Dengan demikian, pemblokiran TikTok di Amerika Serikat tidak hanya akan menghantam secara langsung platform tersebut dan perusahaan induknya, tetapi juga akan membawa dampak yang signifikan dan multi-dimensi bagi jutaan pengguna di AS yang bergantung pada TikTok untuk berbagai kebutuhan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Perbandingan antara jumlah pengguna TikTok di AS dan di negara lain
Amerika Serikat memiliki salah satu jumlah pengguna TikTok terbesar di dunia. Menurut data terbaru, jumlah pengguna aktif TikTok di AS mencapai sekitar 170 juta orang. Angka ini menempatkan AS sebagai salah satu pasar terbesar bagi TikTok di seluruh dunia.
Pengguna TikTok di AS merupakan kontributor penting bagi pertumbuhan dan popularitas platform tersebut, dengan masyarakat dari berbagai kelompok usia dan latar belakang aktif menggunakan aplikasi tersebut untuk berbagi video, menonton konten, dan berinteraksi dengan komunitas online.
Meskipun Amerika Serikat memiliki jumlah pengguna TikTok yang besar, terdapat negara-negara lain yang juga memiliki pangsa pasar yang signifikan.
Sebagai perbandingan, Indonesia juga merupakan pasar besar bagi TikTok, dengan jumlah pengguna aktif mencapai sekitar 126,8 juta pada awal 2024.
Selain itu, negara-negara lain seperti India, China, dan Brazil juga memiliki jumlah pengguna TikTok yang besar, meskipun perbandingannya mungkin berbeda-beda tergantung pada populasi dan penetrasi internet di masing-masing negara.
Meskipun TikTok memiliki kehadiran global yang kuat, kehilangan akses ke pasar AS tetap akan memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan, pendapatan, dan pengaruh platform tersebut di seluruh dunia.
Tinjauan tentang dugaan pelanggaran Undang-Undang Layanan Digital (DSA) oleh TikTok Lite
 Salah satu dugaan pelanggaran yang disorot adalah terkait dengan fitur "task and reward" dalam TikTok Lite. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan poin atau hadiah dengan menyelesaikan tugas tertentu, seperti menonton dan menyukai video. Komisi Uni Eropa menilai bahwa bahasa desain dari fitur "task and reward" dapat mempengaruhi kesehatan mental pengguna, terutama anak muda, karena merangsang perilaku adiktif.
Dugaan pelanggaran terhadap DSA mencakup masalah terkait dengan gangguan terhadap kesehatan mental pengguna. Komisi Uni Eropa mengkhawatirkan bahwa fitur "task and reward" dalam TikTok Lite dapat merangsang perilaku adiktif di kalangan anak muda, karena mendorong pengguna untuk terus menggunakan aplikasi demi mendapatkan poin atau hadiah.
Selain itu, TikTok Lite juga dituduh tidak mematuhi permintaan Uni Eropa untuk menyampaikan dokumen penilaian risiko terkait dengan fitur-fitur yang dimiliki oleh aplikasi. Ketidakpatuhan ini menunjukkan kurangnya transparansi dan kerjasama dari pihak TikTok Lite dalam menghadapi penyelidikan yang dilakukan oleh pihak berwenang di Uni Eropa.
Isu kesehatan mental yang muncul terkait dengan fitur "task and reward".Â
Fitur "task and reward" dalam TikTok Lite dirancang untuk mendorong pengguna agar terus aktif di platform dengan memberikan poin atau hadiah sebagai imbalan atas tindakan tertentu, seperti menonton dan menyukai video.