Untuk mengumpulkan kembali botol plastik kemasan, Aqua menggandeng beberapa pihak seperti 1100 pemulung dan 85 lapak pengepul sampah. Botol-botol yang terkumpul akan diolah di Lepang dan Balipet.
Setelah botol terkumpul, akan ditimbang dan diberi nama pemasok. Untuk selanjutnya masuk proses sortir. Proses tersebut dimaksudkan untuk memisahkan botol yang layak dan tidak layak. Prinsip bottle to bottle membuat Balipet harus melakukan seleksi secara ketat untuk menjaga kualitas botol daur ulang yang dihasilkan.
Botol plastik yang pernah dipakai untuk menyimpan jamu, oli atau bensin adalah contoh botol yang tidak layak didaur ulang. Botol yang tak layak meskipun dikembalikan ke penyalur masih tetap bisa didaur ulang menjadi benang poliester, senar dan lain sebagainya. Proses ini dilakukan oleh pihak lain. Sementara Balipet fokus pada mengolah bahan baku produksi botol daur ulang.
Setelah disortir botol kemudian ditimbang untuk menentukan upah tukang sortir. Proses selanjutnya botol akan melalui proses giling. Di Balipet proses penggilingan hanya memakai air bersih. Tidak pakai bahan kimia apapun.
Setelah digiling dan bersih, cacahan botol plastik akan dikemas dan siap dikirim ke PT. Namasindo Plastic di Bandung. Di sanalah, cacahan botol plastik tersebut akan diolah menjadi botol plastik kembali.
Di Namasindo, cacahan botol plastik diproses menggunakan teknologi tinggi menjadi botol recycled 100 %. Penggunaan sinar inframerah dilakukan untuk proses mengeliminasi kontaminan pada cacahan botol. Contoh kontaminan titik hitam di cacahan botol. Titik hitam ini akan ditembak dengan inframerah.Â
Untuk memastikan hasil akhir botol daur ulang bebas kontaminan, flakes atau cacahan botol melalui proses SSP (solid state polymerization) selama beberapa hari. Setelah itu cacahan diproses menjadi biji plastik dan dibuat menjadi botol recycled.Â