Mohon tunggu...
Evelyn Telaumbanua
Evelyn Telaumbanua Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menyukai penulisan-penulisan yang bersifat informatif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sebuah Tinjauan untuk Kompasianer: Rendahnya Angka Lulusan S2 dan S3

18 Januari 2024   01:15 Diperbarui: 22 Januari 2024   01:47 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks ini, gelar yang lebih tinggi bisa menjadi faktor penting dalam menentukan skala penghasilan seseorang. Namun, penting untuk diingat bahwa ini bukanlah patokan yang mutlak dan berlaku universal di semua bidang pekerjaan.

Namun, ada banyak faktor lain yang mempengaruhi kesuksesan karier dan tingkat penghasilan, selain gelar akademis. Faktor-faktor seperti keahlian (skill), pengalaman kerja, kemampuan beradaptasi, dan jaringan (networking) seringkali memiliki peran yang sama pentingnya, bahkan terkadang lebih penting. 

Di banyak sektor, pengalaman praktis dan keterampilan interpersonal dapat lebih dihargai daripada gelar akademis. Oleh karena itu, meskipun pendidikan tinggi memiliki nilai tersendiri, ia bukanlah satu-satunya penentu kesuksesan dalam karier dan penghasilan.

Rendahnya Angka Lulusan S2 dan S3: Sebuah Tinjauan untuk Kompasianer | kompasiana.com
Rendahnya Angka Lulusan S2 dan S3: Sebuah Tinjauan untuk Kompasianer | kompasiana.com

Mengapa Enggan Melanjutkan Studi?

Banyak orang enggan melanjutkan studi ke tingkat S2 atau S3 karena beberapa alasan utama. 

Pertama-tama, biaya pendidikan menjadi salah satu hambatan utama. Program S2 dan S3 sering kali memerlukan investasi finansial yang signifikan, termasuk biaya kuliah, bahan studi, dan kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat menjadi beban berat bagi banyak individu, terutama yang tidak memiliki dukungan keuangan yang memadai.

Alasan lain yang sering diutarakan adalah ketidakrelevanan materi yang diajarkan di tingkat S2 atau S3 dengan kebutuhan praktis di dunia kerja. 

Beberapa orang mungkin merasa bahwa program-program tersebut lebih fokus pada aspek teoritis daripada aplikasi praktis, sehingga mereka memilih untuk fokus pada pengalaman kerja langsung atau pelatihan industri yang lebih relevan.

Ketidaktersediaan program studi yang diinginkan atau ketidaksesuaian dengan ekspektasi juga menjadi faktor yang memengaruhi keputusan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. 

Seringkali, seseorang dapat menemui kendala ini karena program yang diinginkan tidak tersedia di institusi yang diinginkan atau tidak sesuai dengan arah karier yang diinginkan.

Terakhir, investasi waktu dan komitmen yang diperlukan untuk menyelesaikan program S2 atau S3 juga menjadi pertimbangan besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun