1. Faktor hormonal
Gangguan endokrin dapat berkontribusi terhadap perkembangan gangguan seksual. Gangguan endokrin dapat disebabkan oleh peningkatan penggunaan zat kimia saat ini, karena dapat membuat janin terpapar testosteron konsentrasi tinggi yang menyebabkan gangguan seksual.
2. Faktor biologis
Bukti menunjukkan bahwa ekspresi gen, ukuran, dan jumlah sel saraf serta fungsi dalam struktur otak berkorelasi dengan transeksualisme. Perbedaan struktural dan fungsional pada inti hipotalamus atau wilayah otak lainnya sehubungan dengan identitas gender dan orientasi seksual mewakili jaringan saraf kompleks yang terlibat dalam berbagai aspek perilaku seksual.
3. Faktor Neurologis
Studi otopsi post-mortem pada sejumlah pelamar transgender laki-laki dan perempuan menunjukkan pola perempuan dengan diferensiasi seksual di dua wilayah otak. Hal ini menunjukkan bahwa Gender Dysphoria mungkin merupakan kelainan diferensiasi seksual di bawah pengaruh otak.
4. Faktor psikologis
Studi di Amsterdam, Ghent, Hamburg, dan Oslo menunjukkan bahwa 70% penderita Gender Dysphoria lebih banyak mengalami gangguan emosional dan kecemasan. Dalam sebuah penelitian di Iran, tiga penyakit yang paling umum pada penderita Gender Dysphoria adalah gangguan depresi mayor (33,7%). Oleh karena itu, ditemukan bahwa sebagian besar pasien Gender Dysphoria juga menderita penyakit psikologis.
Treatment / Penanganan
Berdasarkan Susan Nolen - Hoeksema. (2019). Â Abnormal Psychology. Pengobatan utama untuk Gender Dysphoria:
(1) Terapi hormon lintas jenis.