3) Tunggaling Sewu Yuta (pada semua manusia dari berbagai golongan). Tujuan konseling catur murti pada tingkatan ini adalah memberikan pemahaman tentang setiap bentuk permasalahan dan apa yang sedang dialami konseli baik maupun buruk juga bisa terjadi pada semua golongan termasuk golongan wong cilik, rakyat dan kawula, setiap bentuk permasalahan dapat dihadapi dengan tenang, lapang dada, pasrah dan mantap.
b. Tingkat Penerimaan dan Pemantapan 1) Trimah mawi pasrah, (Menerima dengan pasrah). Tujuan
konseling catur murti pada tingkatan ini adalah membentuk sikap hidup konseli untuk menerima yang dilengkapi dengan sikap kepasrahan dalam menjalani tiga masa kehidupan, yaitu masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang.
2) Suwung pamrih, tebih adjrih (Tiada pamrih, tiada takut). Tujuan konseling catur murti pada tingkatan ini adalah menyirnakan rasa takut pada hal-hal yang terjadi pada masa lampau dan masa depan dengan bertindak tanpa pamrih pada masa kini.
3) Langgeng tan ana susah tan ana bungah, Antheng manteng sugeng jeneng (Abadi tiada duka, tiada suka, Tenang memusat selamat dan bertahta). Tujuan konseling catur murti pada tingkatan ini adalah adalah fenomena batin yang selalu meniadakan perasaan susah atau senang yang bersifat sementara, demi terciptanya ketenangan batin yang sebenarnya, batin yang kosong dari pamrih akan mendapatkan kebahagian yang sejati yang tidak hanya kebahagian yang bersifat duniawi.
c. Tingkat Peningkatan Motivasi
1) Digdaya tanpa Aji (Sakti tanpa ajimat). Tujuan konseling catur murti pada tingkatan ini adalah sebuah jalan menuju keselamatan sebagai manusia yang optimis dalam bertingkah laku, simpati, ramah-tamah dan mempunyai pandangan hidup yang stabil dengan menanamkan perilaku : (1) tekad (Aji tekad), (2) pasrah (Ilmu Pasrah) dan (3) do'a (Rapalipun adilipun) sebagai puncak solusi dari berbagai persoalan hidup.
2) Angalurug tanpa Bala (Menyerang tanpa bala tentara). Tujuan konseling pada tingkatan ini adalah adalah upaya pencapaian kebenaran hidup dengan tangan sendiri, karena diri pribadi mempunyai kemampuan yang dapat mengatasi berbagai persoalan hidup dengan kebulatan tekad, cinta kasih (tekad asih) kepada sesama, untuk menciptakan diri yang tenang (shantih) dalam mengarungi kehidupan.
3) Menang tanpa ngasorake (Menang tanpa merendahkan). Tujuan konseling pada tingkatan ini adalah merupakan sebuah kekuatan jiwa dan citra kedamaian agar tidak gegabah, sombong, tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, sebagai upaya mencapai kemenangan sejati, kemenangan yang dimiliki oleh manusia yang berhati nurani.
mekanisme pengubahan tingkah laku
Untuk mengejawantahkan hakikat dan tujuan konseling catur murti, disusun mekanisme pengubahan konseling catur murti. Mekanisme pengubahan diklasifikasikan dalam pembahasan sebagai berikut: (1) Teknik-teknik konseling catur murti dan (2) Tahap-tahap konseling catur murti.