Teknik-teknik dalam konseling catur murti dirancang dan dikembangkan dalam rangka membantu konseli menyelaraskan pikiran dan perasaan atas permasalahan yang dihadapi, untuk menciptakan kemurnian berpikir yang menghasilkan perkataan dan perbuatan luhur dan mengagumkan.
Tahap 1: Memberikan Tirta Husada, Berdo'a atau menjalankan ritual, Kontemplasi dan Penjalinan Relasi
Tahap II: Penggalian Potensi-Potensi dalam Diri dan Assesment Permasalahan
Tahap III: Pemberian Treatment dan Aplikasi Teknik konseling catur murti
Tahap IV: Pergelaran Acara Wungon, Terbentuknya Self Support, Tindakan Preserfatif, Implementasi Hasil dan Tindak Lanjut Kegiatan
Konseling
Kesimpulan:
bahwa pendekatan ini merupakan metode konseling berbasis nilai-nilai kebijaksanaan Jawa, yang berfokus pada penyelarasan aspek-aspek utama jiwa manusia: pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan. Tujuan utamanya adalah mencapai keharmonisan batin dan ketenangan jiwa melalui refleksi, penerimaan, dan pengembangan motivasi.Â
Dengan tahapan-tahapan konseling yang terstruktur, Konseling Catur Murti membantu konseli menggali potensi diri, mengatasi masalah dengan ikhlas, dan menghadapi hidup dengan penuh kebijaksanaan tanpa pamrih atau rasa takut. Melalui pendekatan ini, konseli diharapkan dapat mencapai kondisi batin yang damai, stabil, dan penuh makna, sehingga mampu menjalani kehidupan yang seimbang dan harmonis.
Corey, G. 2011.Teori & Praktek Konseling & Psikoterapi, Jakarta: PT. Indeks,Â
Giantina,et al. 2011. Teori & Teknik Konseling, Jakarta: Indeks,