Mohon tunggu...
Eva Listian
Eva Listian Mohon Tunggu... Mahasiswa - ada disini

bersikaplah dengan sederhana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Filosofi Tradisi Slametan Bancaan Weton

11 Juli 2021   19:31 Diperbarui: 11 Juli 2021   19:49 1627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

9. Bubur Tujuh Rupa

Bubur ini tediri dari bubur: merah, putih, merah silang putih, putih silang merah, putih tumpeng mera, merah tumpeng putih dan baro-baro (bubur putih yang diberi irisan gula merah dan parutan kelapa).

Bubur putih melambangkan ayah dan bubur merah melambangkan ibu. Lalu disilangkan dan menghasilkan timbal balik, maka akan muncul bubur baro-baro yang melambangkan kelahiran seorang anak. Bubur tersebut memiliki makna bahwa kita tidak boleh menyakiti dan menghianati orang tua. Serta harus berbakti kepada orang tua.

10. Uang Logam

Uang logam tersebut ditaruh dibawah daun pisang (alas tumpeng) peletakkan logam yg ditaruh dibawah memiliki makana jangan terlalu mengaungkan uang dan uang bukan segalanya.

Kesimpulannya, selametan bancaan weton merupakan tradisi yang memiliki filosofi yang sangat mendalam. Tidak hanya itu selametan bancaan weton megajarkan kita nilai moral yaitu dengan berbuat baik kepada Tuhan YME dan sesama manusia. Untuk itu sudah sepatutnya kita sebagai generasi muda melestarikan budaya tersebut agar tidak hilang termakan jaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun