Pun laut, tak pernah memihak
Waktu tetap, serupa tiran tua
Tak memberi jeda untuk
sebentuk ketololan
Sampai sini, mesti kau menerima
Bahwa tuhan tak turut dalam
Kedunguan bumi
Ia menunggu kau melangkah atau
berdarah, sambil ditaburnya
sandi yang sulit kau cerna
:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!