Mohon tunggu...
Evita Murismiaputri
Evita Murismiaputri Mohon Tunggu... Lainnya - Evita Murismia

Hallo, nama aku Evita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pemanfaatan Tanah Liat Menjadi Barang Bernilai Tinggi

21 Desember 2020   20:42 Diperbarui: 21 Desember 2020   21:18 4710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanah liat atau yang biasa disebut lempung adalah salah satu jenis tanah yang berada di Indonesia. Lempung atau tanah liat ini memiliki ciri khas yang dapat digunakan sebagai pembeda dengan jenis tanah lainnya, tanah liat memiliki tekstur yang sedikit basah dan lembek, selain itu tanah liat juga memiliki warna hitam keabu-abuan. 

Orang awam yang tidak begitu paham dengan tanah liat pasti sedikit asing dengan jenis-jenisnya, atau terkadang tidak sedikit orang yang hanya tahu tanah liat satu jenis saja, ketidaktauan orang awam itu mungkin bisa saja disebabkan karena tidak bisa membedakan jenis yang satu dengan yang lainnya. Jenis tanah liat beragam jenis, tetapi biasnya pengrajin tanah liat memilih beberapa jenis seperti berikut:

  • Oil-based clays atau tanah liat yang dicampur minyak dan lilin. Jenis ini tidak bisa dibakar, sehingga tidak menghasilkan keramik.
  • Water-based clays atau tanah liat yang dicampur air. Tanahnya lembut, tak cepat mengering, sangat mudah dibentuk.
  • Polymer clays atau tanah liat yang dicampur PVC, banyak dipakai untuk kerajinan tangan dan seni, serta bagian dekoratif
  • Ceramic clays atau tanah liat keramik

Tanah liat memiliki banyak kegunaan, masyarakat biasanya memanfaatkan tanah liat ini untuk bahan baku pembuatan genteng, batu bata, ataupun ubin dan masih banyak lagi. 

Tanah liat mudah untuk diolah karena memiliki tekstur yang sangat lentur, ditangan para pengrajin, sebuah tanah liat bisa berubah bentuk menjadi barang seni yang memilki nilai tinggi hingga jutaan. 

Tanah liat memilki harga yang relatif murah, dan biasanya tanah liat dijual berdasarkan kiloan dan dibanderol sebesar Rp. 10.000/Kg saja, tetapi ditangan yang benar dengan modal sedikit tanah liat bisa dirubah menjadi benda yang bernilai tinggi dengan cara membenruknya menjadi beberapa barang contohnya seperti Guci, keramik, asbak, vas, dan masih banyak lagi barang yang bisa dibuat menggunakan media tanah liat. Kerajinan tanah liat bisa bernilai tinggi karena beberapa faktor antara lain yaitu :

  • Pertama adalah proses pembuatan yang lama, proses pengolahan tanah liat yang maksmial harus melalui beberapa tahap yang cukup lama, karena saat pembuatan kerajinan seperti vas bunga, tanah liat yang sudah dibentuk harus dibakar dan setelah itu masuk pada proses penghalusan lalu di cat.
  • Kedua adalah semakin rumit pembuatannya semakin mahal, banyak pengrajin tanah liat yang menggunakan teknik manual dalam pembuatannya, tidak jarang yang memakan waktu lama sekali karena terlalu rumit bentuknya, hal ini menambah nilai plus tersendiri bagi barang itu.
  • ketiga adalah karena ukuran dan bahan baku yang digunakan, seperti contohnya pembuatan guci yang besar dan dalam proses pengecatan, cat yang digunakan tidak boleh sembarang cat tetapi harus menggunakan cat yang memang sudah dikhususkan.

Kerajinan tanah liat mulai digemari oleh masyarakat, tidak heran jika banyak orang yang ingin mencoba membuat sendiri kerajinan dari tanah liat ini, kebanyakan orang mencoba membuat kerajinan dari tanah liat menjadi barang yang mudah dan kecil seperti asbak contohnya. 

Masyarakat mulai tertarik untuk mencoba membuat sendiri dengan alasan ingin mengisi waktu, hal ini tentunya cocok dilakukan saat masa pandemi seperti sekarang ini atau dilakukan di hari libur. 

Kerajinan tanah liat menjadi salah satu inovasi untuk melakukan bisnis di bidang ekonomi kreatif, karena pemanfaatan tanah liat ini bisa menghasilkan keuntungan yang menjanjikan.

Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan kerajinan gerabah yaitu tanah liat. Dalam membuat kerajinan gerabah tentunya memerlukan proses yang tidak singkat dalam pembuatannya. 

Selain itu bahan lain yang digunakan dalam pembuatan gerabah yaitu kaolin. Kaolin merupakan tanah liat halus yang bewarna putih, kaolin juga cukup efektif untuk meredakan diare dan juga peradangan kulit tertentu. Tanah liat yang baik jika digunakan sebagai bahan pembuatan gerabah yaitu yang bewarna merah atau putih kecoklatan. 

Dalam membuat gerabah tanah liat tidak bisa langsung digunakan begitu saja, melainkan tetap harus didiampan sekitar 1-2 hari dan disiram dengan air hingga basahnya merata agar tanah liat menjadi lebih halus dan teksturnya menjadi lebih rekat. Proses pembuatannya dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan bantuan teknik mesin.

1. Teknik lempeng (Slabing) merupakan teknik yang digunakan dalam membuat gerabah dalam bentuk kubistis dengan permukaan yang rata.

 2. Teknik pijat (Pinching) merupakan teknik yang digunakan untuk membuat gerabah dengan cara dipijat menggunakan tangan agar tanah liat yang dihasilkan akan menjadi lebih padat dan hasilnya menjadi tahan lama.

3. Teknik pilin (Coiling) merupakan teknik yang digunakan untuk membuat gerabah dengan cara membentuk dasar tanah menjadi pilinan, teknik pilin ini dapat dilakukan dengan cara memakai kedua telapak tangan dan dipilin hingga panjang

4. Teknik putar (Throwing) merupakan teknik yang digunakan untuk membuat gerabah dengan bantuan alat putar (Subang pelarik) atau dapat dilakukan dengan alat putar yang sudah elektrik. Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan menaruh tanah liat diatas meja putar lalu dibentuk sesuai keinginan kita. Tetapi biasanya dalam bentuk silindris atau bulat.

5. Teknik cetak tekan (press) merupakan teknik yang digunakan untuk membuat gerabah yang dilakukan dengan menekan tanah liat yang bentuknya disesuaikan dengan cetakan. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan hasil dengan waktu yang cepat.

6. Teknik cor atau tuang  merupakan teknik cor atau tuang digunakan untuk membuat gerabah dengan menggunakan acuan alat cetak. Tanah liat yang digunakan untuk teknik ini adalah tanah liat cair. Cetakan ini biasanya terbuat dari gips. Bahan gips digunakan karena gips dapat menyerap air lebih cepat sehingga tanah liat menjadi cepat kering.

7. Setelah semua teknik selesai, maka teknik terakhir melakukan pembakaran. Teknik pembakaran juga tidak mudah karena sebelum dibakar gerabah harus dikeringkan terlebih dahulu agar air yang terkandung didalamnya menguap. Selanjutnya gerabah dapat dikeringkan menggunakan terik sinar matahari sampai benar-benar kering. Setelah gerabah benar-benar kering barulah dibakar menggunakan tungku pembakaran.

Motif dalam pembuatan gerabah sendiri juga beragam, seperti motif geometris, anyaman, pilin tunggal atau ganda, tumpal, dan meander. Ada juga mtif yang berasal dari luar yaitu seperti motif swastika, burung phoenix awan dan matahari. 

Tujuan dari pembuatan gerabah ini adalah untuk memenuhi keperluan masyarakat sehari-hari, yaitu benda-benda unik dan praktis. Sehingga masih banyak masyarakat yang membeli atau mengkoleksi barang-barang antik dari gerabah. 

Pembuatan gerabah dapat menjadi sumber penghasilan masyarakat apabila mereka dapat membuat gerabah menjadi kerajinan unik dan bernilai tinggi. Setelah menjadi kerajinan, gerabah akan menjadi salah satu panjangan penghias sudut-sudut rumah. 

Gerabah sendiri dapat berfungsi sebagai kerajinan dan dapat sebagai alat yang memiliki nilai guna. Jika dilihat dari nilai guna, gerabah dapat untuk alat memasak, menyimpan beras atau air, tempat air minum dan lain sebagainya. Jika digunakan sebagai kerajinan hiasan, maka seperti guci, vas bunga, patung, dan lain sebagainya. 

Gerabah termasuk  ke dalam suatu kerajinan kriya yang masih bertahan di beberapa negara meskipun zaman sudah berevolusi ke sesuatu yang lebih moden dan praktis. Kerajinan dari tanah liat ini memiliki bahan dasar alami yang mudah dicari dan dibuat. 

Oleh karena itu, dalam pembuatan gerabah, sang produser tidak perlu susah-susah untuk mencari bahan karena tanah liat sungguh sangat mudah untuk didapatkan. Kemudian gerabah juga dapat dibentuk menjadi berbagai macam bentuk yang dimana masing-masing bentuk memiliki fungsinya masing-masing juga.

            Bentuk-Bentuk Hasil Kriya Gerabah:

  • Kendi, memiliki fungsi untuk menampung air, baik itu air minum maupun air biasa
  • Belanga, memiliki fungsi untuk memasak, merebus, ataupun mengolah saysur
  • Anglo, memiliki fungsi yang serupa dengan kompor, yaitu untuk memasak makanan secara umum dan dapat dinyalakan dengan arang
  • Celengan, memiliki fungsi sebagai tetmpat penyimpanan uang
  • Periuk, memiliki fungsi yang sama seperti rice cooker yaitu untuk memasak nasi
  • Tempayan, memiliki fungsi untuk menyimpan stok beras ataupun air

Enam hal tersebut memiliki fungsi yang bervariasi, khususnya untuk kebutuhan dapur ataupun sebagai alat penyimpanan suatu barang atau makanan. 

Selain dari kegunaan untuk barang-barang dapur, gerabah juga memiliki fungsi lain yaitu untuk dijadikan sebagai pajangan, pot bunga, dan yang lain sebagainya. 

Keberagaman fungsi tersebut memiliki aset yang sangat besar untuk kepentingan ekonomi kreatif apabila dikembangkan secara benar dan efisien. Sebagai suatu peninggalan nenek moyang, pengetahuan dan pemahaman mengenai gerabah telah turun menurun dikuasai oleh masyarakat Indonesia. 

Budaya dari pembuatan gerabah tidak pernah mati dan selalu diproduksi oleh beberapa kelompok masyarakat yang ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan karena adanya nilai kebudayaan yang muncul dari hasil kerajinan ini, kemudian bentuk-bentuk dari gerabah yang dapat divariasikan juga menjadi alasan pelaku seni gerabah di Indonesia tidak pernah berhenti memproduksi gerabah.

Di pasar internasional terdapat banyak sekali competitor dalam hal kerajinan tangan dan kriya. Karena luasnya lapangan bermain di pasar internasional tidak hanya mencakup lima atau sepuluh negara, melainkan seratusan lebih negara yang sama-sama berjuang untuk meningkatan pendapat perkapita negaranya masing-masing. 

Hal tersebut menjadikan persaingan di pasar internasional terasa lebih intens, dan dengan hal tersebut dibutuhkanlah kualitas produk yang mencapai standard internasional, serta teknik penyebaran atau pemasaran yang selaras dengan target market.

“Guna meningkatkan desain produk gerabah pentingnya peningkatan aspek ornamentasi produk dan pengembagnan bentuk, serta fungsi desain produk ke arah yang lebih inovatif”. (Gustami, Wardani, & Setiawan, 2014).

Hal tersebut dapat diartikan bahwa untuk menjadikan gerabah sebagai suatu produk yang relevan lagi di kalangan masyarakat dan pasar modern, maka suatu produk gerabah harus dapat mengikuti perkembangan zaman dan memodifikasi desain dari produk tersebut menjadi sesuatu yang lebih inovatif dan sesuai dengan selera masyarakat.

 Meskipun gerabah adalah warisan dari nenek moyang yang sudah berumur ratusan tahun, akan tetapi modifikasi dan inovasi akan sangat membawa gerabah ke tempat yang lebih tinggi dan lebih diperhatikan oleh audiens atau pasar.

Selain dari itu, teknik pemasaran juga harus diperhatikan, yaitu dengan melihat negara-negara atau tujuan ekspor yang memiliki persamaan budaya dengan Indonesia terlebih dahulu. 

Dengan adanya persamaan budaya tersebut, maka akan muncul rasa relatability dan rasa untuk membeli suatu produk juga akan lebih meningkat. Setelah gerabah mulai popular dan relevan di negara-negara tersebut, maka dari sana proses perluasan pasar juga dapat dilakukan menuju pasar-pasar Eropa, yang juga diikuti dengan bentuk desain produk yang mengikuti budaya Eropa. Dengan meningkatnya penjualan gerabah di berbagai negara, nilai ekonomi kreatif di Indonesia juga akan mengalami peningkatan yang signifikan.

TUGAS UAS EKONOMI KREATIF

PRODI ILMU KOMUNIKASI, UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Tim penulis/anggota kelompok : 

1. Collen Suhardi (200907338)

2. Evita Murismia Putri (200907325)

3. Hillarius Bagaskara (200907348)

4. Regina Charmelia Gobai (200907316)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun