Mohon tunggu...
EVI SUSILOWATI
EVI SUSILOWATI Mohon Tunggu... Guru - Kepsek SDN Bitung Jaya 02

Hobi saya cenderung masak makanan yg simple dan menyanyi keroncong.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kok Bisa?

28 April 2024   16:17 Diperbarui: 28 April 2024   16:34 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh Evi (Mm Ruby)

Segala sesuatu yang tak mungkin kalau Allah SWT berkehendak tentu pasti bisa dalam hal apa pun. Dibalik kisah perjalanan hidup manusia ada banyak pengalaman berharga atau lainnya yang bisa kita petik. 

Ada kisah yang lucu, sedikit tegang, galau berkecamuk dalam hati kedua insan yang bersahabat. Begini kisahnya.

Suatu hari ada tiga orang Srikandi yang bersahabat baik. Ku sebut saja mereka Srikandi 1, Srikandi 2 dan Srikandi 3 berdasarkan usianya. Pada saat waktu bersamaan dengan tugas Bimtek yang mereka jalani di luar kota, mereka pun harus mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi PGRI di pusat sehingga mereka tidak mengikuti kegiatan Bimtek secara penuh.  Srikandi 2 sudah lebih dulu berangkat karena harus mengikuti acara pelantikan pengurus yang berlangsung pagi harinya. 

Sebelumnya mereka berencana untuk berangkat bersama, kebetulan sekali Srikandi 3 bangun kesiangan hingga akhirnya ditinggalkan. Sikandi  3 bangun kesiangan karena malamnya tidak bisa tidur, badannya sakit tak karuan akhirnya baru bisa tidur jelang subuh hingga akhirnya kesiangan.

Rupanya ketika Srikandi 3 sedang mandi. Srikandi ke 2 miscall dan pesan WA agar segera menyusulnya bersama Srikandi 1. 

"De, maaf ya aku tinggal,  aku pergi duluan.  Aku tadi berangkat jam setengah 6 karena jam 8 sudah harus di sana ikuti pelatikan. Nanti kamu nyusul ya sama Bunda" isi WA Srikandi 2. 

Tak lama kemudian handphonenya berdering kembali, rupanya dari Srikandi 1. "Neng, mau kapan berangkatnya. Ini bunda sudah di bawah hotel lagi sarapan" kata Srikandi 1. " Ya Bunda, nanti kita berangkat jam 7 ya. Aku bangun kesiangan subuh pun hampir jam 6 kurang .." kata Srikandi 3 sambil menggerutu. " Tadi waktu aku sedang mandi kak 2 miscall aku dan wa minta maaf sudah ninggalin kita. Karena dia sudah ditunggu segera. Kita disuruh m nyusul secepatnya juga watir macet kalau kesiangan. Kita bisa telat di sesi keduanya" kata Srikandi 3 lagi. " Ya sudah kalau begitu, ayo lekas turun. Sini sarapan dulu, nanti keburu habis "kata Srikandi 1.

Srikandi 3 bersama 2 teman sekamarnya segera turun ke aula untuk sarapan. Srikandi bersama 2 temannya saat itu memang agak malas untuk jalan-jalan seperti rombongan lainnya. Mereka memilih berdiam di hotel ketimbang jalan -jalan ke luar hotel mencari sarapan lain yang beda dari yang disajikan pihak hotel.

Di aula ternyata Srikandi 1sudah siap tinggal berangkat. Melihat kondisi Srikandi 1, Srikandi 3 segera makan tanpa santai. Mengingat waktu pun jelang pukul 7 kurang 20 menit. "Bunda, aku ke kamar dulu ya. Aku belum berkemas " kata Srikandi 3 sambil berjalan menuju kamarnya. Jam 07.00 WIB tepat Srikandi 3 sudah kembali di aula. Mereka berdua langsung berpamitan ke ketua rombongan dan panitia untuk izin meninggalkan kegiatan Bimtek lebih awal. 

Mereka pun berjalan menuju gerbang hotel dan memesan grabcar menuju stasiun kereta api Bogor. Lama menunggu grabcar yang tak kunjung datang , Srikandi 3 mengajak Srikandi 1 untuk naik angkot saja.    "Bunda... Kita naik angkot saja yuk...lama nih. Kapan sampainya nunggu grabcar " kata Srikandi 3. Akhirnya Srikandi 1 membatalkan pesanan grabcar dan mengikuti usulan Srikandi 3 untuk naik angkot menuju stasiun kereta api Bogor.

Mereka naik 2 kali angkot menuju stasiun. Hujan gerimis menyertai perjalanan mereka menuju stasiun, yah namanya juga Bogor si kota huja. Julukannya itu karena frekuensi dan durasi hujannya yang sering juga lebih tinggi dari kota lainnya. 

Tidak berapa lama dua Srikandi itu tiba di depan alun-alun stasiun kereta api Bogor. Turunlah mereka berdua dan berjalan menuju stasiun kereta api menembus gerimis yang tak kunjung berhenti. Rupanya rasa dingin hawa hujan membuat Srikandi 3 jadi kebelet ingin buang air kecil . Sesampainya di stasiun yang dia cari adalah toilet. "Bunda... Aku ke toilet dulu ya... kebelet nih"kata Srikandi 3 bak anak kecil yang panik. " Sok geura, bunda tunggu di lobby"kata Srikandi. Selesai dari toilet, Srikandi 3 mengajak Srikandi 1 dan remaja kenalan barunya masuk ke gerbong kereta api jurusan Manggarai.

Mereka duduk di gerbong ke 3 dari belakang. Lagi-lagi Srikandi 3 mengeluh.  " Bund... Aku kok rada menggigil ya... Tenggorokan ku sakit. Sepertinya harus minum air cap kaki tiga nih. Aku keluar dulu ya. Masih lama ga ya nih kereta watir keburu jalan. Bunda di sini dulu ya. Aku keluar. Aku titip tas" kata Srikandi 3. " Jangan lama-lama Neng. Tanya satpam dulu watir sebentar lagi keretanya berangkat" kata Srikandi 1.  

" Baik Bund.."jawab Srikandi 3. Srikandi 3 pun bertanya pada satpam terdekat  " Pak, ini kereta masih lama ya jalannya?" 

"Ya Bu.. Ibu mau kemana?" Tanya satpam. "Saya mau beli air dulu" kata Srikandi 3. 

" Lekas ya Bu" kata satpam .

Srikandi pun segera ke Alfamart dalam stasiun sayang pelayanan kasirnya lama sekali. Baru beberapa langkah keluar dari toko, terlihat kereta mulai menutup pintunya dan berjalan. Dengan histeris Srikandi 3 mencoba mengejar kereta agar bisa membuka pintunya. Begitu juga Srikandi 1 terlihat histeris memanggil -manggil Srikandi 3. Serasa mirip senetron mereka saling teriak memanggil. Sayang tak ada yang mensyuting kejadiannya menegangkan... Tapi lucu untuk diingat. 

Satpam mengingatkannya. 

"Hati-hati Bu...kereta tak bisa berhenti. Naik kereta lainnya saja Bu" kata pak satpam. 

" Bukan begitu pak. Tas saya ada di gerbong kereta itu. Teman saya di sana belum pernah naik kereta dari sini. Saya watir dia gelisah juga "  kata Srikandi 3 menjelaskan masanya ke satpam tersebut. 

" Ya Bu... Ibu tenangkan saja dulu, tarik napas..tenang ya. Nanti ibu naik kereta di jalur sebelah sana. Itu sebentar lagi mau berangkat" kata satpam lagi. 

"Oh ya kah. Baik, terimakasih Pak " lanjut Srikandi 3. 

Tak banyak babibu lagi Srikandi 3 pun berlari menuju kereta yang dimaksud. Dengan hati masih gelisah berusaha menenangkan diri sembari istighfar kuat- kuat.  Srikandi 3 akhirnya naik kereta jurusan Manggarai di jalur 12 dan duduk di gerbong ke dua dari belakang. Otaknya terus berpikir bagaimana caranya bisa menghubungi sohibnya sedangkan handphonenya ada dalam tas bersama sohibnya di kereta api sebelumnya. 

Dengan memberanikan diri dan berharap ada orang yang mau menolongnya. Dia mencoba meminta tolong ke penumpang yang duduk di sebelahnya. 

"Mbak, boleh saya minta tolong? Saya tertinggal kereta api sebelumnya sedangkan tas saya ada gerbong kereta api itu bersama teman saya. Hp saya pun ada dalam tas tersebut. Teman saya perdana naik kereta dari sini. Saya watir dia gelisah dan bingung.  Bolehkah saya minta tolong untuk bisa pinjam hpnya untuk bisa menghubungi teman saya ?" Kata Srikandi 3 memohon.

"Oh boleh mbak, silakan nomor hpnya berapa?" Jawab orang baik itu yang bernama Vera. 

Srikandi 3 akhirnya bisa menghubungi nomor handphone temannya yang dia hapal untuk meminta tolong supaya menyampaikannya ke Srikandi 1 agar turun di stasiun Manggarai dan membawa tasnya pula. Srikandi 3 pun meminta tolong ke satpam agar menginformasikan ke temannya yang di gerbong kereta api sebelumnya agar mengarahkan temannya untuk menunggunya di pintu keluar jalur 10. 

Srikandi 3 pun kini merasa tenang setelah tahu kondisi temannya. Hati nya berucap syukur atas hikmah perjalanannya saat itu. Ternyata masih banyak orang baik yang mau menolong sesama disaat membutuhkan bantuan. Dia tak putus-putus mengucapkam rasa syukur dan berterima kasih kepada mbak Vera yang sudah menolongnya.

Beberapa stasiun telah dilalui akhirnya kereta api yang ditumpangi Srikandi 3 telah sampai di stasiun Manggarai. Disaat siap -siap akan keluar, satpam baik itu menghampirinya.

" Bu, nanti ibu keluarnya melalui pintu jalur 10 ya. Teman ibu saya suruh menunggu di sana dekat dengan eksalator " kata pak satpam baik. 

" Baik. Terimakasih ya Pak" kata Srikandi 3. Srikandi 3 pun berjalan menuju tempat yang dimaksud satpam tersebut. Dia cari di mana sohibnya menunggu di sekitar pintu jalur 10. 

Tak jauh dari eksalator pintu 10 itu dia melihat seorang ibu berbaju biru yang tak lain adalah sohibnya. Dengan histeris Srikandi memanggil dan memeluknya " Bun...Bundaa... Alhamdulillah kita bisa ketemu juga. Maafkan aku ya Bun" kata Srikandi 3. " Iya gak apa- apa. Cuma bunda tadi khawatir kamu ga bawa apa-apa. Handphone dan uangmu ternyata ada di tas yang dibawa Bunda. Nih jari tengah Bunda ternyata bengkak karena habis ngetuk-ngetuk pintu sambil teriak memanggil kamu Neng..pas kereta mulai menutup pintu dan berjalan.Ga nyadar Bunda teriak-teriak jadi malu juga deh. Mana bunda baru kali ini naik kereta Bogor. Kok bisa ya kita ngalamin gini

.. kayak sinetron aja " kata Srikandi 1 panjang lebar. 

" Ini salah aku ga sabar diri. Seandainya aku bisa nahan untuk tidak keluar beli air mungkin ga akan ada kejadian gini. Maafkan aku ya Bun hehehe " kata Srikandi 3. " Ya...Ayo kita lanjutkan perjalanannya. Nia sudah menunggu kita" kata Srikandi 1. 

Mereka berdua pun melanjutkan perjalannya ke stasiun Tanah Abang menuju PB PGRI dengan membawa cerita lucu dan menegangkan. 

Kok bisa? Segala sesuatunya bisa saja terjadi dan dibalik peristiwa pasti ada hikmahnya.

Cikupa, 28 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun