Mohon tunggu...
Evi yuliani
Evi yuliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blog Pribadi

PBSI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian Mimetik pada Puisi yang Terdapat dalam Buku Kumpulan Puisi Berjudul "Sesudah Zaman Tuhan"

12 Januari 2022   11:00 Diperbarui: 12 Januari 2022   11:01 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makna dari puisi tersebut yaitu, penyair menggambarkan kecemasannya terhadap pandemi ini. Di tengah malam ia terbangun karena overthinking pada pandemi ini. Ia memikirkan bagaimana kehidupan kedepannya sampai tidak bisa tidur lagi sampai pagi sehingga matanya memerah seperti pada larik "Terbangun di tengah malam, entah oleh sebab apa. Tak bisa tidur lagi, hingga matahari hampir terbit. 

Pandemi melahirkan kecemasan, tergambar di mata memerah" Penulis menggambarkan penggarapannya yang tidak banyak lagi karena pandemi membatasi kegiatan di luar, mengeluarkan pegawai, pembatasan jam kerja sebuah perusahaan, dan lain-lain. Hanya kepada Tuhan kita bisa berharap. Wabah pandemi ini membunuh banyak orang sehingga kota semakin sepi seperti pada larik "kota semakin sepi, tak ada harapan lagi, wabah penyakit membunuh banyak orang". Pada saat seperti ini pelukkan ibu memang sangat menenangkan dan sangat dirindukan seperti pada larik "saat semua begitu sulit, aku merindukan ibu, dipelukannya aku merasa tenang".

Pulang 

Maria Rosse Lewuk

Apakah kisahku hari ini

Pengembaraan kelam terlewati

Aku memenangkan tahun-tahun putus asa

Dan bulan-bulan yang resah

Jalan-jalan yang riuh penuh ocehan

Telah lengang dan sepi

Suara-suara dingin dan beku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun