Mohon tunggu...
Evi Widiarti
Evi Widiarti Mohon Tunggu... -

Bekerja di Divisi Penerbitan Bisnis2030, bergerak di bidang E-commerce - Business Internet Provider yang mendevelop beberapa toko online: www.bookoopedia.com (toko buku online) www.solusiukm.com (toko software online) www.hipokuku.com (pengisian pulsa lewat internet) Hobi membaca, Nonton, mendengarkan radio, menulis dan mereview buku juga film.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lutung Kasarung dan Putri Purbasari

24 April 2011   05:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:28 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Baiklah..aku mau kita bertanding, dan siapa yang kalah, akan menerima hukuman berat dari aku, Ratu Pasir Batang..hahaa..” Putri Purbararang berteriak dan berkacak pinggang dengan pongah.

Lutung kasarung, Uwak Betara Lengser dan para Prajurit memandang dengan resah, kepada Putri Purbasari. Dengan tenang Putri Purbasari tersenyum dan menjawab tantangan Putri Purbararang.

“Baik kakakku..Purbararang.. silakan, pertandingan apakah itu, tentu aku akan  menerima bila memang kalah, dan aku berharap kakak juga bisa berbesar hati bila kalah…”

“Hah?? Apa kau bilang? Aku akan kalah? Jangan berharap aku kalah walau dalam mimpimu sekalipun Purbasari..!”  Purbararang dengan emosi tinggi menjawab Purbasari. Namun Purbasari  hanya tersenyum mendengar jawaban kakaknya.

“Sekarang kita bertanding adu panjang rambut…. Kamu pasti kalah Purbasari..!” Kemudian Purbararang melepas sanggulnya dan terurailah rambutnya hingga melewati pinggul. Purbararang tersenyum mengejek pada Purbasari. Tak lama kemudian, Purbasari melepas sanggulnya, dan terurailah rambutnya yang hitam dan berkilau hingga di bawah lutut.Paraprajurit serentak berguman bagai dengungan lebah. Melihat itu Purbararang semakin kalap.. kemudian dia memanggil salah satu prajurit yang tertangkap basah tertawa.

“Hai..prajurit..tak tahu diuntung, maju kamu!, algojo.. pancung dia, karena telah berani menghina dan mentertawakan ratunya!”  Seorang algojo maju dan menyeret prajurit malang itu agak jauh dari rombongan, si prajurit dengan muka pucat pasi memohon ampun namun tidak digubris oleh si algojo, dan beberapa saat kemudian, terdengar teriakan pilu dan ngeri bagi siapa saja yang mendengar, kecuali algojo dan putri Purbararang tentunya.

Semua prajurit akhirnya terdiam dan tegang, tak berani lagi berbicara  barang satu atau dua patah kata. Semua menunggu dan berdoa, semoga tak ada lagi kekejaman yang terjadi yang dilakukan oleh Putri Purbararang.

Karena kalah setelah beradu rambut panjang, Purbararang akhirnya memanggil tunangannya, Indrajaya yang pesolek.

“Sekarang kita beradu pasangan siapa yang paling tampan..”  Kemudian Indrajaya yang berada di atas kuda putih dan memakai pakain yang indah dan mahal tersenyum kearah Purbararang dan Purbasari.

“Ayo..Purbasari, segera tunjukkan pada kami, siapa pasanganmu dan coba kalahkan pasanganku yang sangat tampan ini!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun