Mohon tunggu...
Evander Nathanael Ginting
Evander Nathanael Ginting Mohon Tunggu... Pengacara - Gadjah Mada University

Rationalist

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pro dan Kontra Naturaliasi Pemain Timnas Indonesia

16 September 2024   11:21 Diperbarui: 16 September 2024   13:25 1772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu untuk dicatat bahwa perbaikan sepak bola nasional tidak hanya bisa dilakukan dari akar rumput (bottom-up) dengan meningkatkan kualitas pembinaan pemain muda, tetapi juga bisa secara top-down. Naturalisasi pemain yang sudah punya pengalaman di liga-liga top dunia bisa menjadi katalis, meningkatkan standar dan memotivasi pemain lokal. Ketika standar permainan meningkat, pemain lokal pun akan termotivasi untuk mengejar level yang lebih tinggi.

Memang benar, kita perlu membenahi sepak bola dari level akar, menciptakan sistem pembinaan yang lebih baik di daerah-daerah seperti Papua, Maluku, dan lainnya yang punya potensi besar. Namun, strategi top-down melalui naturalisasi juga harus dilihat sebagai langkah pragmatis dalam dunia sepak bola modern. Naturalisasi bukanlah bentuk penipuan atau penghinaan, melainkan bagian dari evolusi sepak bola global.

Terkait pemain naturalisasi, saya memiliki pandangan tersendiri. Selama mereka memilih untuk berjuang dan memberikan kemampuan terbaik demi Timnas Indonesia, terlepas dari latar belakang atau alasan mereka, mereka pantas dihargai sebagai bagian dari tim. Yang terpenting adalah komitmen dan dedikasi mereka di lapangan, asal-usul mereka itu nomor sekianlah.

Jika ditanya siapa pemain naturalisasi favorit saya, jawabannya adalah Maarten Paes. Dengan fisik, refleks, dan kemampuan shot-stopping yang hampir setara dengan kiper-kiper liga top Eropa, kehadirannya di Timnas Indonesia terasa seperti kepingan puzzle yang selama ini hilang di lini pertahanan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun