Mohon tunggu...
Evan Tobias Tanoni
Evan Tobias Tanoni Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Illustrator, Designer, Visual Artist

Hanya seorang siswa penggiat seni yang gemar akan dunia visual tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Eloknya Karya Seni A.I: Bagaimana Nasib Seniman?

12 Februari 2023   16:33 Diperbarui: 15 Februari 2023   11:13 1656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar A.I. yang mengalahkan karya seniman lain dalam ajang perlombaan seni Colorado, Amerika Serikat (Sumber: Belinda Teoh, 2022)

Kelumrahan tersebut pada akhirnya memercikkan batin para seniman untuk memulai sebuah gerakan virtual. Bahkan dalam sebuah unggahan twitter, Joyce Da Silva dengan nama akun @joysilvart mengagumi keindahan bentuk protes yang dilakukan oleh para seniman secara virtual.

Gerakan-gerakan unjuk rasa virtual seperti “No to A.I Generated Image” tersebut akhirnya merajarela di media sosial. Berbagai seniman-seniman terkemuka pun nampak turut serta menyokong ide untuk menolak pembuatan karya visual dengan fasilitas A.I yang sesungguhnya telah bebas digunakan oleh siapapun secara percuma.

Semua seniman merasa tak sudi dengan segala kemudahan yang ditawarkan oleh A.I yang berpotensi menjatuhkan para seniman secara utuh. Seluruh kerja keras seniman dalam studinya di bidang tersebut akan dianggap musnah.


Pada dasarnya, saya sebagai penggiat seni saja merasa tidak nyaman, apalagi para seniman professional di seluruh dunia, termasuk pemilik akun instagram di atas, @jojoesart, yang memaparkan argumennya dalam menentang A.I secara penuh.

Pertanyaan Besar: Bagaimana Nasib Seniman?

A.I dengan seluruh kecanggihannya tidak dapat dipungkiri memiliki efisiensi serta keindahan yang berpotensi melebihi manusia. Dalam segi teknik dan pengambilan referensi, menurut saya A.I adalah jagoannya. Program tersebut dapat melihat seluruh gambar yang relevan beserta referensinya dan menuahkan hal tersebut dalam karyanya.

Namun sadarkah anda bahwa A.I tersebut perlu diberikan sepenggal kalimat oleh penggunanya?

Ya, betul. A.I tidak memiliki kreativitas. Seorang pengguna program dapat saja menuliskan apapun yang mereka hendaki berdasarkan imajinasi mereka.

Secara harfiahnya, program tersebut akan mentranslasikan imajinasi tersebut menjadi seonggok karya. Sungguh tidak ada bedanya bukan, dengan teknologi yang sudah bertahun-tahun berkerja sama dengan para seniman. 

Secara konseptual seluruh pemikiran dan imajinasi dituangkan oleh para seniman dalam membuat sebuah karya ilustrasi digital dengan bantuan teknologi seperti komputer dan drawing pen.

Kita dapat menggunakan konsep ini dan menyimpulkan bahwa memang bukan komputer tersebut yang menggambar apa yang digambar oleh para seniman, melainkan seniman itu sendiri yang menuangkan idenya. Komputer dan drawing pen terkesan tak lebih sebagai sebuah alat untuk memudahkan penuangan kreativitas tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun