atau tas sekolah ia akan kerap memperlakukan pasanganya seenaknya atau yang seringkali gue dengar pacarnya itu seperti piala yg telah dimenangkan. Piala? Piala gundulmu !
"Meskipun dia seperti itu tapi, aku kan masih......"