Mohon tunggu...
Eva susanti
Eva susanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Darul Ulum jombang

Saya Adalah mahasiswa aktif Universitas darul ulum jombang semester 7

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prosedur Pengubahan Tingkah Laku dalam Konseling Catur Murti

2 November 2024   22:06 Diperbarui: 3 November 2024   09:35 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mahasiswa semester 7 universitas darul ulum jombang

1. Eva susanti

2. Wiwik Sulastri

Konseling catur murti merupakan konstruksi teoritis dari maran alihung Raden Mas Panji Sosrokartono yang terkemas dalam tuntunan moral budi daya yang penuh kebijakan dan haluan hidup untuk mewujudkan kesempurnaan hidup, ketenangan jiwa dalam mengolah batin dan rasa manusia.

Tujuan konseling catur murti pada hakikatnya merupakan miniatur dari tujuan hidup manusia yang disusun untuk menentukan langkah tujuan hidup (tujuaning lampah), serta mengaplikasikan faktor-faktor yang membantu diri dalam mengembangkan kekuatan untuk menjalani kehidupan.

Tujuan Umum Konseling Catur Murti

konseling umum Tujuan catur murti adalah menyelaraskan empat komponen jiwa manusia yang terdiri dari pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan dengan jalan anglaras batos soho raos, yaitu menyelaraskan antara perasaan dan pikiran, untuk menghasilkan perkataan dan perbuatan luhur dan mengagumkan, yang membawa manusia pada kondisi jiwa yang damai dan semakin indah.

tujuan khusus 

a. Refleksi dan Penyadaran

1) Ngupadosi Padang ing Peteng (Memberikan penerang dalam pribadi yang gelap atau bermasalah). Tujuan khus konseling catur murti pada tingkatan ini memberikan penerangan dan pemahaman diri dalam penyelesaian masalah konseli, dengan mendalami arti kehidupan serta mengambil hikmah pada segala dinamika atau peristiwa peristiwa yang terjadi.

2) Ngupadosi Seneng ing Sengsara (Memberikan kebahagian dalam pribadi yang bermasalah). Tujuan khusus konseling catur murti pada tingkatan ini adalah bentuk refleksi dan penghayatan setiap permasalahan (kesengsaraan) yang diderita, dengan mengadakan pergantian cara pandang konseli pada diri yang bermasalah menjadi pribadi yang terbebas dari masalah sebagai kesadaran diri untuk memahami perannya sebagai bagian dari kehidupan.

3) Tunggaling Sewu Yuta (pada semua manusia dari berbagai golongan). Tujuan konseling catur murti pada tingkatan ini adalah memberikan pemahaman tentang setiap bentuk permasalahan dan apa yang sedang dialami konseli baik maupun buruk juga bisa terjadi pada semua golongan termasuk golongan wong cilik, rakyat dan kawula, setiap bentuk permasalahan dapat dihadapi dengan tenang, lapang dada, pasrah dan mantap.

b. Tingkat Penerimaan dan Pemantapan 1) Trimah mawi pasrah, (Menerima dengan pasrah). Tujuan

konseling catur murti pada tingkatan ini adalah membentuk sikap hidup konseli untuk menerima yang dilengkapi dengan sikap kepasrahan dalam menjalani tiga masa kehidupan, yaitu masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang.

2) Suwung pamrih, tebih adjrih (Tiada pamrih, tiada takut). Tujuan konseling catur murti pada tingkatan ini adalah menyirnakan rasa takut pada hal-hal yang terjadi pada masa lampau dan masa depan dengan bertindak tanpa pamrih pada masa kini.

3) Langgeng tan ana susah tan ana bungah, Antheng manteng sugeng jeneng (Abadi tiada duka, tiada suka, Tenang memusat selamat dan bertahta). Tujuan konseling catur murti pada tingkatan ini adalah adalah fenomena batin yang selalu meniadakan perasaan susah atau senang yang bersifat sementara, demi terciptanya ketenangan batin yang sebenarnya, batin yang kosong dari pamrih akan mendapatkan kebahagian yang sejati yang tidak hanya kebahagian yang bersifat duniawi.

c. Tingkat Peningkatan Motivasi

1) Digdaya tanpa Aji (Sakti tanpa ajimat). Tujuan konseling catur murti pada tingkatan ini adalah sebuah jalan menuju keselamatan sebagai manusia yang optimis dalam bertingkah laku, simpati, ramah-tamah dan mempunyai pandangan hidup yang stabil dengan menanamkan perilaku : (1) tekad (Aji tekad), (2) pasrah (Ilmu Pasrah) dan (3) do'a (Rapalipun adilipun) sebagai puncak solusi dari berbagai persoalan hidup.

2) Angalurug tanpa Bala (Menyerang tanpa bala tentara). Tujuan konseling pada tingkatan ini adalah adalah upaya pencapaian kebenaran hidup dengan tangan sendiri, karena diri pribadi mempunyai kemampuan yang dapat mengatasi berbagai persoalan hidup dengan kebulatan tekad, cinta kasih (tekad asih) kepada sesama, untuk menciptakan diri yang tenang (shantih) dalam mengarungi kehidupan.

3) Menang tanpa ngasorake (Menang tanpa merendahkan). Tujuan konseling pada tingkatan ini adalah merupakan sebuah kekuatan jiwa dan citra kedamaian agar tidak gegabah, sombong, tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, sebagai upaya mencapai kemenangan sejati, kemenangan yang dimiliki oleh manusia yang berhati nurani.

mekanisme pengubahan tingkah laku

Untuk mengejawantahkan hakikat dan tujuan konseling catur murti, disusun mekanisme pengubahan konseling catur murti. Mekanisme pengubahan diklasifikasikan dalam pembahasan sebagai berikut: (1) Teknik-teknik konseling catur murti dan (2) Tahap-tahap konseling catur murti.

Teknik-teknik dalam konseling catur murti dirancang dan dikembangkan dalam rangka membantu konseli menyelaraskan pikiran dan perasaan atas permasalahan yang dihadapi, untuk menciptakan kemurnian berpikir yang menghasilkan perkataan dan perbuatan luhur dan mengagumkan.

Tahap 1: Memberikan Tirta Husada, Berdo'a atau menjalankan ritual, Kontemplasi dan Penjalinan Relasi

Tahap II: Penggalian Potensi-Potensi dalam Diri dan Assesment Permasalahan

Tahap III: Pemberian Treatment dan Aplikasi Teknik konseling catur murti

Tahap IV: Pergelaran Acara Wungon, Terbentuknya Self Support, Tindakan Preserfatif, Implementasi Hasil dan Tindak Lanjut Kegiatan

Konseling

Kesimpulan:

bahwa pendekatan ini merupakan metode konseling berbasis nilai-nilai kebijaksanaan Jawa, yang berfokus pada penyelarasan aspek-aspek utama jiwa manusia: pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan. Tujuan utamanya adalah mencapai keharmonisan batin dan ketenangan jiwa melalui refleksi, penerimaan, dan pengembangan motivasi. 

Dengan tahapan-tahapan konseling yang terstruktur, Konseling Catur Murti membantu konseli menggali potensi diri, mengatasi masalah dengan ikhlas, dan menghadapi hidup dengan penuh kebijaksanaan tanpa pamrih atau rasa takut. Melalui pendekatan ini, konseli diharapkan dapat mencapai kondisi batin yang damai, stabil, dan penuh makna, sehingga mampu menjalani kehidupan yang seimbang dan harmonis.

Corey, G. 2011.Teori & Praktek Konseling & Psikoterapi, Jakarta: PT. Indeks, 

Giantina,et al. 2011. Teori & Teknik Konseling, Jakarta: Indeks,

Hidayat, R, 2011. Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian Dalam Konseling, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

Habsy, B.A. 2020. Konstruksi Konseling Catur Murti Berdasarkan Ajaran Adiluhung Raden Mas Panji Sosrokartono. Disertasi. Universitas Negeri Malang.

Hanurawan, F. 2012. Filsafat Ilmu Psikologi. Malang: BKP Universitas Negeri Malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun