Suara-suara dingin dan beku , dan mata tak lagi nanar menatap". ia selalu berharap pada setiap langkahnya agar hari-harinya bisa dilewati dengan mudah seperti pada larik "sepanjang jalan kutanam harapan". Kesibukannya menjadikan ia merindukan pulang karena ingin mendapatkan kehangatan di rumahnya yang telah lama ia tinggalkan seperti pada bait keempat "Di dada menjalar kehangatan. Langkah-langkah sibuk berayun. Perjalanan telah merayu untuk kembali. Sejauh mana pergi aku rindu pulang"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!