5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Negosiasi dan Kekuatan:
 Pemimpin dengan kekuasaan yang tinggi (high-power leaders) cenderung memberikan lebih banyak negotiating latitude (kebebasan dalam negosiasi) kepada anggota in-group, yang mereka percayai dan anggap kompeten. Sebaliknya, pemimpin dengan kekuasaan rendah atau lebih otoriter mungkin tidak memberikan kebebasan ini kepada bawahannya, terutama bagi anggota out-group.
Transformational Leadership
Pemimpin transformational menginspirasi dan memotivasi bawahan untuk mencapai lebih dari sekadar harapan standar. Mereka memiliki empat dimensi utama:
1. Idealized Influence (Pengaruh yang Diidealkan):
Pemimpin menjadi teladan bagi bawahan dan dihormati karena integritas dan nilai-nilai mereka.
2. Inspirational Motivation (Motivasi Inspiratif):
Pemimpin menginspirasi visi dan tujuan yang menarik, memotivasi bawahan untuk berkomitmen terhadap tujuan bersama.
3. Intellectual Stimulation (Stimulasi Intelektual):
Pemimpin mendorong bawahan untuk berpikir kreatif dan menemukan solusi baru, serta merangsang pemikiran kritis.
4. Individualized Consideration (Pertimbangan Individual):
Pemimpin memberikan perhatian pribadi kepada setiap bawahan, mendukung kebutuhan dan perkembangan mereka.
Transactional Leadership
Pemimpin transactional lebih fokus pada hubungan pertukaran atau transaksi dengan bawahan. Mereka mengelola tugas dan memberikan imbalan atau hukuman berdasarkan kinerja.
1. Contingent Reward (Hadiah Bersyarat):
Pemimpin memberikan penghargaan berdasarkan pencapaian yang telah ditentukan.
2. Management-by-Exception (Manajemen Berdasarkan Pengecualian):
Pemimpin bertindak hanya ketika ada penyimpangan dari standar yang ditetapkan atau masalah yang muncul.
Expected Outcomes (Hasil yang Diharapkan)
Kepemimpinan transformational diharapkan menghasilkan kinerja yang melampaui harapan standar, sementara kepemimpinan transactional lebih fokus pada pemenuhan tujuan yang sudah ditetapkan.