1. LEWOTOBI DAN DUKA BULAN NOVEMBERÂ
Karya: EvarestiÂ
Malam jatuh tepat di kaki Lewotobi
Dingin menyelimuti raga penghuni gubuk-gubuk kecil
Tetesan hujan dan gemuruh guntur serta kilat menggema di cakrawala
Bukan nyatanya itu bukan hujan biasa
Gemuruh tak kunjung surut namun terus bergemaÂ
Hujan batu dan pasir menyirami seluruh kampungÂ
Di bawah kaki Lewotobi mereka sempat pasrah
Pada kenyataan yang mungkin saja melenyapkan semua nyawa
Api membakar rumah tempat banyak kisah
Batu menghantam setiap dinding-dinding rumah
Pekikan minta tolong dan tangisan berhamburan
Ada yang kehilangan nyawa dengan tragis
Sungguh malam yang pekatnya tak bisa dijelaskanÂ
Semuanya begitu memilukanÂ
Hati tersobek melihat tanah dan lembah hijau itu hilang
Yang kini menjadi sebuah kehancuran dan kepedihan
Akankah kembali atau semuanya menjadi sejarah paling kelam sepanjang perjalanan waktu??
Kini hanya bisa menatap dengan kesesakanÂ
Gemuruh itu belum berujung
Perjalanan api dan abu masih berlanjutÂ
Menyisakan sedih yang berkepanjanganÂ
Memberi trauma yang abadi dalam ingatanÂ
Sungguh Lewotobi melukai ribuan hati
Menyuguhkan cemas yang panjang
Melahirkan sejarah kelam
Yang akan abadi di setiap hati dan ingatan generasi
—12 November 2024
2. Wanita Berkerudung Biru(Sr. Nikolin SSpS)
Musim hujan telah tiba
Air mataku juga air mata merekaÂ
Tak tertahankan melihat kepergian muÂ
Yang tiba-tiba saat gemuruh belum berujung
Setelah kabar tentang pergimu yang tak akan kembali
Sampai di telingaku; aku begitu terisak  Â
Sosok lembut dan ibu yang baik itu
Telah tiada saat ledakan alam menghancurkan tanah Hokeng
Tempatmu melayani sebagai mitra kerja Allah
Saat alam masih berontak dan mengikis kebahagianÂ
Suara tangis memilukan meneriaki namamuÂ
Sebagai salah satu dari beberapa korban
Akibat amukan alam yang mengerikan itu
Wanita manis berkerudung biru
Aku mengenalmu sebagai sosok yang lembut
Ibu yang penuh kasihÂ
Dan aku akan mengenangmu demikianÂ
Izinkan aku mengabadikan namamu dalam puisi ini
Dan menceritakanmu di setiap perjalanan
Engkau adalah anugerah bagi banyak orangÂ
Dan pantas abadi di hati yang pernah engkau sentuh oleh kasih dan cinta.Â
Beristirahatlah dalam damaiÂ
Kami mencintaimu
-November 2024
3. NOVEMBER YANG PERIHÂ
Detik waktu tak terasa
Bahkan aku terkadang terjebakÂ
Dalam lamunan-lamunan yang tak berguna
Lupa akan hal penting yang harus dilakukanÂ
Sebelum akhirnya sampai pada takdir yang sama yaitu tiada
(Ah ya aku tahu kita ini fana)
Air mataku tak terbendungÂ
Kala kesedihan menyentuh hatiku
Berita duka menendang gendang telingakuÂ
Di dinding media aku menatap dengan perih
Apa yang harus aku lakukan???
Aku tak bisa menjamah yang terluka
Dan tak bisa memeluk yang rapuh
Di sudut terpencil dari sekian sudut kehidupanÂ
Aku terisak menatap dari jauhÂ
Hanya mampu bersemoga agar berakhirnya derita
Bersemoga agar berhentinya tangisan dan jeritan
Serta akhirnya fenomena alam yang mengerikan itu
Dan mengapa alam begitu mengamuk??
Ah ya aku tak tahu alasannyaÂ
Aku sadar bahwa keindahan alam pun tak abadi
Dan alam tak selalu menyuguhkan sejuk
Dia kadangkala memberi rasa sakit yang abadi dalam ingatan
November menyuguhkan luka yang mendalam bagi merekaÂ
Menghidangkan tangis dan deritaÂ
Di meja kehidupan yang disebut kenyataan
Aku melihat derita yang akan selalu abadi dalam ingatan
Ya, November kali ini sangat mengerikan bagi mereka
Rangkul raga lemah dan penuh cemas itu Tuhan
Tolong akhirilah penderitaan mereka.
-November 2024
4. Ketika Alam Memberi LukaÂ
Ketika malam jatuh, ada kecemasan yang muncul dan tak pergi. Itulah yang meraka rasakan— Resah dan gelisah, rindu dan tangis serta banyak tanya yang muncul di ruang pikiran. Â
Ini akan menjadi derita yang panjang dan trauma yang abadi. Bagaimana setelah ini, kemana setelah ini dan kapan ini berakhir. Sedang gemuruh itu belum berujung dan tangisan masih terdengar pilu.Â
Dari jauh, rinduku begitu subur pada tempat yang pernah menjadi tempatku bermain dan memetik kebahagiaan yang selalu kusyukuri. Aku hanya sebentar, bagaimana dengan mereka? Ya mereka pemilik rumah itu, pemilik tempat itu dan pemilik kisah yang sebenarnya tak ingin usai namun diakhiri oleh kenyataan. Â
Tuhan, rangkul mereka dalam cinta dan keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Bahwa semuanya akan berlalu dan derita mereka akan segera berakhir.Â
~November 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI