Gerabah termasuk ke dalam suatu kerajinan kriya yang masih bertahan di beberapa negara meskipun zaman sudah berevolusi ke sesuatu yang lebih moden dan praktis. Kerajinan dari tanah liat ini memiliki bahan dasar alami yang mudah dicari dan dibuat.
Oleh karena itu, dalam pembuatan gerabah, sang produser tidak perlu susah-susah untuk mencari bahan karena tanah liat sungguh sangat mudah untuk didapatkan. Kemudian gerabah juga dapat dibentuk menjadi berbagai macam bentuk yang dimana masing-masing bentuk memiliki fungsinya masing-masing juga.
Bentuk-Bentuk Hasil Kriya Gerabah:
- Kendi, memiliki fungsi untuk menampung air, baik itu air minum maupun air biasa
- Belanga, memiliki fungsi untuk memasak, merebus, ataupun mengolah saysur
- Anglo, memiliki fungsi yang serupa dengan kompor, yaitu untuk memasak makanan secara umum dan dapat dinyalakan dengan arang
- Celengan, memiliki fungsi sebagai tetmpat penyimpanan uang
- Periuk, memiliki fungsi yang sama seperti rice cooker yaitu untuk memasak nasi
- Tempayan, memiliki fungsi untuk menyimpan stok beras ataupun air
Enam hal tersebut memiliki fungsi yang bervariasi, khususnya untuk kebutuhan dapur ataupun sebagai alat penyimpanan suatu barang atau makanan.
Selain dari kegunaan untuk barang-barang dapur, gerabah juga memiliki fungsi lain yaitu untuk dijadikan sebagai pajangan, pot bunga, dan yang lain sebagainya.
Keberagaman fungsi tersebut memiliki aset yang sangat besar untuk kepentingan ekonomi kreatif apabila dikembangkan secara benar dan efisien. Sebagai suatu peninggalan nenek moyang, pengetahuan dan pemahaman mengenai gerabah telah turun menurun dikuasai oleh masyarakat Indonesia.
Budaya dari pembuatan gerabah tidak pernah mati dan selalu diproduksi oleh beberapa kelompok masyarakat yang ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan karena adanya nilai kebudayaan yang muncul dari hasil kerajinan ini, kemudian bentuk-bentuk dari gerabah yang dapat divariasikan juga menjadi alasan pelaku seni gerabah di Indonesia tidak pernah berhenti memproduksi gerabah.
Di pasar internasional terdapat banyak sekali competitor dalam hal kerajinan tangan dan kriya. Karena luasnya lapangan bermain di pasar internasional tidak hanya mencakup lima atau sepuluh negara, melainkan seratusan lebih negara yang sama-sama berjuang untuk meningkatan pendapat perkapita negaranya masing-masing.
Hal tersebut menjadikan persaingan di pasar internasional terasa lebih intens, dan dengan hal tersebut dibutuhkanlah kualitas produk yang mencapai standard internasional, serta teknik penyebaran atau pemasaran yang selaras dengan target market.
“Guna meningkatkan desain produk gerabah pentingnya peningkatan aspek ornamentasi produk dan pengembagnan bentuk, serta fungsi desain produk ke arah yang lebih inovatif”. (Gustami, Wardani, & Setiawan, 2014).
Hal tersebut dapat diartikan bahwa untuk menjadikan gerabah sebagai suatu produk yang relevan lagi di kalangan masyarakat dan pasar modern, maka suatu produk gerabah harus dapat mengikuti perkembangan zaman dan memodifikasi desain dari produk tersebut menjadi sesuatu yang lebih inovatif dan sesuai dengan selera masyarakat.