Mohon tunggu...
Evi Untari
Evi Untari Mohon Tunggu... Penulis - Ibu rumah tangga

Seorang ibu rumah tangga "biasa" yang saat ini sedang menikmati tugas "luar biasa" mengurus tiga anak. Bukan seorang penulis handal, hanya suka menulis untuk menjaga kewarasan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jingga yang Kelabu

12 Mei 2024   02:18 Diperbarui: 14 Mei 2024   10:11 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenalin, ini calon suami gue!," Sara tampak sumringah berdiri di samping pria itu. Wajahnya yang putih bersih tampak merona kemerahan saking bahagianya.

Ini adalah kali pertama Sara memperkenalkan Kazib secara resmi pada Jingga. Selama ini Sara sudah menganggap Jingga seperti adiknya sendiri meskipun status mereka hanyalah kakak dan adik kelas semasa kuliah di Bandung dulu.

Karena sejak lulus kuliah, Sara kembali pulang ke kota asalnya di Jakarta sementara Jingga masih menetap di Bandung selama beberapa tahun sebelum akhirnya  ia memutuskan untuk mencari pekerjaan di Jakarta. Tujuannya tentu saja agar bisa kembali berdekatan dengan Sara, kakak ketemu gede-nya itu.

Damn!

Entah kenapa Jingga merasa terganggu dengan sosok pria di depannya. Apalagi ketika pria itu mengulurkan tangan dan menyebutkan namanya. "Kazib."

Jantung Jingga seperti sulit menyeimbangkan detaknya. Ribut berdetak tak karuan di dalam sana membuat Jingga tak bisa menyembunyikan sikap salah tingkahnya.

Ketika tangannya menyambut uluran tangan Kazib, perasaan aneh justru semakin menjalar memasuki hati Jingga. Bahagia membuncah melebihi perasaan senang yang pernah ia rasakan selama ini. Jingga cepat menyadari, kalau ia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama pada sosok Kazib.

Tidak! Jingga harus menahan diri!

Ia tidak pantas untuk menyelami perasaan itu lebih dalam lagi. Kazib milik Sara. Meski belum secara resmi tapi dalam hitungan beberapa bulan lagi, Sara akan resmi menjadi Nyonya Kazib dan Jingga tidak sepantasnya berpikir untuk menyukai Kazib.

Sore itu, ketika musik mengalun syahdu bersamaan dengan rintik hujan yang membasahi jendela salah satu caf di tengah kota Jakarta, hati Jingga ikut merintih syahdu.

Dalam diri Jingga ada usaha yang berkecamuk untuk tidak terlalu terpikat lebih dalam pada perasaan, ada pikiran yang mencoba bertahan agar tetap waras dan tidak mau kalah dengan hasrat yang mengusik hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun