Mohon tunggu...
Excelindo Krisna Putra
Excelindo Krisna Putra Mohon Tunggu... Freelancer - #IndonesiaExcellent

Pengelana Masa • Perekam Peristiwa • Peramu Peradaban | Blog Pribadi: https://excelindokrisnaputra.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

ESTO, Kisah Perusahaan Otobus Pertama di Indonesia

1 Juli 2023   06:00 Diperbarui: 1 Juli 2023   06:13 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bus ESTO Salatiga | Sikano Dinpersip Kota Salatiga

Asa deru mesin bisnis ESTO semakin berkembang, manajemen memutuskan untuk mengakuisisi enam unit armada bus baru Chevrolet C50 pada dekade 1960-an sampai 1970-an untuk melayani trayek Semarang-Surakarta. Spesifikasinya lebih mumpuni dari tipe sebelumnya, sasis bus didatangkan dari Jakarta dan dibangun karoseri di daerah Surakarta. Di masa ini armada bus sudah menggunakan nomor lambung, berawalan huruf "C" yang diduga diambil dari inisial Chevrolet diikuti nomor jumlah armada mulai dari C-1 sampai C-6.

ESTO juga dikenal menawarkan sistem unik untuk pelangganya berupa kartu Abonement (kartu langganan) dan kartu Vriykaart (kartu bebas). Abonement menawarkan potongan harga tiket ditujukan kepada pelajar dan pekerja yang rutin menggunakan jasa ESTO. Sedangkan Vriykaart menawarkan bebas biaya tiket yang ditujukan untuk para pemegang jabatan penting pemerintahan atau individu yang punya pengaruh penting di perusahaan otobus. Penggunaan Vriykaart sangat ketat dan mengikat dikhususkan hanya untuk kepentingan perjalanan dinas disertai bukti surat tugas serta beberapa persyaratan lainnya.

Akhir Pengabdian

Simbah ESTO harus mengakhiri pengabdian di nafas terakhirnya pada tahun 2018, lima tahun sebelum usianya genap menginjak 100 tahun. Solusi pembentukan koperasi untuk mempertahakan eksistensi nama besar ESTO yang diusulkan pemilik kepada karyawannya sejak awal tahun 2000-an tak terealisasi. Beberapa dekade akhir masa pengabdiannya, ESTO dengan bus besar bermesin Mercedes-Benz masih melayani masyarakat yang umumnya pedagang dan para pelajar penerus bangsa di wilayah aglomerasi Salatiga utamanya trayek Salatiga-Ambarawa. Nampak beberapa bus medium pariwisata tua terparkir di depan garasi ESTO mencoba menjaga eksitensi perusahaan pada akhir masanya.

Memori kolektif beberapa generasi masyarakat Salatiga masih mengingatnya sebagai sarana transportasi pionir dan terintegrasi yang lekat dengan kota ini. ESTO sebagai generasi pertama perusahaan otobus Indonesia turut menggambarkan indikator kemajuan kota Salatiga kala itu khususnya bidang perekonomian serta sosial. Sudah selayaknya konsep integrasi antarmoda, jiwa pelayanan kreatif dan fakta sejarah lain yang dialami ESTO menjadi dasar kuat konsep transportasi kedepan untuk Salatiga dan republik ini pada umumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun