Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Trik Atasi Sampah di Rumah dan Bikin Lingkungan Jadi Bintang Dunia

12 Maret 2024   23:24 Diperbarui: 15 Maret 2024   00:39 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Zona 2 TPST Bantargebang wilayah DKI Jakarta di Kota Bekasi.(Kompas.com / Nabilla Ramadhian)

Sampah - sebuah masalah yang tak bisa diabaikan, tak terelakkan, dan semakin memburuk setiap harinya. Di seluruh dunia, masalah sampah telah menjadi salah satu tantangan lingkungan terbesar yang dihadapi manusia. Dari timbunan plastik yang mengotori lautan hingga tumpukan limbah elektronik yang meracuni tanah, dampak negatif dari sampah memengaruhi setiap aspek kehidupan kita.

 Namun, lebih dari sekadar berbicara tentang lingkungan, persoalan sampah juga menciptakan ketidakseimbangan sosial dan ekonomi yang merugikan banyak komunitas, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Di Indonesia, kita tak perlu menjauh dari rumah kita untuk menyaksikan masalah persampahan yang meluas. Dari jalan-jalan perkotaan hingga desa-desa terpencil, sampah terlihat menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap sehari-hari. Timbunan sampah mengotori sungai-sungai, dan bongkahan plastik berserakan di sepanjang pantai, mengancam keanekaragaman hayati laut kita. Tak hanya itu, dampak sampah juga terasa dalam kesehatan masyarakat, dengan penyebaran penyakit yang dipicu oleh lingkungan yang tercemar.

Saat ini, bumi tenggelam dalam tsunami sampah yang semakin membesar, mengancam keberlangsungan hidup lingkungan dan manusia. Setiap tahun, miliaran ton sampah diproduksi di seluruh dunia, dengan volume ini terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan konsumsi yang tak terkendali. Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki populasi besar dan ekonomi yang berkembang pesat, bukanlah pengecualian dalam masalah ini.

Setiap hari, ratusan ribu ton sampah diproduksi di Indonesia, dan sebagian besar di antaranya akhirnya berakhir di tempat pembuangan akhir yang tidak teratur. Sebagian besar sampah ini terdiri dari plastik, bahan kimia beracun, dan limbah organik yang membusuk, menciptakan bau tak sedap dan mengotori tanah, air, dan udara. Bahkan, menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, sekitar 80% sampah di negara ini berakhir di lautan, menyebabkan kerusakan ekosistem laut yang serius dan mengancam kehidupan biota laut.

Dampak dari masalah sampah ini sangat jelas dan merusak. Pencemaran air, tanah, dan udara terjadi karena pembakaran sampah yang tidak terkontrol dan perembesan bahan kimia berbahaya dari tumpukan limbah. Kerusakan habitat alami juga terjadi, mengancam keberlangsungan spesies hewan dan tumbuhan. Lebih jauh lagi, kesehatan manusia berisiko terkena berbagai penyakit karena paparan terhadap limbah beracun dan mikroplastik yang mencemari lingkungan.

Data dari berbagai lembaga dan penelitian ilmiah mendukung urgensi dan pentingnya mengelola sampah dengan bijak. Menurut World Bank, diperkirakan bahwa Indonesia akan menghasilkan lebih dari 67 juta ton sampah padat per tahun pada 2025, dengan hanya sebagian kecil yang diolah secara tepat. Ini menunjukkan bahwa kesadaran dan tindakan untuk mengelola sampah dengan bijak adalah suatu keharusan mendesak, bukan hanya untuk melindungi lingkungan, tetapi juga untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita bersama.

Sebagai individu yang peduli terhadap lingkungan, saya sering kali merenungkan tentang cara mengelola sampah di rumah dengan lebih bijak. Pengalaman pribadi saya dan observasi terhadap praktik pengelolaan sampah di rumah telah membuka mata saya terhadap berbagai tantangan dan juga peluang untuk melakukan perubahan positif.

Di rumah saya, saya menyadari bahwa produksi sampah merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, saya juga menyaksikan bahwa ada banyak langkah praktis yang dapat diambil untuk meminimalkan dampak negatif dari sampah tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan daur ulang. 

Saya telah memperkenalkan sistem daur ulang di rumah saya, dengan memisahkan plastik, kertas, kardus, dan bahan daur ulang lainnya dari sampah biasa. Hal ini membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir dan mengurangi tekanan terhadap lingkungan.

Selain daur ulang, saya juga aktif dalam praktik kompos. Sisa-sisa makanan organik seperti sisa sayuran, buah, dan daun kering kami kumpulkan dan komposkan. Proses ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, tetapi juga menghasilkan pupuk alami yang berguna untuk kebun kami.

Selain itu, kami juga berusaha untuk menggunakan kembali barang sebanyak mungkin. Sebagai contoh, kami mengemas makanan menggunakan wadah yang dapat digunakan kembali, menghindari penggunaan kantong plastik sekali pakai, dan mendaur ulang barang-barang bekas untuk memberi mereka kehidupan baru.

Secara keseluruhan, pengalaman pribadi saya dalam mengelola sampah di rumah telah mengajarkan saya bahwa setiap tindakan kecil yang kita lakukan dapat memiliki dampak besar terhadap lingkungan. Dengan menerapkan langkah-langkah praktis seperti daur ulang, kompos, dan penggunaan kembali barang, kita dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang diproduksi dan melindungi alam kita untuk generasi mendatang.

Dalam mengatasi masalah sampah, peran individu memainkan peran yang sangat penting dan tak tergantikan. Meskipun terkadang terasa seperti upaya kecil dari satu orang tidak akan membuat perbedaan yang signifikan, namun kenyataannya, tindakan-tindakan sederhana dari setiap individu memiliki potensi untuk menciptakan dampak besar dalam mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan.

Setiap barang yang kita konsumsi, setiap keputusan yang kita buat dalam membuang sampah, memiliki konsekuensi terhadap lingkungan. Oleh karena itu, setiap langkah kecil yang diambil oleh individu untuk mengurangi, mendaur ulang, atau menggunakan kembali barang memiliki arti yang besar dalam memperbaiki masalah sampah secara keseluruhan.

Peran individu juga penting karena tindakan kolektif dimulai dari individu. Dengan menjadi contoh bagi orang lain dan mempraktikkan perilaku yang bertanggung jawab terkait sampah, individu dapat menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk mengikuti jejak mereka. Ini menciptakan efek domino yang berpotensi mengubah budaya konsumsi dan perilaku pengelolaan sampah secara lebih luas di masyarakat.

Selain itu, peran individu dalam mengatasi masalah sampah juga menunjukkan komitmen personal terhadap lingkungan dan masa depan yang lebih baik. Dengan peduli terhadap lingkungan, individu membuktikan bahwa mereka siap bertanggung jawab atas keberlanjutan bumi kita dan kesejahteraan generasi mendatang.

Kita semua memiliki kekuatan untuk membuat perubahan. Meskipun terkadang masalah sampah terasa seperti tantangan yang sangat besar, namun setiap individu memiliki potensi untuk menjadi bagian dari solusi. Dengan bertindak secara sadar dan bertanggung jawab, kita dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam upaya global untuk mengurangi sampah dan melindungi lingkungan kita.

Ada banyak tantangan dalam mengelola sampah di rumah. Pemborosan makanan karena kelebihan persiapan atau karena kurangnya perencanaan yang baik untuk menyimpan makanan yang tidak terpakai dalam rumah kadang terjadi. Selain itu, penggunaan kemasan sekali pakai yang berlebihan, seperti plastik dan styrofoam.

Oleh karena itu, perencanaan yang baik, jumlah dan variasi makanan yang sesuai dengan kebutuhan dapat mengurangi sisa makanan yang tidak terpakai. Selain itu, memilih makanan lokal dan musiman dapat membantu mengurangi kemasan dan limbah yang dihasilkan. Mengunjungi pasar tradisional dan membeli langsung dari petani lokal dapat membantu mengurangi penggunaan kemasan plastik.

Menggunakan wadah makanan yang dapat digunakan kembali atau membawa bekal dari rumah dapat membantu mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai juga merupakan sebuah solusi yang baik

Kemudian, mendaur ulang kemasan yang dapat didaur ulang seperti kertas, plastik, dan kardus, serta mengkompos sisa-sisa makanan organik, dapat membantu mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir.

Namun, kesadaran anggota keluarga tentang pentingnya mengelola sampah dengan melalui diskusi, edukasi, dan contoh langsung, seperti mempraktikkan pemilahan sampah di rumah.

Dengan mengambil langkah-langkah praktis seperti yang disebutkan di atas, individu dan keluarga dapat mengatasi tantangan dalam mengelola sampah di rumah dan memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan.

Dalam menghadapi masalah sampah, peran individu sangat penting. Tindakan sederhana dari setiap individu dapat memiliki dampak besar dalam mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan.

Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk memperkuat komitmen terhadap pengelolaan sampah dengan bijak. Nilai-nilai seperti kesadaran, pengendalian diri, dan kepedulian sosial yang ditekankan dapat terkait langsung dengan upaya pengelolaan sampah.

Tantangan dalam mengelola sampah dapat diatasi dengan perencanaan yang baik, mengutamakan makanan lokal dan segar, mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai, mendaur ulang dan mengkompos, serta meningkatkan edukasi dan kesadaran.

Demikian saja tips yang saya bisa bagikan dalam mengikuti tantangan dan ajakan dari Kompasianer Nara Ahirullah dalam program kelola sampah x Nara Ahirullah. Terima kasih untuk mas Nara Ahirullah yang telah banyak memuat artikel tentang Sampah di Kompasiana. Semoga bulan Ramadan menjadi berkah bagi Anda. Salam hormat saya untukmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun