Mohon tunggu...
Euri Ametsa
Euri Ametsa Mohon Tunggu... Buruh - manusia biasa

Mencoba menulis kembali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sesaat Sebelum Kamu Mati

2 Oktober 2018   22:19 Diperbarui: 2 Oktober 2018   22:24 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pixabay.com

Cucu kakek tua tersebut tercenung. Tidak biasanya kakeknya ingin makan makanan mahal. Malahan, kakeknya adalah seseorang yang amat ketat, hemat, dan lebih memperhatikan tercukupinya kebutuhan dibandingkan gengsi. Terutama semenjak keadaan mereka yang dulunya berkecukupan, telah lama hancur. Sehingga membuat mereka tertatih-tatih hanya untuk menjalani hidup.

"Tumben kek. Bukannya kakek pernah marah ke Ana gara-gara makan makanan yang hargnyaa mahal itu. Kenapasekarang kakek malah mengajak Ana ke sana?" tanya cucunya, menyindir secara halus meski di dalam hati dia senang sekali dengan ajakan tersebut.

Kakek tua tersebut tersenyum. Memandangi televisi yang masih menayangkan tentang kematian seseorang yang pernah menjadi mimpi buruk baginya dan bagi banyak orang, meskipun hanya beberapa orang yang menyadari mimpi buruk tersebut.

"Tidak mengapa Ana. Makanan mewah boleh ada, tapi hanya di hari yang spesial dan penting."

Si kakek terdiam sesaat sembari masih memandangi televisi.

"Dan,hariiniadalahsalahsatuhari yang paling spesialdan terpenting dalamhidupkakek."

Ana tidak menanggapi kata-kata kakeknya. Dia terpana melihat airmata yang mengalir dari sudut mata kakeknya, diiringi sebuah senyum yang menemani tangisan tanpa suara tersebut.

Bersamaan dengan tangisan kakek tua itu, tangisanmu telah berganti dengan air mata darah. Entah sampai kapan. Kamu tidak akan pernah tahu, dan hanya berharap semua siksaan yang kamu alami saat ini akan berakhir secepat mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun